Berita Internasional Terkini

Beginilah Nasib Para Sandera Usai Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Dikabarkan Meninggal Dunia

Pemerintah Israel mengumumkan bahwa tentaranya telah menewaskan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dalam sebuah baku tembak di Gaza selatan hari Kamis.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
Middle East Monitor
Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, mengumumkan 60 warga Israel yang mereka sandera tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober pada Sabtu, (4/11/2023). 

Secara bersamaan ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi pada para sandera yang ditawan Hamas.

Kami memahami bahwa Hamas tidak mengendalikan semua sandera, dan bahkan kelompok-kelompok yang berbeda di dalam Hamas yang menyandera mungkin mengambil pendekatan yang berbeda terhadap tawanan mereka.

Beberapa mungkin mengeksekusi sandera sebagai pembalasan atas kematian Sinwar, beberapa mungkin berusaha menukar kebebasan sandera dengan kebebasan mereka sendiri, dan beberapa mungkin meninggalkan sandera karena takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Upaya-upaya negosiasi sebelumnya didasarkan pada gagasan bahwa Sinwar memiliki hubungan dengan sebagian besar penyandera, dan dia dapat membentuk tindakan mereka.

Gambarannya jauh lebih suram sekarang, dan kita mungkin akan melihat beragam hasil.

Kita tidak tahu berapa banyak sandera yang masih hidup saat ini; beberapa mungkin akan dibebaskan, dan yang lainnya akan dibunuh dalam beberapa hari ke depan.

Seperti apa masa depan Gaza?

Pertanyaan tentang masa depan Gaza ini menjadi semakin mendesak, namun jawabannya belum jelas.

Kematian Sinwar sangat penting bagi warga Israel yang ingin memastikan bahwa Hamas tidak bangkit di Gaza.

Karena banyak orang Palestina menganggap Sinwar sebagai tokoh karismatik yang memiliki kredibilitas, kematiannya akan melemahkan kendali Hamas atas penduduk Gaza.

Pada saat yang sama, Israel tampaknya tidak cukup memikirkan bagaimana melakukan transisi dari pendudukan militer di Gaza.

Israel terus mengartikulasikan tujuan ambisiusnya untuk menciptakan Gaza yang tidak dikuasai Hamas, namun tidak ada jalan yang jelas untuk mencapainya, dan Israel telah menolak banyak proposal yang melibatkan peran Otoritas Nasional Palestina sebagai lembaga nasional sekuler untuk memimpin upaya pemerintahan.

Dalam beberapa minggu ke depan, berbagai aktor internasional-termasuk Amerika Serikat, Eropa, dan negara-negara Arab-kemungkinan besar akan mendorong Israel untuk bergerak lebih cepat dalam upaya ini.

Seperti apa masa depan Hamas?

Hamas tetap menarik bagi banyak orang Palestina, yang putus asa akan berakhirnya negosiasi untuk mengakhiri peran Israel di Gaza dan Tepi Barat.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved