Wawancara Eksklusif Calon Pilkada

Janji dan Mimpi Calon Walikota Samarinda Andi Harun, Pengendalian Banjir Tuntas di Periode Kedua

Calon Walikota Samarinda Andi Harun dan Calon Wakil Walikota Saefuddin Zuhri dipastikan menjadi satu-satunya paslon dalam Pilkada Samarinda 2024.

|
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Syaiful Syafar
TRIBUNKALTIM.CO/FACHMI RACHMAN
Calon Walikota Samarinda di Pilkada Samarinda 2024, Andi Harun saat diwawancara eksklusif oleh Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim, Ibnu Taufik Juwariyanto.  

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Calon Walikota Samarinda Andi Harun dan Calon Wakil Walikota Saefuddin Zuhri dipastikan menjadi satu-satunya pasangan calon dalam Pilkada Samarinda 2024

Banyak yang berspekulasi, tidak ada yang berani melawan Andi Harun sebab kepercayaan masyarakat untuk membangun Kota Samarinda yang lebih baik telah diletakkan sepenuhnya di bahu politisi Gerindra ini.

Simak wawancara eksklusif Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim Ibnu Taufik Juwariyanto dengan seorang Andi Harun

Andi Harun ini siapa dan mengapa hingga bisa seperti saat ini?

Ceritanya sangat panjang. Saya memulai karir bidang poltik di 1998. Pascareformasi. Masa-masa kecil sampai kuliah saya sudah tertarik di bidang advodkasi dan afirmasi terhadap isu-isu sosial dan kemanusiaan. 

Saat itu sudah mulai aktif dalam organisasi.

Saya memimpin organisasi ekstra sekolah sejak kelas 2 SMP.

Saya memimpin organisasi, anggota saya ada sarjana, dosen. 

Gak salah kalau dibilang radikal, karena dari kelas 2 SMP sudah memimpin? 

Enggak, itu kecelakaan. Jadi saat musyawarah pergantian pengurus, ada dua tokoh yang berebut voted.

Dua-duanya saling ngotot.

Teori konflik mengajarkan ada dua tokoh radikal gak bisa dipertemukan, maka secara teoritis harus ada penengah.

Nah, saat itu penengah menawarkan alternatif saya.

Saya yang tidak siap secara umur biologis, dengan sangat terpaksa meredam dua kekuatan besar dan memimpin organisasi. 

Itu awal Pak Andi piawai dalam politik?

Ya, kurang lebih seperti itu. Mulai dari situ saya dari SMA, ke kampus saya aktif di internal kampus di bidang kesiswaan dan kepemudaan. 

Pilkada

Di Pilkada 2024, banyak yang membaca, Pak Andi hampir menyerah di jalur formal partai, mau lewat independen. Bagaimana kisahnya?

Sebenarnya tidak.  Justru sebaliknya. Saya yang aktif di partai politik praktis kurang lebih 30 tahun ini memahami betul situasi internal partai politik.

Setiap menjelang Pilkada, berlaku hukum ekonomi. Supply and demand. Begitu permintaan tinggi, pasti harga naik.

Baca juga: Hadapi Kotak Kosong di Pilkada Samarinda 2024, Andi Harun: Demokrasi Kita Berdasarkan Hukum

Saya harus cari cara bagaimana supaya seimbang antara supply dan demand. Saya ingin menormalkan "harga" partai politik. 

Saya memanfaatkan dua fasilitas yang negara berikan. Satu jalur independen atau jalur perseorangan dan satu partai politik. Semua legal dan sah. 

Tapi, kalau teman-teman melihat statement saya dari awal itu konsisten. 

Calon Walikota Samarinda Andi Harun dan Calon Wakil Walikota Saefuddin Zuhri saat jumpa pers di Kantor KPU Samarinda. Pasangan ini dipastikan menjadi satu-satunya pasangan calon dalam Pilkada Samarinda 2024.
Calon Walikota Samarinda Andi Harun dan Calon Wakil Walikota Saefuddin Zuhri saat jumpa pers di Kantor KPU Samarinda. Pasangan ini dipastikan menjadi satu-satunya pasangan calon dalam Pilkada Samarinda 2024. (TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI)

Walaupun ada upaya masyarakat untuk menyediakan alternatif, yaitu jalur perseorangan, selalu saya mengatakan masih mengutamakan jalur partai poltik.

Tapi memang diuntungkan juga oleh hasil survei beberapa lembaga kredibel.

Isinya kesimpulannya sama, tetap di angka 88 persen mayoritas masyarakat Kota Samarinda masih menginginkan saya memimpin kembali.

Itulah yang membuat saya confidence untuk menawarkan diri kembali meminta mandat dari masyarakat. 

Pak Andi ini telah berpetualang dari partai satu ke partai lain. Ada berapa partai yang pernah dimasuki?

Sebelum saya jawab, saya ingin katakan bahwa saya tidak pernah meninggalkan partai politik.

Saya sudah berada di empat partai politik. Tapi prosesnya, sama sekali saya tidak pernah meninggalkan partai politik, kecuali saya dipecat. 

Saya di partai politik pertama dipecat.

Di partai politik kedua tidak lolos parliamentary threshold (syarat minimal perolehan suara) atau tidak lolos.

Ketiga saya juga dipecat dan  sekarang saya berada di partai yang keempat.

Saya sekarang kan berada di Partai Gerindra, saya loyalis yang dididik Ketua Umum Partai Gerindra Pak Prabowo untuk selalu taat memegang jalur komando. 

Membangun Samarinda

Dulunya banyak yang mengatakan hati-hati saat ke Samarinda. Lalu lintasnya kacau, trotoar gak tertata. Itulah potret Kota Samarinda sebelum seorang Andi Harun memimpin. Itu diakui dan ada argumen soal itu?

Iya. Dulu Samarinda itu dikendalikan dengan beberapa istilah dalam Bahasa Banjar, yaitu rigat (kotor) karena sampah di mana-mana, licak (becek) karena banyak infrastruktur jalan kurang diperbaiki, kadap (gelap) dan calap (tenggelam) karena banjir. Banyak yang mengenal Samarinda begitu. 

Jadi dulu orang Samarinda dipaksa menerima kenyataan itu? 

Iya. Orang terkesan dipaksa untuk beradaptasi dalam keadaan itu. Bahkan kalau ada yang protes saat banjir, malah ditanya 'hanyar kah ikam di Kota Samarinda (kamu baru kah di Kota Samarinda)?'.

Dan Pak Andi Harun berangkat dalam stigma itu untuk memimpin Samarinda?

Saya gak percaya bahwa kita gak biasa memiliki infrastruktur yang bagus, kota yang bebas banjir.

Saya percaya banjir bisa diatasi, kota yang kotor bisa diatasi.

Kita harus membalikkan keadaan agar bisa membangun peradaban sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Timur.

Wah, dan itu terbukti 3,5 tahun sudah seperti ini. Samarinda bersih, tertata dan dari apa yang disampaikan, berarti bisa 'sombong' sekarang?

Saya gak mau ikut-ikutan ajakan sombong yang gak nyata.

Saya mau bilang bahwa ini merupakan kerangka untuk menjadi percontohan bagi daerah lain, terutama teman-teman di Samarinda sendiri.

Ketika saya mau mencalonkan diri atau sejak sebelumnya punya cita-cita untuk memimpin Kota Samarinda, terlebih dahulu saya aktifkan imajinasi bahwa Samarinda bisa bebas banjir, Samarinda bisa bersih, bisa jadi kota terang, asyik dan keren.

Baca juga: Pasangan Andi Harun-Saefuddin Zuhri Dapat Urut 2 di Pilkada Samarinda, Dua Kali Lebih Baik

Tidak ada argumentasi yang bisa diterima oleh akal sehat bahwa Samarinda gak bisa membalikkan paradigma buruk itu. Kenapa? Kita punya APBD. Kita punya elemen dan faktor pendukung. Birokrasi, perguruan tinggi dan banyak hal untuk membalikan itu.

Justru menjadi pertanyaan besar kalau Samarinda terus banjir, jalannya tidak bisa ditingkatkan, tidak bisa keren, lalu ke mana uang APBD? 

APBD yang Rp 5,6 triliun itu?

Sebelumnya Rp 2,8-3 triliun. 

Loh, berarti ada peningkatan anggaran dong selama 3,5 tahun memimpin  bisa menjadi Rp 5,7 triliun lebih?

Iya. Kalau kepala daerah cuma bisa belanja ya gak perlu sekolah tinggi-tinggi. Yang penting bisa baca tulis. Ada uang, ya tinggal belanja aja. Tapi pemimpin harusnya gak cuma jago membelanjakan uang tapi harus bisa berfikir bagaimana mencari uang dan meningkatkan anggaran.

Jadi bukan hanya sesuatu yang tampak, sesuatu yang menjadikan titlenya Samarinda berubah drastis?

Ya. Ketika saya dilantik, kita dalam keadaan Covid-19 yang sangat parah, bermasker dua tahun lamanya. Saya mengaktifkan imajinasi teman-teman di Pemkot, bahwa Covid merupakan situasi yang sangat sulit. Tapi kita tidak boleh berpangku tangan. 

Saya kan juga berangkat dari dagang kecil-kecilan. Saya punya teori dagang begini, kita mau menambah penghasilan, tapi keadaan tidak memungkinan, maka yang kita lakukan adalah efisiensi. 

Saya ajak teman-teman di seluruh OPD dan kantor pemerintahan, bisa gak sih kantor kita buat seperti di rumah?

Matikan lampu dan AC yang tidak dipakai agar hemat. Walaupun ini semua dibayar negara, tapi efeknya nanti efisiensi.

Saat ini Samarinda disebut lebih rapi dan nyaman. Apakah itu berlebihan?

Tidak berlebihan. Karena pengakuan itu tidak hanya kita dengar hari ini. Tapi kita dengar dari berbagai elemen masyarakat Samarinda sendiri, bahkan dari luar daerah Samarinda sendiri. Semua mengakui Samarinda berubah. Beradab.

Konsep beradab itu sederhana. Misal dulu warga Samarinda tidak care untuk mengantri, sekarang mau ngantri.  

Buang sampah sembarangan itu bukan peradaban yang baik. Peradaban yang baik itu kita mau terlibat dalam kebersihan kota.

Baca juga: Andi Harun Pungut Sampah dan Bersih-bersih Teras Samarinda, Wali Kota Umumkan 3 Smoking Corner

Selama ini banyak yang protes, mau buang buang sampah tapi TPS jauh. Saya balik, kalau buang sampah yang tertib harus karena ada TPS dekat rumah, ya tertibnya bakal belasan tahun.

Kenapa gak balik, ya gak apa-apa jalan atau bermotor agak jauh sedikit, tapi saya sudah punya kontribusi kecil terhadap kebersihan kota.

Syukur-syukur apa yang kita lakukan bernilai ibadah. Jadi tidak hanya komitmen terhadap pembangunan kebersihan kota tapi ibadahnya juga kita dapat.

Membangun frekuensi

Walikota tidak akan bisa bekerja sendiri dengan mimpinya tanpa dukungan seluruh personel di lingkungan Pemkot Samarinda. Bagaimana Pak Wali mengajak teman-teman berubah dan mengikuti mimpinya?

Lumayan sulit. Karena budaya birokrasi ASN kita di Samarinda tiba-tiba kedatangan walikota yang maunya cepat, seorang pimpinan yang harus memastikan semua rinci dan detail. Saya juga belajar tentang teknis dan saya mengajak mereka untuk melakukan perubahan budaya kerja.

Memang iramanya ada yang bisa cepat, tapi ada juga yang culture shock ketika tiba-tiba ada manajemen pemerintahan yang sangat speedy, detail, dan setiap laporan saya periksa satu-satu. 

Saya tidak suka gibahin orang di belakang. Kalau ada yang saya dapatkan bohong, saya langsung bilang di depannya. Gak ada gunanya membohongi walikota karena yang rugi masyarakat.

Jadi saya mengajak mereka berubah. Berlari melayani masyarakat agar lebih bermanfaat.

Saya punya amanah hanya 3,5 tahun. Alangkah ruginya masyarakat memberikan saya kepercayaan kalau tidak bermanfaat.

Calon Walikota Samarinda di Pilkada Samarinda 2024, Andi Harun saat diwawancara eksklusif oleh Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim, Ibnu Taufik Juwariyanto. 
Calon Walikota Samarinda di Pilkada Samarinda 2024, Andi Harun saat diwawancara eksklusif oleh Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim, Ibnu Taufik Juwariyanto.  (TRIBUNKALTIM.CO/FACHMI RACHMAN)

Juga mengapa selama ini terjadi kesemrawutan? Pembangunan dibangun secara parsial, karena selama ini kita gak punya master plane. Saya memulailah dengan perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Karena seberapa hebat pun kita, punya pengalaman apapun kalau gak ada peta, kompasnya mau diarahkan ke mana?

Akhirnya kita buat master plane ada ruang jasa, industri, ekonomi, sosial dan  pertanian. 

Lalu kita bekerja sama dan koordinasi dengan Bappenas, perguruan tinggi bagaimana membangun kota dalam konsep urban desain. Saya tekankan kita harus lebih maju dari swasta. Kenapa? 

Kalau swasta itu cari kerja dulu baru digaji, sementara kita, gaji sudah disiapkan negara bahkan lengkap dengan kendaraan dinas dan lain-lain, rapat disediakan snack, ruang ber-AC. Nah harusnya kita lebih maju kan?

Saya membawa konsep birokrasi yang budaya dan cara berpikir manajemen itu seperti swasta, bekerja target.

Contoh, kalau ada jalan rusak, ngapain rapat berkali kali? Langsung turun lah. Ukur berapa meter kerusakan, aspal atau beton, berapa anggaran, kerjakan!

Rapat itu juga pemborosan. Harus cemilan, makan.

Kedua, kita harus memanfaatkan APBD dengan baik. Kita belajar untuk tidak koruptif, tidak manipulatif supaya hasil dari APBD itu banyak yang bisa dilihat masyarakat.

Akhirnya mereka nanya, gimana caranya? Saya tekankan awal, kalian jangan banyak di kantor. Turun ke lapangan. Ngapain di ruangan dari pagi ngurusi kertas sampai sore.

Misal Kadis Pertanian, berapa produksi budidaya ikan tawar Samarinda? Dijabarkannya. Saya tekankan berapa targetnya tahun depan? Saya tagih. Kalau tidak bisa, berarti secara langsung maupun tidak langsung mengakui bahwa dia tidak mampu. Sebaiknya digeser ke yang lebih cocok.

Kemudian, PUPR. Berapa banyak titik banjir? Berapa panjang jalan yang mengalami kerusakan? Tahun depan harus berkurang. Banjir harus kelar. Dengan begitu, masyarakat pada akhirnya akan tahu, walaupun belum tuntas 100 persen, tapi ada tren pengurangan banjir, ada tren fasilitas jalan yang lebih baik.

Memang perlu waktu untuk mencapai itu. Tapi maksud saya adalah semua hasilnya harus real, konkret, gak bisa asal bapak senang karena saya benar-benar periksa satu persatu.

Ada perlawanan gak?

Mungkin awal culture shock itu, mereka berfikir kok gini banget? Saya gak peduli, i don't care. Karena saya yakin sekali jalan yang kita ambil ini baik untuk masyarakat.

Gak baper dengan pandangan itu?

Enggak. Saya mau membangun kinerjanya. Gua gak baper.

Saya selalu sampaikan kepada kepala dinas, secara personaliti saya gak boleh koreksi kalian, saya harus beradab, tapi sebagai tanggung jawab publik, itulah yang saya tegur, saya ingin bangun kita motivasi agar lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Apakah teman-teman di Pemkot Samarinda sudah satu frekuensi?

