Janji dan Mimpi Calon Walikota Balikpapan Muhammad Sa’bani, Perusda Bisa Atasi Kelangkaan LPG

Di kawasan-kawasan seperti itu kita akan bangunkan istilah kerennya reservoar, penampung dengan kubikasi yang besar sesuai dengan standar, dengan demikian kita isi reservoar kemudian air dialirkan.

Kedua, kita juga mengupayakan konsep bak ketangkapan air.

Ketangkapan air ini maksudnya air hujan kita manfaatkan.

Kemudian kita akan identifikasi juga pipa-pipa yang harus diganti supaya menekan kebocoran, ini jangka pendek.

Untuk jangka menengahnya gimana?

Jangka menengah untuk air bersih ini, itu kan (bendungan) di Sepaku Semoi sudah jadi, kapasitasnya besar pasti dia berlimpah, tidak mungkin habis di IKN sama Penajam saja, itu bisa dapat 500 liter per detik kita bisa dapat, bahkan lebih. Tinggal kita kolaborasi karena itu bisa menjadi SPAM (sistem penyediaan air minum-red) regional atau kita cukup minta pipa transmisinya masuk ke SPAM kita.

Dengan struktur dan kondisi keuangan APBD Balikpapan kemudian kondisi keuangan PDAM Tirta Manuntung yang ada sekarang, apakah itu mungkin dilakukan?

Pastilah memungkinkan,  APBD ini saya baca sekitar Rp4,2 triliun.

Berapa sih nilai kalau cuma reservoar saja nggak terlalu besar itu.

Kemudian untuk perpipaan tentu itu kewenangan provinsi karena lintas, kita tinggal bayar air baku ke penyedia air baku.

Pipa transmisi itu tentu dibiayai oleh provinsi atau pusat tinggal di dalam bisa juga dibantu provinsi pipa distribusi, apakah dia membangun SPAM sendiri atau kita air baku saja.

Air baku berarti diproses di sini airnya seperti itu, itu jangka menengah.

Jangka pendek tadi  reservoar, perbaikan pipa.

Air bersih sudah, bagaimana dengan masalah banjir di Balikpapan?

Banjir ini menjadi bahasan sebenarnya dalam beberapa tahun Kota Balikpapan, apalagi sebagai kota penyangga IKN ya.