Ibu Kota Negara
Bundamedik Lakukan Feasibility Study Perluas Jaringan Industri Rumah Sakit ke IKN Nusantara Kaltim
Rumah Sakit Bunda, PT Bundamedik Tbk (BMHS) lakukan feasibility study perluas jaringan ke IKN Nusantara Kaltim.
Penulis: Kun | Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO - Rumah Sakit Bunda, PT Bundamedik Tbk (BMHS) lakukan feasibility study perluas jaringan ke IKN Nusantara Kaltim.
Perlahan industri Rumah Sakit membidik investasi di IKN Nusantara Kaltim.
Kabarnya emiten pengelola Rumah Sakit Bunda, PT Bundamedik Tbk (BMHS) tengah melakukan kajian sebelum ekspansi ke IKN Nusantara Kaltim.
Baca juga: Sebelum Meroket, Jokowi Ingatkan Harga Tanah di IKN Nusantara Kaltim Bisa Naik 10 Kali Lipat
Ya, perkembangan pesat di Ibu Kota Negara (IKN) telah menarik perhatian para pemain utama di industri rumah sakit yang tengah mempertimbangkan ekspansi mereka.
Salah satunya, PT Bundamedik Tbk (BMHS) yang juga tengah mempertimbangkan ekspansi rumah sakit ke teritori baru, termasuk Ibu Kota Negara alias IKN Nusantara.
Agus Heru Darjono, Presiden Direktur BMHS, mengungkapkan bahwa saat ini perusahaan sedang melakukan feasibility study untuk menilai potensi ekspansi di IKN dan daerah lainnya.
“Sekarang kami sedang melakukan feasibility study karena kami perlu sangat hati-hati dalam menentukan visibilitas proyek ini. Kami bahkan belum pernah ke IKN, dan tim yang melakukan studi tersebut akan pergi ke lokasi untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat,” jelas Agus di RSU Bunda Jakarta, Rabu (2/10).
Ia menambahkan bahwa keputusan terkait ekspansi ke IKN belum dapat dipastikan, karena studi tersebut masih berlangsung. Agus juga mengindikasikan bahwa BMHS akan memperluas jangkauan ke teritori lain, terutama di Indonesia Timur dan Jawa Timur.
“Kami sudah merencanakan untuk memasuki wilayah yang saat ini belum kami layani, termasuk di Indonesia Timur dan Jawa Timur,” imbuhnya.
Baca juga: Nasib Proyek-proyek IKN Nusantara di Tangan Jokowi, Kans Mangkrak Besar Jika Keppres Belum Diteken
Hingga saat ini, BMHS memiliki total 10 rumah sakit yang tersebar di Jabodetabek, dengan lima rumah sakit di wilayah tersebut dan lima lainnya di luar Jabodetabek. Selain itu, BMHS juga memiliki 12 klinik fertilitas Morula dan 25 laboratorium, serta jaringan 126 klinik fertilitas untuk mendukung layanan klinik IVF.
Agus menekankan bahwa potensi bisnis di sektor kesehatan di Indonesia masih sangat besar, terutama mengingat rasio jumlah penduduk terhadap jumlah tempat tidur di rumah sakit yang masih rendah.
Dengan pertumbuhan populasi dan kebutuhan akan layanan kesehatan yang meningkat, BMHS optimis bahwa ekspansi ini akan meningkatkan akses layanan kesehatan di wilayah yang belum terlayani.
“Prospek bisnis kami sangat cerah, dan kami berkomitmen untuk terus memperluas jaringan layanan kesehatan kami guna memenuhi kebutuhan masyarakat,” tutup Agus. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.