Berita Kutim Terkini

DPPKB Kutim Turunkan Jumlah Kasus Anak Berisiko Stunting

Kasus stunting di Kabupaten Kutai Timur masih menjadi perhatian bagi pemerintah melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/HO
Peringatan puncak Harganas di Kutai Timur.TRIBUNKALTIM.CO/HO/Pemkab Kutim 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Kasus stunting di Kabupaten Kutai Timur masih menjadi perhatian bagi pemerintah melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB).

Pihak DPPKB Kutai Timur terus berupaya menurunkan angka berisiko stunting hingga di pelosok kecamatan Kutai Timur.

Pasalnya, sampai saat ini, Kecamatan Muara Bengkal masih menduduki wilayah tertinggi dengan kasus anak berisiko stunting, yakni mencapai 224 anak yang terdampak.

"Beberapa bulan terakhir, kami bersama berbagai pihak bekerja keras menekan angka berisiko stunting hingga terus mengalami penurunan," ucap Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi, Rabu (16/10/2024).

Lanjutnya, pada bulan Juni 2024 lalu, anak yang terkena stunting mencapai 1.801 anak yang tersebar di 18 kecamatan. Akan tetapi, hingga bulan September 2024 ini, angka tersebut menurun mencapai 1.748 anak.

Baca juga: Kodam VI/Mulawarman Lakukan Percepatan Penurunan Stunting di Kaltim dan Kaltara

Baca juga: Dukung Percepatan Penurunan Stunting, PT Indexim Coalindo Raih 2 Penghargaan dari Pemerintah

Sedangkan keluarga yang masuk dalam data berisiko stunting pada bulan Juni 2024 mencapai 15.576 keluarga dan hingga akhir September 2024 mengalami penurunan, yakni 12.362 keluarga.

Penurunan angka kasus anak stunting dan keluarga berisiko stunting tersebut terbilang masih kecil, akan tetapi telah menunjukkan progress tren yang positif menurun.

"Ini tugas berat, kami tidak bisa bekerja sendiri, artinya kami masih membutuhkan bantuan dari seluruh elemen mulai dari lembaga mitra, perusahaan, OPD lain," terangnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Pemkab Kutim, Rizali Hadi menekankan penurunan angka stunting harus dilakukan untuk mewujudkan era Indonesia Emas 2045 mendatang.

Sebab, visi era Indonesia Emas 2045 yakni bebas stunting.

Baca juga: Mengenal Gerakan Bessai Berinta, Inovasi Kecamatan Bontang Utara Tangani Stunting, Kerahkan 205 RT

"Keluarga adalah pondasi masyarakat, program Pemkab Kutim ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang bebas stunting," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved