Berita Kubar Terkini

Toko Adat Intu Lingau Sebut Batu Apoy di Wilayah Hutan Intu Lingau Bukan Situs Peninggalan Sejarah

Batu tersebut, kata warga adalah batu kapur biasa. "Batu Apoy Itu bukan situs. Bisa dicek tidak ada situs," ujar Karmidi (54) mewakili tokoh adat kamp

Penulis: Febriawan | Editor: Nur Pratama
TribunKaltim.co/Febriawan
Nampak masyarakat adat Intu Lingau, memberikan klarifikasi bahwa di lokasi hutan mereka tidak ada Situs atau peninggalan sejarah, Sabtu (6/7/2024). 

TRIBUNKALTIM.CO, SENDAWAR - Masyarakat Kampung Intu Lingau, Kecamatan Nyuatan, Kutai Barat (Kubar), Sabtu (6/7/2024) menjelaskan, jika keberadaan batu apoy di wilayah hutan Intu Lingau, bukan merupakan situs atau peninggalan sejarah.

Batu tersebut, kata warga adalah batu kapur biasa. "Batu Apoy Itu bukan situs. Bisa dicek tidak ada situs," ujar Karmidi (54) mewakili tokoh adat kampung Intu Lingau.

Ia bersama warga Intu Lingau secara gamblang menegaskan, jika di areal hutan intu Lingau atau hutan Tinuq, Perguleng, Greh, merame sorau, Winau dan Batu Apoy, yang merupakan areal pertanian dan perkebunan warga. Tidak terdapat Situs apa pun di areal ini.

"Bisa di cek. Contoh di Kampung sini maupun di mana di areal ini tidak ada situs," jelasnya.

Baca juga: Sekda Kutai Barat Ayonius Imbau Warga Jaga Kondusifitas Jelang Pilkada Kubar 2024

Seperti yang diketahui, beredar kabar, bahwasanya arel pertanian milik warga di kawasan Hutan Intu Lingau terdapat situs. Dan situs itu telah rusak akibat aktifitas warga setempat.

Menyikapi hal itu warga secara tegas membantah pernyataan itu. Bahwasanya pernyataan itu hanya disebarkan oleh orang tidak bertanggungjawab.

Menurut Karmidi, bersama warga pemilik lahan itu membantah tegas, jika batu Apoy bukanlah situs seperti yang dikabarkan.

Ia mengaku, pihaknya sangat mengerti hal itu. Jika benar itu situs warga sekarang maupun terdahulu tidak akan merembah areal itu.

"Kami juga tahu. kami tidak mungkin berani menebang kayu, berladang dan bertani di situ, apabila itu situs," kata dia.

Di mana di dalam hutan itu terdapat pohon buah warisan leluhur yang merupakan warisan dari orang tua terdahulu. "Jadi bohong kalau itu adalah situs," tegasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved