Teknologi

Bahaya Bermain Roblox Bagi Anak, Terdapat Adegan Dewasa Hingga Rawan Predator Online dan Pedofil

Permainan video populer Roblox, yang sering dimainkan oleh anak-anak, kini menjadi sorotan karena adanya laporan mengenai konten dewasa dan pedofilia.

|
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Dzakkyah Putri
Roblox
BAHAYA ROBLOX - Permainan video populer Roblox, yang sering dimainkan oleh anak-anak, kini menjadi sorotan karena adanya laporan mengenai konten dewasa dan pedofilia. 

TRIBUNKALTIM.CO - Permainan video populer Roblox, yang sering dimainkan oleh anak-anak, kini menjadi sorotan karena adanya laporan mengenai konten dewasa dan ancaman predator online/pedofil. 

Dalam sebuah investigasi, ditemukan bahwa anak-anak yang bermain Roblox berpotensi terpapar konten yang tidak pantas, seperti adegan seksual eksplisit dan upaya perundungan oleh pedofil.

Selain itu, kekurangan dalam moderasi konten menambah risiko keamanan bagi para pemain muda.

Mengingat Roblox memiliki jutaan pengguna di bawah usia 16 tahun, penting bagi orang tua untuk memahami bahaya yang mungkin mengintai di balik keseruan permainan ini.

Permainan video populer untuk anak-anak, Roblox, dijuluki sebagai "neraka pedofil," dengan judul seperti "Diddy Party" dan "Escape to Epstein Island."

menurut laporan dari Hindenburg Research, perusahaan yang dikenal karena mengungkap dugaan penipuan oleh perusahaan milik Carl Icahn dan miliarder India Gautam Adani.

Laporan mengejutkan dari Hindenburg yang dirilis pada hari Selasa mengklaim bahwa anak-anak yang bermain Roblox terpapar gambar alat kelamin pria, perundungan oleh predator, klub strip digital, dan distrik lampu merah.

Mengutip New York Post  “Kami menemukan bahwa Roblox adalah neraka pedofil yang berisi konten dewasa, di mana pengguna berusaha memperdaya avatar kami, ada kelompok yang secara terbuka memperdagangkan pornografi anak, permainan seks yang mudah diakses, konten kekerasan, dan bahasa yang sangat kasar.

Kemudian semuanya terbuka bagi anak-anak kecil sementara Roblox mengurangi pengeluaran untuk moderasi konten demi menyenangkan Wall Street dan meningkatkan pendapatan,” kata Hindenburg.

Roblox memiliki sekitar 80 juta pengguna harian yang sebagian besar berusia 16 tahun ke bawah, dengan satu dari lima pengguna berusia di bawah sembilan tahun.

Rata-rata pengguna memainkan game ini selama 2,5 jam sehari, menurut data Roblox yang pertama kali dilaporkan oleh Financial Times.

Laporan Hindenburg mengutip "lebih dari 600 pengalaman" yang "mengacu pada dugaan predator seksual Sean 'Diddy' Combs, termasuk permainan peran 'Freak Off'."

Rapper tersebut saat ini berada di penjara setelah didakwa dengan tuduhan perdagangan seks.

Games Roblox juga menjadi tuan rumah "lebih dari 900 variasi akun dengan nama Jeffrey Epstein, termasuk banyak akun penggemar," kata laporan tersebut.

Epstein, yang dihukum karena berhubungan seks dengan anak di bawah umur, meninggal bunuh diri di penjara pada tahun 2019 saat menunggu persidangan atas tuduhan perdagangan seks.

Akun seorang anak berusia sembilan tahun dapat mengakses permainan bernama "Escape to Epstein Island," yang gambarnya menunjukkan Epstein seolah-olah mengejar seorang gadis muda, menurut Hindenburg.

Hindenburg menuduh Roblox tidak melakukan "penyaringan awal apa pun yang mungkin mencegah pedofil menggunakan platform tersebut" serta "tidak ada moderasi awal terhadap pengalaman di platform tersebut."

Perusahaan riset itu mengatakan bahwa mereka bisa membuat akun untuk anak-anak di bawah usia sembilan tahun yang memungkinkan mereka mengatur kontrol orang tua sendiri. 

Selain itu, Hindenburg juga menuduh Roblox menawarkan akses tanpa batas kepada anak-anak ke permainan di mana peserta bisa secara virtual memperkosa, meraba, dan melakukan pelecehan seksual terhadap pengguna lain.

Selain konten seksual yang mengkhawatirkan, laporan itu juga menyebut bahwa Roblox memungkinkan anak-anak mengakses permainan dengan tema kekerasan, termasuk satu permainan yang memungkinkan mereka menyerang orang tunawisma di luar toko 7-Eleven.

Hindenburg, yang sering menerbitkan laporan investigasi tentang perusahaan yang diduga melakukan praktik penipuan atau tidak etis, juga menuduh perusahaan video game raksasa yang berbasis di San Mateo, California, ini berbohong kepada investor tentang jumlah pengguna di platformnya untuk menggelembungkan harga sahamnya.

Saham Roblox sempat anjlok hingga 9 persen setelah laporan tersebut dilaporkan, dengan penurunan 2 persen pada penutupan.

Selanjutnya pengepul item games Roblox tersebut juga mengungkap beberapa contoh bot dari berbagai negara yang menggunakan akun alternatif untuk "mengumpulkan" barang dalam permainan di Roblox.

Kemudian “Roblox berbohong kepada investor, regulator, dan pengiklan tentang jumlah 'orang' di platformnya, dengan menggelembungkan metrik kunci tersebut sebesar 25-42 persen ,” kata Hindenburg.

Roblox membantah semua tuduhan tersebut.

“Kami sepenuhnya menolak klaim yang dibuat dalam laporan itu,” kata juru bicara Roblox dalam sebuah pernyataan.

“Klaim keuangan yang dibuat oleh Hindenburg Research hanyalah menyesatkan.” (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved