Fakta Lukisan The Last Supper Karya Leonardo da Vinci yang Diparodikan di Olimpiade Paris 2024

TRIBUNKALTIM.CO - Kecaman datang dari berbagai kalangan yang menilai upacara pembukaan tersebut menghina umat Kristiani.

Berikut fakta mengenai lukisan The Last Supper karya Leonardo da Vinci.

Sejumlah sumber, termasuk dari situs Leonadrodavinci.net menyebut bahwa lukisan The Last Supper merupakan interpretasi dari kisah nyata Yesus Kristus, yang tercatat dalam kitab Injil.

Lukisan menggambarkan malam sebelum salah satu Yesus dikhianati muridnya. Malam itu, Yesus menjamu murid-muridnya dengan roti dan anggur.

lukisan The Last Supper atau Perjamuan Terakhir dipesan oleh bangsawan Milan, Ludovico Sforza untuk biara Dominika di Santa Maria delle Grazie.

Baca juga: Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024 Tuai kritik, Dinilai Hina Umat Kristiani

The Last Supper begitu mencolok karena sudut pandang lukisannya, yang seakan mengundang penikmatnya untuk langsung masuk ke dalam adegan dramatis.

Untuk mencapai ilusi ini, da Vinci menancapkan paku ke dinding, lalu mengikatkan tali padanya untuk membuat tanda dalam menciptakan sudut lukisan.

Lukisan tersebut memiliki dimensi 8,8 meter x 4,6 meter. Hal tersebut membuat lukisan tersebut menjadi karya lukis dengan dimensi terbesar yang dibuat Da Vinci.

Baca juga: Makna Seragam Indonesia dalam Upacara Olimpiade Paris 2024

Secara estetika, lukisan ini menuai banyak pujian karena dapat menghadirkan detil di lukisan berukuran besar.

Detil ekspresi yang tergambar dari para murid Yesus juga membuat The Last Supper banyak disebut sebagai salah satu lukisan ekspresif pertama yang pernah ada.

Dibalik kehebohan dalam Olimpiade Paris 2024 yang menuai banyak kritik, Leonardo da Vinci merupakan salah satu pelukis hebat era Renaisans, yang karya-karyanya populer sampai sekarang.(*)