1-10 angkanya sudah 8. Tinggal waktu sedikit, kalau ditakdirkan lagi menjadi Walikota Samarinda, di tahun pertama frekuensinya sudah jadi 10. Mimpi saat dipercayakan kembali memimpin Samarinda 5 tahun ke depan. 

Janji dan Mimpi 

Jadi 99 persen Pak Andi Harun akan melanjutkan ke periode 2024-2029. Mimpinya apalagi untuk Samarinda?

Banyak sekali tapi saya mau memulai dari hal yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) sekarang.

Pengendalian banjir harus tuntas di periode kedua.

Kemudian akses air bersih saya masih punya PR 23 persen.

Insya Allah periode kedua 100 persen selesai.

Saya sudah punya polanya, petanya sudah ada, tinggal kompasnya diarahin.

Lima tahun lagi cukup?

Cukup. Sangat cukup. Termasuk menitikberatkan menaikkan sedikit volume kualitas sumber daya manusia (SDM).

Karena walaupun Samarinda IPM-nya tertinggi di angka 82 persen se-Kaltim, tapi saya selalu berbicara bukan hanya indeks pembangunan manusia, tapi justru manusia itu harus menjadi modal dan hanya bisa menjadi modal kalau kita bisa membangun pendidikan yang berkualitas.

Untuk bisa menghadirkan pendidikan berkualitas, tentu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan harus berkualitas selain bangunan fisik.

Baca juga: Andi Harun-Saefuddin Zuhri Wujudkan Samarinda Kota Layak Huni

Kita tahun ini sudah memulai sebuah pilot project membangun sekolah terpadu berstandar internasional di eks SMP 16.

Kita akan berlakukan Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Internasional Cambridge supaya literasi di bidang bahasa, sains dan matematika itu meningkat. Karena ini berhubungan dengan produktivitas.

Ada lagi mimpinya?

Masih banyak. Tapi nanti pada waktunya akan saya sampaikan kepada publik dalam paparan visi misi.  

Saya dan pasangan tidak akan memilih kampanye mobilisasi seperti biasa, di lapangan karena kurang mengedukasi.

Kalau datang cuma nyanyi, dangdutan dan pulang, masyarakat dapat apa?

Jadi nanti saya akan undang kelurahan kecamatan supaya mereka melihat apa yang akan kita bangun dan mereka punya hak tagih kepada kami.

Jadi kalau kita runut, periode selanjutnya banjir dan air bersih tuntas.

Membangun SDM melalui pendidikan, apa lagi?

Ekonomi. Kita harus membangun Samarinda itu konsisten pada kota jasa, dagang dan industri.

Ambil contoh saja, ratusan ponton yang bolak balik Sungai Mahakam itu semua 100 persen dibeli dari Batam.

Itu kapal gak perlu sekolah tinggi banget buat membuatnya. Cuma kita belum sinergi dengan pendidikan kita.  

STM kita rata-rata jurusan tata boga, kenapa kita gak desain pendidikan kita berbasis pasar industri agar kapal gak perlu jauh-jauh beli.

Memang orang bilang ngomong gampang, tapi kalau kita gak mulai, kapan (berubah)?

Dulu banyak yang gak optimis kalau banjir bisa dikendalikan, tidak yakin bisa bersih, hari ini berangkat ketidakpercayaan itu, sejak saat itu kita bangun dengan kerja keras, kolaboratif bersama semua ASN, masyarakat, hari ini kita terima banyak penghargaan dan kita geser Balikpapan dari 10 kota paling layak huni.

I'm sorry to say, tahun ini Balikpapan turun bersama Denpasar, diganti Samarinda menjadi 10 kota paling layak huni di Indonesia.

Kita ingin membangun bersama seluruh kabupaten kota agar Provinsi Kaltim menjadi provinsi yang menarik dan keren.  

Pengalaman 3,5 tahun menjadi portofolio dan itu akan dilanjutkan dalam lima tahun ke depan.

(TribunKaltim.co/Rita Lavenia)

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved