Berita Viral
Nasib Joni Pemanjat Tiang Bendera Viral, Sosoknya Dilupakan Jokowi yang Dulu Janjikan Masuk TNI
Sosok Joni pemanjat tiang bendera yang viral gagal masuk TNI ternyata dilupakan Presiden Jokowi.
TRIBUNKALTIM.CO - Sosok Joni pemanjat tiang bendera yang viral gagal masuk TNI ternyata dilupakan Presiden Jokowi.
Dulu, aksi heroiknya membuat Joni viral usai memanjat tiang bendera untuk memperbaiki tali pada perayaan Hari Kemerdekaan di Nusa Tenggara Timur terjadi enam tahun lalu.
Dari aksinya itu mengantarkan Joni bertemu langsung dengan Jokowi di Istana Negara.
Saat itu, Jokowi menjanjikan Joni bisa masuk menjadi prajurit TNI.
"Jadi tentara? Baik, nanti langsung daftar ke Panglima. Kamu pasti diterima. Jaga kesehatanmu ya," jawab Presiden Jokowi dikutip dari arsip Sekretaris Kabinet, Rabu (14/8/2024).
Baca juga: Joni Pemanjat Tiang Bendera yang Viral Gagal Tes TNI Lanjut Ikuti Seleksi, Bakal Terapi Tinggi Badan
Namun ketika beranjak dewasa, Joni pemanjat tiang bendera pun mengikuti seleksi TNI pada 2024 dan dinyatakan tidak lolos.
Joni tidak lolos karena tinggi badannya hanya 157 cm.

Kegagalan tersebut pun membuat Joni menagih janji Jokowi yang pernah diucapkan sang Presiden pada enam tahun lalu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Jokowi justru tampak lupa akan sosok bocah yang pernah diundangnya enam tahun lalu.
"Joni tuh siapa?," kata Jokowi saat Resmikan Plaza Seremoni Sumbu Kebangsaan IKN. Dikutip dari Breaking News KompasTV, Rabu (14/8/2024).
Soal nasib Joni, Jokowi mengatakan bahwa semua hal mempunya mekanisme dan aturan masing-masing.
"Semua ada aturannya," lanjutnya.
Jokowi pun lantas meminta wartawan untuk bertanya langsung kepada Panglima TNI Agus Subiyanto yang berada di belakangnya.
"Serahkan ke Panglima (TNI), itu ada Panglima," ujarnya.
Untuk diketahui, TNI telah memberikan kesempatan kepada Joni untuk mengikuti seleksi pada 2024.
Joni juga diberi kesempatan untuk melanjutkan rangkaian tes yang digelar di Kupang, wilayah Korem 161/WS.
"Utamanya karena tinggi badan persyaratan minimal 163 sentimeter," ujar Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Kolonel Inf Agung Udayana, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (6/8/2024).
"Sedangkan daerah tertinggal seperti di wilayah NTT dengan ketentuan khusus 160 sentimeter, sedangkan yang bersangkutan tingginya hanya 155,8 sentimeter. Namun ini masih tahap administrasi," sambungnya.
Menurutnya, piagam penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud berkat aksi heroik Joni, akan menjadi bahan pertimbangan TNI AD.
Sementara, tes yang akan dijalani Joni selanjutnya meliputi tes kesehatan, postur, jasmani dan akademik hingga psikotes.
Dari serangkaian tes itu, akan digali potensi terkuat dari pemuda yang kini berusia 19 tahun tersebut.
"Nah kalau memang ada poin-poin potensi yang bersangkutan sebagai keunggulan khusus yang bisa menutup kekurangan tadi, ya kita laporkan ke Mabes AD," jelas dia.
"Oleh karenanya, Joni tetap diikutkan.
Nanti kita nilai secara keseluruhannya, kemudian datanya kita sampaikan ke Mabes AD. Mabes AD yang berikan keputusan," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, Joni mengaku tidak lolos tes masuk TNI Angkatan Darat (AD) karena tinggi badannya kurang.
"Saya tidak lolos tes karena tinggi badan saya hanya 157 sentimeter," ungkapnya, Minggu (4/8/2024). Padahal, Joni bercita-cita kuat untuk menjadi tentara.
Bahkan, ia tinggal bersama salah satu anggota TNI di asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 744 Satya Yudha Bakti.
Ia mengaku selalu rajin berolahraga dan hidup penuh disiplin.
Setelah lulus dari SMA Negeri 1 Atambua pada 2024, Joni langsung berangkat ke Kota Kupang untuk mengikuti seleksi Penerimaan Bintara TNI AD.
Dijanjikan Jokowi
Sebelumnya, kisah Joni sempat viral karena memanjat tiang bendera pada saat upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Waktu itu dia sempat dijanjikan Presiden Jokowi masuk TNI saat kecil.
Joni merasa sedih lantaran justru gagal dalam tes TNI meski sudah dijanjikan Presiden Jokowi langsung lulus.
Ia lantas menceritakan kembali pengalamannya yang dijanjikan Presiden Jokowi menjadi TNI saat besar.
"Saya ditanya langsung oleh bapak Presiden mau minta apa ke bapak Presiden, saya jawab yang pertama minta sepeda.
Dan yang kedua minta perbaiki rumah dan yang ketiga ditanya Bapak Presiden cita-cita kamu apa.
Saya langsung menjawab cita cita saya menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia, langsung dijawab bapak Presiden 'kamu langsung daftar aja ke Panglima TNI langsung diterima'.
Dari situ saya ketemy bapak Panglima TNI dan diprioritaskan masuk tentara, dan pada tahun 2024 saya mengikuti tes saya gagal," katanya dilansir dari akun instagran @terang_media, Senin (5/8/2024).
Karena tak lolos, Joni merasa kecewa.
Joni bahkan meminta bantuan dari Presiden Jokowi dan Panglima TNI agar meloloskannya.
"Saya minta bantuan kepada bapak Presiden dan Panglima serta jajarannya minta bantuan loloskan saya sebagai anggota TNI, sekian dan terima kasih," tutupnya.
Kisah Joni diketahui publik setelah video aksi keberaniannya viral di media sosial, tahun 2018 lalu.
Pada saat itu, Joni merupakan pelajar kelas 1 SMP Negeri Silawan.
Joni memberanikan diri memanjat tiang bendera setelah tali yang akan digunakan untuk mengikat Bendera Merah Putih terlepas dan tersangkut di ujung tiang bendera.
Saat upacara itu, Wakil Bupati Belu JT Ose Luan meminta Joni untuk naik ke atas podium.
"Saya bangga dengan perjuangan dia (Joni) memanjat tiang bendera.
Saya katakan ke dia bahwa perjuangan para pahlawan dulu untuk memperjuangan negara ini begitu besar," tutur Ose.
Biodata
Nama: Yohanes Gama Marchal Lau
Nama panggilan: Joni
Umur: 20 tahun
Sekolah:
- SMP Negeri Silawan
- SMAN 1 Atambua
Alamat: Atambua, Kabupaten Belu, NTT
Artikel ini telah tayang di PosBelitung.co dengan judul Biodata Joni, Pemanjat Tiang Bendera Tagih Janji Jokowi Usai Gagal Masuk TNI Gegara Kurang Tinggi.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul 6 Tahun Lalu Janjikan Joni Masuk TNI, Jokowi Ungkap Nasib Sang Pemanjat Tiang Bendera usai Tak Lolos.
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.