Berita Mahulu Terkini
Pemkab Mahulu Adakan Upacara Taptu dan Pawai Obor, Tradisi Menyambut Kemerdekaan RI
Tingkat Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), kegiatan ini nantinya akan dipusatkan di Kampung Ujoh Bilang, kecamatan Long Bagun
Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Upacara Penetapan Waktu (Taptu) dan pawai obor merupakan tradisi setiap menyambut hari kemerdekaan.
Di tingkat Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), kegiatan ini nantinya akan dipusatkan di Kampung Ujoh Bilang, kecamatan Long Bagun.
Asisten 1 Pemkab Mahulu, Agustinus Teguh Santoso mengatakan untuk teknis kegiatan akan ditangani oleh bagian Kesbangpol.
Ia menyebut sebenarnya kegiatan ini pernah dilakukan oleh Pemkab Mahulu sebelumnya.
Baca juga: Anggota DPRD Mahulu Kaltim Resmi Dilantik, Wabub: Kepentingan Masyarakat Harus Diutamakan
"Tapi prinsipnya karena itu menjadi bagian keseluruhan dari panitia HUT RI Ke-79 kabupaten Mahulu. Jadi kegiatan patuh atau pawai obor ini sebetulnya tiga tahun yang lalu pernah diselenggarakan," katanya, Selasa (13/8/2024).
Namun, akibat Covid jadi seluruh kegiatan umum masyarakat dibatasi. Utamanya untuk mengadakan keramaian-keramaian secara umum, sehingga tidak mengadakan kegiatan ini.
Menurutnya kegiatan ini bertujuan untuk mengenang semangat para pejuang selama berperang memperjuangkan kemerdekaan ditengah gelap gulita.
"Tapi karena Covid sudah lewat ini dimunculkan lagi untuk kegiatan patuh atau pawai obor. Karena pada prinsipnya tujuannya ya untuk mengenang bagaimana pasukan yang memperjuangkan kemerdekaan itu perang gerilya," jelasnya.
Ia menyebut inti pelaksanaan kegiatan ini untuk mengenang jasa para pahlawan.
Perang gerilya adalah sebuah perjuangan pahlawan untuk melawan Belanda dengan cara berpindah-pindah.
"Perang gerilya ini kan jalan malam hari, di hutan-hutan dimana untuk nanti melawan Belanda. Nah ini perjuangannya yang pindah dan berjalan kemana-mana," ujarnya.
Perjuangan itu dapat dikenang melalui kegiatan pawai obor.
Kadang-kadang para pejuang itu harus melewati malam menggunakan obor untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
"Nah itu tujuannya untuk mengingatkan kembali para generasi muda bahwa dulu kegiatan semacam itu dilaksanakan oleh para pejuang-pejuang kita yaitu melalui perang gerilya. Kadang mereka malam hari harus berpindah untuk menghindari serangan Belanda," tuturnya.
Perjuangan para pejuang meraih kemerdekaan tak tanggung-tanggung, mereka harus berpindah-pindah dengan berjalan kaki dengan hanya menggunakan obor sebagai penerangnya.
"Soalnya kalau terlalu gemerlap nanti ketahuan sama Belanda. Intinya kita mengadakan itu untuk mengenang kegiatan perang gerilya," kisahnya mengenang masa sebelum kemerdekaan.
"Ini kita selenggarakan dengan mengajak OPD-OPD, anak-anak sekolah. Supaya kembali rasa nasionalisme, rasa perjuangannya yang gigih tidak pantang menyerah," imbuhnya. (*)
BPK Lakukan Pemeriksaan Kinerja di Mahakam Ulu, Soroti Masalah Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Harga Beras Tembus Rp1,3 Juta, Pemkab Mahakam Ulu Berharap Rekomendasi BPK |
![]() |
---|
BPK Kaltim Soroti Ketahanan Pangan Mahakam Ulu, 554 Rekomendasi Belum Tuntas |
![]() |
---|
DPRD Mahakam Ulu Kaltim Matangkan Pemetaan Wilayah Pertambangan Rakyat |
![]() |
---|
DPRD Mahakam Ulu Matangkan Persiapan Tapak Rumah Sakit Tipe C, Tahun 2027 Mulai Dibangun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.