Pilkada Jakarta 2024
Siapa Pramono Anung? Profil dan Alasan Lebih Dipilih PDIP Ketimbang Anies di Pilkada Jakarta 2024
Terjawab sudah siapa Pramono Anung, ini profil dan alasan lebih dipilih PDIP ketimbang Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.
TRIBUNKALTIM.CO - Terjawab sudah siapa Pramono Anung, ini profil dan alasan lebih dipilih PDIP ketimbang Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.
Sejumlah hal menarik akan terungkap bila bicara siapa Pramono Anung, terutama soal sepak terjang di dunia politik bersama PDIP.
Kelebihan Pramono Anung ketimbang Anies Baswedan diungkap Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Hasto menngungkpakan alasan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sengaja tidak menyebut nama Pramono Anung - Rano Karno.
Baca juga: Nasib Anies di Pilkada Jakarta 2024, Jadi Korban Kepentingan Orang Lain hingga Batal Diusung PDIP
Hal tersebut sebagai bentuk kejutan dari PDIP untuk warga Jakarta. Hasto pun menyinggung pengalaman mumpuni Pramono Anung selama berkarir di dunia politik.
“Ini sebagai bentuk elemen surprise, bagaimana mas Pramono Anung punya pengalaman luas sebagai politisi dan negarawan di Partai, legislatif, dan Menteri maka Mas Pram solusi terbaik untuk masyarakat Jakarta,” ujar Hasto, Rabu (28/8/2024).
Sementara Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat mengatakan PDIP mendahulukan kader internal untuk maju di Pilkada.
Sehingga, PDIP urung mengusung Anies Baswedan pada Pilkada DKI Jakarta.
"Jadi begini, kita punya pertimbangan begini, PDI-P itu suatu partai yang mendahulukan kader internal," ujar Djarot, di Kota Yogyakarta, Rabu (28/8/2024).
Djarot menyampaikan fungsi partai politik sebagai rekrutmen anggota.
Kemudian dilakukan pemberian pendidikan politik lalu dilanjutkan dengan mempersiapkan calon pemimpin.
"Kita akan berusaha betul untuk daerah strategis itu berasal dari internal partai," kata dia.
"Termasuk Pak Hasto Wardoyo, termasuk Andika dan Hendi," imbuh Hasto.

Menurut Djarot, hal ini menjadi bukti bahwa PDI-P merupakan partai ideologis dan tidak bergantung pada survei.
"Survei itu dinamis, dia tidak bisa dijadikan patokan. Karena sifatnya sangat dinamis, tapi survei itu bisa jadi sebagai pengetahuan kita, jadi kita tidak tersandera dengan hasil survei," kata Djarot.
Anies Tengil dan Besar Kepala
Sedangkan, Pengamat Politik Citra Institut, Efriza mengatakan, kegagalan Anies maju di Pilkada DKI bukan karena partai politik.
Ia meminta agar Anies intropeksi diri dan bercermin kepada kenyataan agar ke depan bisa lebih baik lagi.
"Menggunakan bahasa sarkas, ia tengil, dan kepedean. Ini politik loh, sebagai politisi ia harus gercep, dan harus bisa mengayuh kepentingan, bahasa sarkasnya bukan seperti sekarang suka-suka gue," kata Efriza, Rabu (28/8/2024).
Anies beberapa kali kena prank oleh partai seperti saat dipasangkan dengan Kaesang di Pilgub DKI langsung merespon tinggi.
Begitu juga, kata Efriza, ketika dipuji oleh PDIP bakal diusung langsung mencari muka kepada publik.
"Kemudian didorong PKB lagi-lagi pasif, dicalonkan oleh PKS dengan AMAN tapi tak acuh, Nasdem juga sempat mendukung tanpa syarat masih juga dia kalem, tetapi nyatanya mereka pada kecewa," ujarnya.
Efriza mengingatkan, Anies adalah tokoh politik non partai yang elektabilitasnya tinggi sejak beberapa bulan terakhir.
Ia pun menilai Anies besar kepala dengan elektabilitas tinggi dan merasa percaya diri akan dilirik sejumlah partai politik.
