Berita Internasional Terkini

Siapa Aung San Suu Kyi? Pejuang Demokrasi Myanmar yang Ditawarkan Perlindungan oleh Paus Fransiskus

Paus Fransiskus pada Selasa (24/9/2024) menawarkan perlindungan bagi Aung San Suu Kyi di Vatikan.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Amelia Mutia Rachmah
(AFP/YE AUNG THU)
Mengenal Aung San Suu Kyi pejuang Demokrasi Myanmar yang ditawarkan perlindungan oleh Paus Fransiskus 

TRIBUNKALTIM.CO - Paus Fransiskus pada Selasa (24/9/2024) menawarkan perlindungan bagi Aung San Suu Kyi di Vatikan. 

Suu Kyi (78), mantan pemimpin sipil Myanmar yang dipenjara, sedang menjalani masa tahanan 27 tahun atas berbagai tuduhan mulai dari korupsi hingga tidak mematuhi pembatasan pandemi Covid.

"Saya meminta pembebasan Aung San Suu Kyi dan saya bertemu putranya di Roma. Saya mengusulkan kepada Vatikan untuk memberinya perlindungan di wilayah kami," kata Sri Paus, menurut laporan pertemuan dengan para Yesuit di Asia Tenggara dalam kunjungannya awal bulan ini.

Paus Fransiskus pun menyerukan pembebasan serta menawarkan perlindungan kepada Suu Kyi yang dipenjara oleh rezim pemerintahan Myanmar saat ini.

Lantas siapa Aung San Suu Kyi?

Baca juga: Paus Fransiskus Minta Supaya Aung San Suu Kyi Dibebaskan hingga Tawarkan Tinggal di Vatikan

Aung San Suu Kyi merupakan seorang diplomat, politisi, dan penerima Nobel Persamaian pada 1991.

Ia lahir di Rangon, pada 19 Juni 1945 dan sosoknya sangat populer di Myanmar.

Ia pernah memainkan peran penting saat Myanmar berada dalam transisi junta militer ke sistem demokrasi pada 2010.

Aung San Suu Kyi pun memiliki keluarga yang bukan semabarangan. Ayahnya merupakan bapak bangsa. 

Aung San juga dikenal dalam dunia pergerakan Myanmar dimana ia tercatat pernah selamat dari upaya pembunuhan pada peristiwa pembantaian Depayin yang terjadi pada 2003. 

Baca juga: Hakim Pengadilan Vonis Aung San Suu Kyi Bersalah karena Korupsi, Persidangannya Rahasia

Kala itu, sedikitnya 70 orang yang terkait dengan (Liga Nasional untuk Demokrasi Myanmar) NLD terbunuh.

Sosok Aung San sempat viral di dunia karena pernah membela militer Myanmar dari tuduhan genosida terhadap etnis Rohingya pasa 2019.

Dalam perjalanan karier politiknya, Aung San Suu Kyi memenangkan pemilihan umum Myanmar pada 2020. 

Ia kemudian ditangkap pada 1 Februari 2021 setelah terjadi kudeta yang memulihkan angkatan bersenjata Myanmar.

Koran Corriere della Sera kemudian menerbitkan artikel oleh pendeta Italia Antonio Spadaro yang mengutip hasil pertemuan pribadi di Indonesia, Timor Leste, dan Singapura itu antara 2-13 September 2024. 

"Kita tidak bisa tinggal diam tentang situasi di Myanmar saat ini. Kita harus melakukan sesuatu," Paus dilaporkan mengatakan demikian, dikutip dari kantor berita AFP.

Baca juga: Belajar dari Paus Fransiskus 

"Masa depan negara Anda haruslah damai berdasarkan penghormatan terhadap martabat dan hak setiap orang, serta penghormatan terhadap sistem demokrasi yang memungkinkan setiap orang berkontribusi untuk kebaikan bersama," lanjutnya.

Pada 2015, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi yang dipimpin Su Kyi memenangi pemilihan umum demokratis pertama di Myanmar dalam 25 tahun. 

Namun, ia ditangkap oleh junta ketika militer melakukan kudeta Myanmar pada 2021. Media-media lokal melaporkan, ia menderita masalah kesehatan selama ditahan.

Peraih Nobel Perdamaian pada 1991 ini pernah dipuji sebagai pelopor hak asasi manusia. 

Akan tetapi, ia kehilangan dukungan dari para pendukung internasional pada 2017 setelah dituduh tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan tentara Myanmar menganiaya minoritas Rohingya.

Penindasan itu kemudian menjadi subyek investigasi genosida oleh PBB yang masih berlangsung. Menurut para pengungsi Rohingya di negara tetangga Myanmar yakni Bangladesh, penganiayaan tersebut terus berlanjut. (*)

 

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved