Wawancara Eksklusif Calon Pilkada

Dari Jalan, Air, hingga Internet Desa, Ini Janji Ardiansyah Sulaiman jika Menang Pilkada Kutim 2024

Pada Pilkada Kutim 2024, Ardiansyah Sulaiman menggandeng mantan Ketua DPRD Kutim dan Anggota DPRD Kaltim, Mahyunadi sebagai calon wakilnya.

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Syaiful Syafar
HO/DOK ARMY
Calon Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman saat berpidato di hadapan pendukungnya. Calon petahana ini punya sederet janji dan mimpi jika ditakdirkan kembali menang pada Pilkada Kutim 2024. 

Pada tahun 1999 di DPRD Kabupaten Kutai saya sebagai Sekretaris Komisi C di Tenggarong, lalu pindah ke Sangatta.

Tahun 2000 menjadi Ketua Komisi A sampai 2005.

Tahun 2005 saya terpilih lagi karena saat itu kursi DPRD hanya 25 jadi saya dapat 3 kursi, saya berhak menduduki pimpinan DPRD sebagai Wakil Ketua.

Di tahun 2005 itu juga saya ikut kontestasi Pilkada Kutim bersama Pak Mahyudin melawan Pak Awang Faroek yang berpasangan dengan Pak Isran Noor. Alhamdulillah kalah. 

Tapi waktu itu tidak ada aturan untuk mundur. Jadi saya kembali ke DPRD sebagai Wakil Ketua DPRD Kutim. 

Lalu, pada Pemilu 2009, saya terpilih kembali jadi Anggota DPRD.

Waktu itu jumlah kursi naik menjadi 30, tapi saya hanya dapat dua kursi, sehingga saya hanya menjadi Anggota DPRD.

Baca juga: Ardiansyah Sulaiman-Mahyunadi Resmi Berpasangan di Pilkada Kutim 2024, Raih Restu Perindo dan PKS

Di tahun 2008, terjadi Pemilihan Gubernur. Pak Awang Faroek jadi Gubernur Kaltim dan Pak Isran Noor naik jadi Bupati Kutim. 

Nah, di bulan September, harus segera diisi wakil bupati untuk mendampingi Pak Isran.

Saya diminta dampingi Pak Isran. Terjadi pemilihan internal di Dewan, sejak saat itu saya jadi Wakil Bupati Kutim.

Tahun 2010 kami masih berpasangan lagi dan tetap naik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kutim sampai di 2015. 

Di tahun itu Pak Isran mundur jadi Bupati Kutim dan saya menjadi Plt Bupati. 

Lalu, pada Juli 2015, saya menjadi bupati definitif sampai pelantikan bupati baru di tahun 2016.

Saat kontestasi tahun 2015, saya ikut juga berpasangan dengan Pak Alfian Aswad, Alhamdulillah kalah dan sejak 2016 saya istirahat. Kembali ke rumah temani istri jualan kain di rumah dan bertemu kolega bisnis istri.

Di Pilkada 2019, saya dilamar oleh Pak Haji Kinsu untuk berpasangan, lalu sosialisasi, terus karena ada suatu hal katanya posisi kita kurang menguntungkan. Akhirnya Pak Kinsu berpasangan dengan Pak Mahyunadi. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved