Pilkada Sumsel 2024
Hasil Survei Elektabilitas Pilkada Sumsel 2024, Duel Sengit Herman Deru, Eddy Santana dan Mawardi
Berikut hasil survei elektabilitas Pilkada Sumsel 2024. Duel sengit bacagub Pilkada Sumsel 2024, Herman Deru, Eddy Santana dan Mawardi Yahya.
Namun apabila PAN yang memperoleh 411.711 suara dan 6 kursi (8 persen) pada Pemilu 2024 itu mendukung koalisi Matahati, artinya itu menambah kekuatan koalisi Matahati menjadi 39 persen suara atau 29 kursi.
Sedangkan, koalisi Nasdem, PKS, dan Demokrat yang mencalonkan Herman Deru-Cik Ujang memiliki modal politik 1.432.381 suara atau 33 persen suara.
Dari dua koalisi terkuat ini, tak ada yang menguasai perolehan suara secara mayoritas di atas 50 persen.
Sementara, partai-partai yang belum menentukan pilihan calon yang sekitar 27 persen akan sangat menentukan peta kekuatan kandidat.
Praktis, dengan peta kekuatan seperti ini, pertarungannya akan sangat keras dan terbuka.
Keberimbangan ditunjukkan oleh tidak adanya koalisi partai yang mendominasi secara telak di 18 kabupaten/kota.
Gabungan perolehan suara pengusung Mawardi Yahya-Anita unggul di 11 dari 18 Kabupaten, yaitu di Lubuk Linggau (37 persen ), Palembang (42 persen), Prabumulih (37 persen), Banyuasin (36 persen), Empat Lawang (58 persen), Muara Enim (40 persen), Musi Banyuasin (42 persen), Musi Rawas (43 persen), Ogan Ilir (35 persen), dan PAL (Panukal Abab Lematang) Ilir (37 persen).
Dari ke-11 keunggulan tersebut, Matahati sangat dominan di Luwu Utara yakni mencapai 80 persen, di Empat Lawang Matahati unggul 58 persen.
Selebihnya semata unggul tipis dari koalisi atau gabungan partai lain.
Di Musi Rawas Utara koalisi Matahati bahkan teridentifikasi cukup lemah yakni hanya bermodal politik 28 persen.
Sementara itu, gabungan suara koalisi pengusung HDCU tidak satupun unggul hampir semua kabupaten/kota.
Hanya di Palembang koalisi HDCU raup modal politik hingga 40 persen terpaut hanya dua persen (2 persen) dari koalisi Matahati.
Koalisi partai pengusung HDCU justru terbaca lemah di beberapa kabupaten/kota, seperti di Empat Lawang (17 persen) dan Musi Banyuasin (18 persen).
Gabungan suara partai-partai yang belum menentukan pilihan justru unggul di 6 kabupaten/kota. Yakni, Pagar Alam (36 persen), Lahat (40 persen), Musi Rawas Utara (40 persen), OKI (38 persen), OKU (42 persen), OKU Selatan (42 persen), dan OKU Timur (35 persen).
Simulasi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada koalisi partai yang benar-benar dominan dalam modal politik yang bisa dikonversikan menjadi modal elektabilitas. Selisih antara satu koalisi dengan lain tidak terpaut jauh.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.