"Anies harus ingat, ia non-partai, ia besar karena elektabilitas diawal-awal saja sebelum Ridwan Kamil ditetapkan, tetapi ia sudah merasa besar kepala dan kepedean," ungkapnya, seperti dilansir TribunJakarta.com di artikel berjudul PDIP Kuak Kelebihan Pramono Dibanding Anies, Pengamat Nilai Eks Capres Besar Kepala: Suka-suka Gue.
Baca juga: Survei Pilkada Jakarta 2024, Anies Baswedan vs Ridwan Kamil Siapa Pemilik Elektabilitas Terkuat?
Profil Pramono Anung
Inilah profil Pramono Anung seperti dilansir Tribunnews.com di artikel berjudul Profil Pramono Anung, Diisukan Jadi Cagub Jakarta Pilihan PDIP Bila Anies Baswedan Batal Diusung.
Pramono Anung Wibowo, nama lengkapnya, lahir di Kediri, Jawa Timur, 11 Juni 1963.
Saat ini, Pramono Anung berusia 61 tahun.
Pramono Anung bisa dikatakan salah satu orang kepercayaan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pramono Anung saat ini menjabat sebagai Sektetaris Kabinet Indonesia Maju.
Diketahui ia menjabat Sekretaris Kabinet sejak periode pertama Jokowi, tepatnya 12 Agustus 2015.
Ia sempat menjadi Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mewakili PDI Perjuangan periode 2009-2014.
Karier Politik
Karier politik Pramono Anung dimulai saat bergabung dengan PDIP.
Pada tahun 2000, ia menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP PDIP.
Tahun 2005, Pramono Anung naik jabatan menjadi Sekretaris Jenderal PDIP, posisi yang saat ini dijabat Hasto Kristiyanto.
Pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono ia terpilih menjadi wakil ketua DPR RI untuk periode 2009 - 2014.
Pramono Anung terlahir dari pasangan R. Kasbe Prajitna dan Sumarni.
Dia merupakan anak ke-3 dari 7 bersaudara.
Ia menikah dengan Endang Nugrahani, dan dikaruniai dua anak.
Yaitu Hanindhito Himawan Pramono dan Hanifa Fadhila Pramono.
Riwayat Pendidikan
Sekolah Dasar (SD) Pawyatan Daha Kediri.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pawyatan Daha - Kediri (1976-1979).
Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Kediri (1979-1982).
Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung, Bandung (1982-1988).
Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1990-1992).
Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bandung (2010-2013).
Baca juga: Hasil Survei Elektabilitas Terbaru Pilkada Jakarta 2024, Pramono Anung tak Dikenal Kalangan Gen Z
Karier Swasta
Direktur PT. Tanito Harum, Jakarta, 1988-1996.
Direktur PT. Vietmindo Energitama, Vietnam, 1988-1996.
Komisaris PT. Yudhistira Haka Perkasa, Jakarta, 1996-1999.
Komisaris PT. Mandira (Mandiri Hana Persada), Jakarta, 1996-1999.
Komisaris PT. Yudhistira Hana Perkasa, Jakarta, 1996-1999.
Pengalaman Organisasi
Ketua Himpunan Mahasiswa Tambang ITB, Bandung, 1985-1986
Ketua Forum Komunikasi Himpunan Jurusan Dewan Mahasiswa ITB, 1986-1987.
Ketua Perhapi, Jakarta, 1998-2000.
Anggota DPP PDIP, Jakarta, 1998-2000.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Jakarta, 2000-2005.
Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Jakarta, 2005-2010.
Itulah tadi ulasan siapa Pramono Anung, ini profil dan alasan lebih dipilih PDIP ketimbang Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram.
Pilkada Jakarta 2024
Pilgub Jakarta 2024
siapa Pramono Anung
Anies Baswedan
Pramono Anung
TribunKaltim.co
Elektabilitas Rendah, Modal Pengalaman Jadi Alasan PDIP Usung Pramono-Rano Karno di Pilkada Jakarta |
![]() |
---|
Usung Pramono Anung di Jakarta, PDIP Dinilai Sedang Menyelamatkan Diri dan Korbankan Potensi Menang |
![]() |
---|
Elektabilitasnya Paling Tinggi Menurut Survei, Jalan Terjal Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.