Travel
Gemercik Air yang Menenangkan saat Datangi Wisata Air Terjun Sungai Sebakut Bulungan di Kaltara
Kabupaten Bulungan memiliki segudang objek wisata alam yang luar biasa indah. Sayang potensi wisata itu tidak semua orang mengetahuinya
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Kabupaten Bulungan di Provinsi Kalimantan Utara memiliki segudang objek wisata alam yang luar biasa indah.
Sayang potensi wisata itu tidak semua orang mengetahuinya. Salah satu penyebab masyarakat kurang mengatahui lokasi wisata dikarenakan akses menuju wisata alam sangat sulit.
Hal ini juga dirasakan di lokasi ekowisata air terjun Sungai Sebakut.
Lokasi air terjun ini berada di tengah hutan belantara. Untuk menuju ke sana harus menempuh perjalanan 1,5 jam dari Ibu Kota Kabupaten, Tanjung Selor. Itu pun harus melewati jalan tanah perusahaan sepanjang 30 kilometer.
Baca juga: Air Terjun Tangga Bidadari di Desa Selangkau Kutai Timur Dikelola Karang Taruna
Sebenarnya terdapat dua rute alternatif untuk bisa ke kawasan wisata Desa Antutan, Kecamatan Tanjung Palas itu.
Pertama, melalui Desa Baratan (Gunung Seriang), Tanjung Selor. Dari sini pengunjung melewati jalan perusahaan dengan kondisi jalan yang kurang mulus.
Jalur alternatif kedua, melalui jalan trans Kalimantan poros Bulungan - Berau. Tepatnya, di kilometer 21. Dari titik ini, masuk melalui jalan perusahaan kelapa sawit.
Dari sini, jalur lebih mudah. Pengunjung cukup menelusuri jalan perusahaan di areal perkebunan. Dengan waktu tempuh kurang lebih 45 menit.
Ekowisata Air Terjun Sungai Sebakut, berada di tengah kawasan perhutanan sosial seluas 46 hektare di Desa Antutan, Kecamatan Tanjung Palas.
Rasa lelah terbayarkan ketika tiba di kawasan tersebut.
Suara gemercik air, dan deru air terjun terdengar, menyambut pengunjung memasuki kawasan wisata ini. Suara gemercik air itu membuat perasaan tenang dan rileks sembari menikmati keindahan alam.
Pemandangan air terjun setinggi kurang lebih 20 meter itu, terpampang indah. Di bawahnya kolam yang tidak begitu dalam, bisa menjadi tempat bermain.
Baca juga: Aksi Bersih Sampah Glow Up Tambalang 2023 di Wilayah Air Terjun Diikuti Putri Pariwisata Berau
Aliran air di sela-sela bebatuan menambah keasrian alam. Belum lagi udara sejuk, dengan semburat sinaran matahari di sela-sela rimbun pepohonan yang menjulang tinggi.
Ekowisata ini bisa menjadi alternatif tempat berlibur. Meskipun tak mudah dijangkau dari Tanjung Selor
Pemerintah Kabupaten Bulungan sebenarnya sudah melakukan penanganan terhadap objek wisata ini.
Selain membangun rumah singgah di kawasan itu juga telah dibuat semenisasi tangga menuju sungai tempat di mana jatuhnya air terjun.
Usung Konsep Ekowisata
Sementara itu, Bupati Bulungan, Syarwani sendiri sudah pernah mengunjungi objek ekowisata ini.
Selain oleh Pemerintah Kabupaten Bulungan, objek wisata air terjun itu juga telah dikelola oleh masyarakat Desa Antutan.
Pengelolaan potensi wisata Air Terjun Sungai Sebakut mengusung konsep Ekowisata. Yakni pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan.
“Saya sangat bersyukur bisa menyempatkan waktu untuk melihat langsung Ekowisata Air Terjun Sungai Sebakut. Air terjun yang memang dikelola dengan baik oleh masyarakat Desa Antutan dan ini menjadi air terjun kebanggan warga Antutan,” kata Syarwani beberapa waktu lalu.
Kawasan ekowisata ini terintegrasi dengan 46 hektare kawasan perkebunan cokelat yang juga telah diusahakan masyarakat Antutan sejak tahun 2019.
Sampai hari ini kawasan tersebut telah tertanam sedikitnya 40 ribu tanaman cokelat.
Saat Tribun mengunjungi objek wisata ini, memang tampak sepi. Entah karena bukan hari libur, atau memang biasanya juga sepi.
Tak nampak bekas-bekas orang berkunjung. Tempat persinggahan yang konon bisa menjadi tempat menginap, tertutup rapat, berkunci.
Baca juga: Wisata Air Terjun Tambalang Berau Tercemar Sampah, Diduga Ulah Para Pengunjung
Tidak terlihat juga penjaga, atau pengelola kawasan. Bahkan tempat untuk menanyakan lokasi itu pun sulit ditemui.
Pemerintah daerah memang telah membuat papan petunjuk di sepanjang jalan masuk. Tepatnya di sepanjang jalan perkebunan kelapa sawit.
Semestinya selain memperbaiki akses, keamanan lokasi, dengan menempatkan penjaga, juga perlu promosi yang lebih digencarkan lagi. Sayang, potensi wisata yang luar biasa ini, sia-sia tak banyak yang mengunjungi. (edy nugroho)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.