TMMD Ke-122 Digelar di Kerta Buana Kukar, TNI Gotong Royong Bangun Jalan Usaha Tani

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG – Di tengah hamparan sawah yang menguning, Desa Kerta Buana, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara (Kukar), kini bersiap untuk menyambut harapan baru.

Kodim 0906/KKR resmi memulai program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-122 yang dimulai pada 2 Oktober 2024.

Dengan ratusan personel, semangat gotong royong mengalir dalam setiap langkah mereka, berfokus pada pembangunan infrastruktur pertanian yang sangat dibutuhkan.

Dandim 0906/KKR, Letkol Czi Damai Adi Setiawan, mengungkapkan alasan pemilihan desa ini dengan nada penuh empati. 

"Kerta Buana adalah sentra pertanian dengan potensi yang melimpah, namun infrastruktur yang ada masih sangat terbatas," ujar Damai.

"Kami menemukan jalan usaha tani yang rusak dan irigasi yang tidak memadai. Beberapa warga bahkan hidup di rumah yang tidak layak huni,” sambungnya.

Baca juga: Satgas TMMD ke-121 Kodim 0904/Paser Ajak Pelajar SMAN 1 Batu Sopang Masuk TNI AD 

Dalam balutan semangat, program TMMD kali ini tidak hanya sekadar memperbaiki, tetapi berambisi membangun masa depan. 

Rencana aksi mencakup pembangunan jalan usaha tani sepanjang 3.200 meter, rehabilitasi 12 jembatan penghubung, serta pembuatan 4 gorong-gorong, 1 cek dam pintu air, dan 4 sumur bor untuk mendukung pertanian. 

“Kami berharap semua inisiatif ini dapat meningkatkan hasil produksi pertanian di Kukar,” tambah Damai.

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Kukar bukan sekadar daerah, melainkan lumbung pangan Kalimantan Timur. 

Dengan luas panen padi sawah mencapai 27.981 hektare, daerah ini berkontribusi 43,07 persen dari total luas panen di provinsi tersebut. 

Produksi gabah kering giling yang mencapai 105.025,70 ton menunjukkan bahwa Kukar memiliki peran vital dalam ketahanan pangan.

Namun, tantangan baru mengintai dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Baca juga: Satgas TMMD Kodim 0904/Paser Bersama Warga Sterilkan Sungai Setiu dari Sampah 

Diperkirakan, 4-5 juta orang akan bermigrasi ke wilayah ini, menjadikan peran Kutai Kartanegara sebagai penyanggah pangan semakin penting. 

“Ini adalah peluang sekaligus tantangan yang harus kita hadapi,” ujar Damai, penuh tekad.