Berita Kukar Terkini

Pemadaman Kebakaran Pabrik Pengolah BBM Diesel di Kukar Butuh Belasan Jam, Diduga Akibat Human Error

Pemadaman kebakaran pabrik pengolah BBM diesel di Kutai Kartanegara butuh belasan jam, diduga akibat human error.

Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Diah Anggraeni
HO/Disdamkarmatan Kukar
Petugas pemadam kebakaran harus berjibaku hingga belasan jam untuk memadamkan kebakaran pabrik pengolah BBM diesel milik PT BME di Desa Jongkang, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara. 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Petugas pemadam kebakaran (damkar) harus berjibaku hingga belasan jam untuk memadamkan kebakaran pabrik pengolah bahan bakar minyak (BBM) diesel milik PT BME di Desa Jongkang, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar).

Kebakaran yang berawal sejak Rabu (21/8/2024) pukul 09.00 WITA itu baru bisa dikuasai sepenuhnya hingga nyaris berganti hari atau pukul 23.40 Wita.

Artinya, petugas damkar mesti berjibaku dengan api sampai 15 jam.

Kepala Disdamkarmatan, Fida Hurasani mengatakan, pihaknya bakal standby di lokasi sampai api benar-benar padam untuk mengantisipasi adanya api susulan.

Total sembilan unit mobil damkar dikerahkan, bersama seluruh anggota dan relawan untuk membantu mempercepat proses pemadaman. 

“Api sudah bisa dikuasai. Namun memang, api sulit untuk dipadamkan karena media yang terbakar adalah bahan bakar minyak," ujarnya, Kamis (22/8/2024).

Baca juga: Duel 15 Jam Petugas Damkar vs Kebakaran Pabrik Pengolah BBM Diesel di Kukar, Cek Penyebab Ledakan

Diduga karena Human Error

Sementara itu, Direktur PT BME, Giarto menyampaikan belum dapat memberikan informasi pasti penyebab kebakaran.

Namun, dugaan awal menunjukkan bahwa insiden ini kemungkinan disebabkan oleh kesalahan manusia (human error).

Giarto juga mengungkapkan rasa syukurnya karena api berhasil dikendalikan dengan cepat oleh tim pemadam. 

“Dari awal, api sudah dikendalikan dengan baik, meski proses pemadaman memerlukan waktu karena harus dilakukan secara bertahap untuk menurunkan suhu secara aman,” jelasnya.

Giarto menambahkan bahwa dugaan awal api muncul akibat masalah pada salah satu mesin yang tidak sedang dioperasikan. 

Baca juga: Diduga Overdosis Miras Oplosan, Usro Ditemukan tak Bernyawa di Terminal Tenggarong Kukar

Produksi di pabrik tersebut berlangsung selama 24 jam, namun tidak semua mesin beroperasi secara bersamaan. 

“Ada gas yang lupa tertutup, awalnya kami kira tidak akan terjadi apa-apa. Tapi karena gas tersebut terbuka, terjadi tekanan berlebih yang akhirnya menyebabkan ledakan," jelas Giarto.

"Mesin yang bermasalah justru yang sedang mati, namun hal ini mempengaruhi mesin lainnya yang sedang aktif,” sambungnya.

Saat ini, PT BME berencana untuk melakukan penelitian lebih lanjut guna memastikan penyebab pasti dari kebakaran tersebut.

Pihak perusahaan akan berkoordinasi dengan pihak terkait dan tim teknis untuk menindaklanjuti insiden ini. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved