Pilkada Kaltim 2024

Suara dari Ujung Kaltim, Pesan Warga Mahulu ke Isran Noor dan Rudy Masud di Pilkada Kaltim 2024

Suara dari ujung Kaltim. Pesan warga Mahulu ke Isran Noor dan Rudy Masud di Pilkada Kaltim 2024.

Kolase Tribun Kaltim
Seorang tokoh masyarakat adat Long Apari, Agustinus Lejiu sangat mengharapkan Gubernur yang memiliki empati tinggi untuk masyarakat di pedalaman - Kristiani Tandi Rani 

TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) salah satu kabupaten yang terletak paling jauh dari ibu kota provinsi Kalimantan Timur. 

Kabupaten ini sering kali menghadapi berbagai tantangan dalam hal pembangunan dan akses infrastruktur. 

Kecamatan Long Apari, wilayah yang paling terpencil di Mahulu, menjadi contoh nyata keterbatasan yang dirasakan masyarakat perbatasan Kalimantan Timur. 

Dalam menyambut pemilihan gubernur mendatang, seorang tokoh masyarakat adat Long Apari, Agustinus Lejiu menyampaikan harapannya agar gubernur yang terpilih nanti dapat lebih peka terhadap kesulitan yang dihadapi masyarakat di daerah terpencil.

"Mahulu adalah kabupaten yang terletak paling jauh dari ibu kota Samarinda jika ditarik menyusuri Sungai Mahakam. Itu definisi pertama yang kita pahami," katanya saat ditemui oleh Tribun Kaltim.co, Kamis (19/9/2024). 

Baca juga: Penjelasan Kadishub Mahulu Terkait Pelabuhan Ujoh Bilang Tidak Aman untuk Kapal Sandar

Ia menggambarkan posisi geografis yang sangat menantang bagi masyarakat Mahulu, khususnya di Long Apari.

Menurutnya, jarak yang jauh dan kondisi geografis yang berat bukan hanya menjadi tantangan fisik, tetapi juga menghambat pembangunan ekonomi, akses layanan kesehatan, serta pendidikan. 

Keterbatasan infrastruktur jalan, transportasi, hingga jaringan komunikasi menambah beban masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut.

"Kalau kita tarik dalam konteks saya sebagai masyarakat atau putra asli dari perbatasan, bagaimanapun kita mengubah situasi Kaltim hari ini, letak Kecamatan Long Apari tetaplah yang paling jauh dari pusat kota atau pusat ibu kota Provinsi Kalimantan Timur" ujarnya.

Long Apari, yang berbatasan langsung dengan Malaysia, sering kali diabaikan dalam prioritas pembangunan daerah. 

Kondisi ini, menurutya, harus diubah, terutama dengan memilih pemimpin yang memahami situasi di lapangan dan peduli terhadap masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman.

"Kami berharap keterpilihan gubernur yang mendatang adalah gubernur yang peka terhadap penderitaan rakyat yang paling jauh, yang merupakan juga warga Kaltim," tuturnya. 

Ia menekankan pentingnya keadilan dalam alokasi sumber daya dan perhatian dari pemerintah.

Ia menyoroti bahwa pembangunan di Kaltim cenderung terfokus pada wilayah perkotaan, sementara masyarakat di pedalaman seperti Long Apari sering kali tidak mendapatkan akses yang memadai terhadap layanan publik. 

Menurutnya, pemerintah provinsi perlu memiliki pendekatan yang lebih inklusif dan adil dalam merencanakan pembangunan daerah.

"Tidak terkonsentrasi melihat sosial, melihat kehidupan demografi atau kehidupan ekonomi masyarakat yang diperkotaan," ujarnya. 

Baca juga: Tiang Penyangga Dermaga Ujoh Bilang Mahulu Miring, Dishub Menduga karena Faktor Alam

Fasilitas yang Sangat Terbatas 

Ia menegaskan bahwa masyarakat perkotaan memiliki fasilitas dasar yang lebih memadai, meskipun tetap menghadapi tantangan. 

Sebaliknya, di pedalaman, masyarakat tidak hanya mengalami kesulitan tetapi juga tidak memiliki fasilitas yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup.

Ia menjelaskan perbedaan mendasar antara tantangan di perkotaan dan pedalaman.

"Semenderita-menderitanya orang kota, fasilitasnya tersedia. Semenderita-menderitanya orang di daerah pedalaman, barangnya memang tidak ada," lanjutnya. 

Ia juga berharap gubernur yang terpilih nanti tidak hanya memiliki kemampuan dalam hal manajerial, tetapi juga empati yang mendalam terhadap masyarakat pedalaman. 

Kepemimpinan yang berpihak pada semua lapisan masyarakat, menurutnya, adalah kunci untuk menciptakan pemerataan pembangunan di Kaltim.

"Kami mengharapkan gubernur yang punya empati, selain dia mempunyai manajerial pembangunan, manajerial pengelolaan pemerintahan," tegasnya.

Di Long Apari, akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan sangat terbatas. 

Ia menyebutkan bahwa banyak anak-anak di daerah tersebut yang kesulitan mendapatkan pendidikan layak, karena terbatasnya guru dan fasilitas sekolah. 

Begitu pula dengan layanan kesehatan yang sulit diakses karena jauhnya lokasi dan kurangnya tenaga medis.

"Daerah kami memiliki potensi, tapi tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, kami tidak bisa memaksimalkan peluang tersebut," ungkapnya, dengan penuh harapan akan perubahan yang lebih baik.

Baca juga: Sekwan DPRD Mahulu: Terkait PAW 2 Anggota Tidak Ada Masalah, Kami Butuhkan Surat Pengunduran Diri

Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat di Mahulu, khususnya di Long Apari, telah menunjukkan ketahanan dan semangat untuk maju meskipun menghadapi keterbatasan. 

Dengan pemilihan gubernur yang semakin dekat, harapan masyarakat terpencil seperti Long Apari semakin besar agar suara mereka didengar. 

Mereka berharap pemimpin yang akan datang tidak hanya memiliki visi pembangunan, tetapi juga hati yang peduli terhadap masyarakat di daerah perbatasan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved