Berita Samarinda Terkini
Midtown Talkshow Digelar, Inilah Makna Perjuangan Masa Kini Lewat Pendidikan
Midtown Talkshow digelar, inilah makna perjuangan masa kini lewat pendidikan.
Penulis: Nevrianto Hardi Prasetyo | Editor: Diah Anggraeni
Yurni mengungkapkan, dirinya dulu bahkan pernah diterpa isu tentang terorisme.
"Saya sejak masih SMP mencoba membawa nilai kebaikan cuma orangtua takut dengan perubahan. Saya ditakuti orangtua dikira aliran sesat karena mengenakan jilbab lebar. Tapi saya dikuatkan teman teman saat itu supaya jalan terus pasti hasilnya diraih kemudian di masa depan. Awalnya dari 10 murid bisa dapat juara tingkat kecamatan juga tingkat Kota.
Dulu saya sebut pengajian Nurul Hidayah maka setelah lulus Unmul saya buat PAUD Cakrawala Langit. Yang saya bikin haru ketika para orangtua menyadari anaknya bisa juara dan bisa jadi pemimpin di sejumlah organisasi, ketua di mana mana. Para orangtua berterima kasih," beber Yurni.
"Setelah melalui proses penolakan, rassa bahagianya bahagia banget. Pengorbanan beberapa tahun lal,u kemudian anak-anak didik bertumbuh jadi anak yang luar biasa.
Pesan penting, teruslah bergerak hingga kelelahan itu mengikutinya. Karena, ketika kita terus berupaya memberikan pada bangsa dan negara, karena Tuhan terus menyaksikan dan mana mengabulkan. Kalau saya meninggal saya ingin orang ingat kebaikan kita," tambahnya.
Sementara tokoh pendidikan Kaltim, Hadi Mulyadi menggambarkan pendidikan saat ini yang berbeda dengan dahulu.
"Makanya saya bangga yang hadir disini orang hebat semua. Jadi generasi sekarang harus cepat bergerak dan berbuat berprestasi karena masanya digital. Tapi generasi zaman dulu mau berprestasi, bisa sebanding semangatnya dengan prestasi generasi saat ini. Yang perlu diingat pada saat belajar yang penting mencintai pelajaran. Salahnya saya terlalu mencintai matematika," jelas Hadi Mulyadi.
"Ibu saya mengajarkan tak boleh main kalau belum kerjakan soal matematika. Padahal ibu saya tak lulus SD. Ada guru saya bagus cara mengajarnya membuat saya senang. Matematika dapat nilai seratus, bahasa Indonesia saya nilainya lima, karena tulisan saya jelek waktu itu," kenangnya yang mengundang tawa.
Hadi kemudian mengisahkan pengalamannya sekolah paling terkenal top di Samarinda, yakni SMPN 1, SMPN 2, dan SMP Katolik.
"Hasil ulangan matematika saya nilai Matematika 100 di SMPN 1. Saya di sekolah belajar bab 5 ,tapi saya pribadi sudah belajar bab 6. Saya sudah belajar sebelum diajari. Kalau bisa semua disukai dan diajari, maka kata kuncinya cinta. Kalau kita belajar degan cinta maka bisa bermanfaat Yang mau sukses harus bekerja keras, jangan berhenti belajar.Tetap harus percaya diri," tambahnya menekankan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.