Breaking News

Pilkada Bogor 2024

Hasil Survei Pilkada Bogor 2024: Dedie Rachim Teratas, Bagaimana Elektabilitas Sendi Fardiansyah?

Inilah hasil survei elektabilitas Pilkada Kota Bogor 2024, Dedie Rachim masih calon Wali Kota terkuat.

instagram/@kpu_kota_bogor
Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor 2024. Cek hasil survei Pilkada Bogor 2024, siapa pemilik elektabilitas terkuat? 

Posisi kedua, Atang Trisnanto di angka 21,8 persen, kemudian disusul Sendi Fardiansyah di angka 13,5 persen.

Di posisi keempat, Raendi Rayendra memperoleh angka 9,8 persen dan terakhir Rena Da Frina di angka 4,0 persen.

Adapun survei ini digelar dengan metode multistage random sampling terhadap 400 responden yang tersebar di enam kecamatan di Kota Bogor.

Margin of error dari survei ini di angka 4,9 persen.

Diketahui, hari pemungutan suara akan digelar serentak di seluruh Indonesia pada 27 November 2024.

Masyarakat Kota Bogor bisa memilih salah satu dari lima pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Bogor untuk menjadi wali kota dan wakil wali kota Bogor.

Hasil Survei LS Vinus

Berdasarkan hasil survei Pilkada Bogor 2024 tebaru yang dirilis Lembaga Studi Visi Nusantara Maju (LS Vinus) diketahui siapa terkuat maupun kurang populer.
 
Adapun survei ini dilakukan mulai tanggal 4-8 September 2024.

Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor 2024. Cek hasil survei Pilkada Bogor 2024, siapa pemilik elektabilitas terkuat?
Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor 2024. Cek hasil survei Pilkada Bogor 2024, siapa pemilik elektabilitas terkuat? (instagram/@kpu_kota_bogor)

Ketua LS Vinus Bogor Yusfitriadi mengatakan, dari hasil survei yang didapatkan, dua pasangan calon yakni Atang Trisnanto-Annida Allivia dan Rena Da Frina-Teddy Risandi menempati posisi paling rendah.

Atang-Annida hanya mendapatkan suara 4,5 persen sedangkan Rena-Teddy hanya mendapatkan suara 3,25 persen.

Kata Yusfitriadi, keduanya masih belum populer atau terkenal di masyarakat.

“Kalau lihat data survei, dimana faktor masyarakat menentukan lebih banyak disebabkan faktor intensitas komunikasi dengan masyarakat. Karena ketika ditanya mengapa memilih pasangan calon, jawaban tertinggi adalah popularita dan program kerja,” kata Yusfitriadi kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (13/9/2024).

Atang-Annida bahkan dinilai tidak populer sama sekali sampai kalangan partai politik.

“Terlebih Rena dan Teddy figur dadakan dalan konteks Pilkada Kota Bogor,” tambahnya.

Keduanya harus terus meningkatkan elektabilitasnya untuk bisa bicara banyak bersaing di Pilwalkot Bogor nanti.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved