Pilkada Jatim 2024

Risma Penantang Terkuat Khofifah, Hasil Survei Terbaru Indopol dan Litbang Kompas Pilkada Jatim 2024

Tri Rismaharini penantang terkuat Khofifah Indar parawansa. Cek hasil survei terbaru Indopol dan Litbang Kompas di Pilkada Jatim 2024

instagram @khofifah.ip/trirismaharini01
Khofifah dan Tri Rismaharini - Sosok politisi PDIP, Tri Rismaharini penantang terkuat Khofifah Indar parawansa. Cek hasil survei terbaru Indopol dan Litbang Kompas di Pilkada Jatim 2024 

Pernyataan ini disampaikan Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul saat ditanya wartawan, Rabu (4/9/2024). 

Menurut Adib, ada beberapa faktor yang menjadi peran penting yang menjadi modal kuat Khofifah.

Pertama, dalam Pilkada masyarakat lebih dominan melihat figur. Kemudian baru partai politik.

PILKADA JATIM 2024 - Dari kiri ke kanan: Luluk Nur Hamidah, Khofifah Indar Parawansa dan Tri Rismaharini yang akan berkontestasi di Pilkada Jatim 2024. Survei elektabilitas Pilkada Jatim 2024. Khofifah belum aman, cek peluang Risma dan Luluk Nur Hamidah
PILKADA JATIM 2024 - Dari kiri ke kanan: Luluk Nur Hamidah, Khofifah Indar Parawansa dan Tri Rismaharini yang akan berkontestasi di Pilkada Jatim 2024. Hasil Survei Pilkada Jatim 2024. Menakar elektabilitas Khofifah, apakah mungkin menahan laju Risma dan Luluk Nur Hamidah? (TribunJatim.com)

Figur akan dilihat sejauh mana popularitas, elektabilitas, dan akseptabilitas atau penerimaan figur tersebut di masyarakat, dan sejauh mana calon sudah berbuat atau track record kinerjanya seperti apa. 

 “Jika dilihat seperti ini, Khofifah lebih diunggulkan lantaran pengalaman lebih banyak dari Tri Rismaharini dan Luluk Nur Hamidah.

Baca juga: Terjawab Alasan Emil Dardak Tolak Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Pilkada Jatim 2024 Bareng Khofifah

Apalagi Khofifah juga matang secara organisasi.

Dia pernah menjadi anggota DPR, menteri dan gubernur.

Yang paling mendekati saya kira Risma, itu pun hanya walikota dan menteri,” ungkap Adib yang juga Dosen Fisip Unis. 

Khusus bagi Khofifah, lanjut Adib, jika Khofifah bisa mengkonversikan figur yang dominan dengan mesin partai yang mendukungnya, maka peluang menang justru akan menjadi lebih besar. 

“Kalau pun harus head to head, maka Risma memang yang paling mendekati.

Risma figur populer, tapi calon wakil gubernur yang tidak bisa mensupport suara basis elektoralnya.

Berbeda dengan Khofifah yang ditunjang dengan Emil Dardak, yang menyumbang suara signifikan terutama kalangan muda gen Z. 

Sementara Risma mungkin hanya didukung wilayah Arek karena pernah menjabat sebagai Walikota di Surabaya,” sambungnya.

Kedua, masih kata Adib, banyak anggapan suara NU akan terpecah. Tetapi hal itu tidak secara signifikan.

Kembali lagi ke Pilkada, bahwa figur lebih dominan ketimbang partai. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved