Berita KaltimTerkini
BKKBN Kaltim Gencar Sosialisasi Agar Masyarakat Tidak Takut ber-KB, Tidak Berbahaya Bagi Kesehatan
Metode KB sendiri meliputi penggunaan pil kontrasepsi oral (pil KB), implan, suntik, spiral, kondom dan lain sebagainya
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Program Keluarga Berencana (KB) masih menjadi metode pengendalian penduduk utama yang dijalankan Pemerintah Indonesia guna menciptakan keluarga emas.
Metode KB sendiri meliputi penggunaan pil kontrasepsi oral (pil KB), implan, suntik, spiral, kondom dan lain sebagainya.
Meski menjadi pilihan aman bagi keluarga, namun nyatanya serapan penerapan KB di Indonesia termasuk Provinsi Kalimantan Timur masih cukup rendah.
Sebelumnya Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim, Sunarto menyebutkan capaian KB atau akseptor di Benua Etam per April 2024 baru mencapai 17,39 persen atau 11.309 akseptor dari target 65.022 akseptor.
Baca juga: Kisah Anak Samarinda Aryan Khayri Ferdiansyah Diterima Kuliah di 9 Kampus Luar Negeri
Ada beberapa alasan masyarakat Kaltim enggan menggunakan metode kontrasepsi.
Sejumlah perempuan mengaku tidak tahu cara ber-KB, takut bentuk badan berubah, beberapa kali kebobolan hingga termakan isu alat kontrasepsi bisa menyebabkan kanker.
"Saya tidak mau KB karena takut jadi gendut dan merubah penampilan," kata Imelda (40) warga Kota Bontang.
Lain lagi dengan Anna (45) yang mengaku sempat menggunakan kontrasepsi spiral namun tetap kobobolan bahkan ia mengklaim alat pencegah kehamilan itu berpindah tempat.
"Perut saya sakit sampai harus minta dokter cari (spiralnya). Sempat dengar juga ada teman spiralnya bekarat. Mau pake pil malah jadi gendut, makanya tidak mau (KB) lagi," kata warga Kecamatan Samarinda Utara tersebut.
Tidak hanya itu, sejumlah postingan edukasi yang mengatakan KB dapat meningkatkan risiko kanker nyatanya berhasil meracuni pikiran sejumlah perempuan.
Menanggapi itu, Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim Sunarto menegaskan bahwa alat kontrasepsi yang terpasang dengan benar tidak akan bisa bergeser, berkarat apalagi menyebabkan kanker.
"Parah ini. Informasi dari mana itu? Apa masuk akal pemerintah mau menciptakan program yang mencelakai masyarakat?" Tanyanya penuh heran kepada Tribunkaltim.co, Kamis (18/7/2024).
Ia menekankan alat kontrasepsi dipastikan aman apabila dipasang oleh tenaga profesional.
Pihaknya menduga asumsi-asumsi tersebut bisa dijadikan pembenaran pribadi oleh orang-orang yang tidak ingin berKB.
"Kalau isu itu muncul di sosial media, maka kami juga akan gencar lakukan sosialisasi di sosmed," tegasnya.
KONI Kaltim Kembali Gelar Pelatihan Pelatih Fisik Gelombang Kedua 11-16 Desember 2024 |
![]() |
---|
Putusan MK Terbaru Diapresiasi, Pusdiksi Fakultas Hukum Unmul Minta Pemerintah–DPR Tak ‘Bersiasat’ |
![]() |
---|
Peserta MTQN Sulit ke Samarinda dan Balikpapan, Pemprov Kaltim Minta Penambahan Jadwal Penerbangan |
![]() |
---|
Pokja 30 Minta Pemprov Kaltim Lebih Inovatif, Naikkan Indeks Daerah di Litbang Kemendagri |
![]() |
---|
Adakan Rapat Dengar Pendapat, Komisi IV DPRD Kaltim Bahas Mekanisme PPDB |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.