Wawancara Eksklusif Calon Pilkada
Janji dan Mimpi Calon Walikota Balikpapan Muhammad Sa’bani, Perusda Bisa Atasi Kelangkaan LPG
Janji dan mimpi calon Walikota Balikpapan Muhammad Sa’bani, Perusda bisa atasi kelangkaan LPG.
Penulis: Zainul | Editor: Rita Noor Shobah
Jadi dari yang dari Syarifudin Yoes, dia tidak boleh belok kanan, tidak boleh langsung ke arah perumahan Wika situ, belok kiri aja dia dibuang putar di depan Global.
Nah, yang dari MT Haryono tak boleh belok ke arah Syarifuddin Yoes, dia harus turun dan buang di sana.
Apakah strategi itu tidak menciptakan titik-titik macet baru ?
Tidak, karena dia mengalir dan tidak berbahaya bila tidak stop di tanjakan, tapi ahlinya banyak.
Kita kan tentu bisa meminta ahli-ahli untuk menetapkan titik-titik itu, mana yang harus direkayasa dalam waktu singkat.
Artinya, memang ada pergerakan yang panjang, jadi tidak langsung main potong.
Yang kedua, kapasitas jalan kita ini sepanjang masih bisa memungkinkan dilebarkan, tetapi kalau tidak, kita harus bikin jalan layang.
Jalan layang itu jadi wacana yang sudah mengendap bertahun-tahun sebenarnya?
Ini harus kita eksekusi di jangka menengah.
Tidak bisa lagi kita kota modern seperti ini ada IKN.
IKN-nya megah, Balikpapan yang sering didatangi orang justru menjadi masalah.
Anda sebenarnya tahu jalan layang itu sudah menjadi wacana yang sudah berpuluh-puluh tahun lalu di Balikpapan, tetapi ada sumbatan yang kemudian mengakibatkan tidak terealisasi jembatan layang. Apakah Anda tahu bagaimana melepas sumbatan itu?
Kalau saya jadi walikota itu Insya Allah bisa, kita komunikasikan baik-baik.
Kalau saya kan tidak berkepentingan untuk politik.
Tapi Anda punya pengalaman bertahun-tahun di provinsi?
Itu kan karena saya birokrat, pada saat itu politisi sesama politisi beda pendapat.
Di sini tinggal kita, kalau saya di Balikpapan tinggal kita bongkar ke masyarakat hal-hal yang menjadi sumbatan yang secara politis menghambat pembangunan itu, nanti masyarakat yang marah.
Kita sudah punya konsep program untuk dijalankan tetapi kemudian dihambat, bukan kita lagi yang marah, masyarakat juga akan marah.
Bagaimana dengan program di bidang kesehatan?
Selama ini banyak yang nanya ke saya "Pak kalau bapak jadi walikota nanti BPJS gratis lanjut nggak?".
Sebenarnya sederhana aja itu, bukan masalah gratisnya, tetapi kita tingkatkan.
Kalau sekarang BPJS yang gratis itu ada berapa kalangan ada yang dibiayai langsung oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan semua itu saya tahulah mana Gakin, mana Keluarga Harapan, mana itu kita akan gratiskan kepada kepala keluarga yang berpenghasilan sampai dengan Rp 5 juta.
Jadi, yang Rp 3 juta penghasilan tidak bayar lagi.
Kalau sekarang yang dianggap garis kemiskinan itu yang gratis itu jelas.
Pokoknya yang Rp 5 juta penghasilannya kita gratiskan.
Tapi kalau misalnya statusnya karyawan, kalaupun gajinya UMR Balikpapan tetap ada tanggungan perusahaan BPJS-nya itu.
Kita lihat perusahaannya, kalau dia usaha kecil mikro kan kasihan juga, daripada dia membayarkan BPJS karyawannya lebih baik dia manfaatkan untuk mengembangkan usahanya.
Artinya dibebankan kepada pemerintah daerah?
Iya, misalnya karyawannya cuma 8 orang, gaji karyawannya pun paling 2-3 juta. Kemudian dia dibebani lagi itu, berapa sih omset dia, kenapa tidak kita bantu juga supaya masyarakat itu tenang.
Tetapi selain itu, kita juga akan melakukan intensitas kunjungan kesehatan ke masyarakat dalam rangka preventif.
Tidak hanya sektor-sektor informal yang mendapat bantuan BPJS Kesehatan tapi semua rata?
Semuanya rata mendapatkan BPJS Kesehatan, kan semua masyarakat Balikpapan juga.
Nah kita bantu juga yang menunggak, karena tertunggak kemudian kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan karena dibilang oleh BPJS di rumah sakit, bayar dulu dong, gimana dia bayar sementara dia mengalami keterpurukan.
Kita tinggal inventarisir berapa tunggakan kita bayar, kita bekerja untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat bukan untuk memperkaya diri sendiri.
Bagaimana dengan sektor pendidikan?
Untuk pendidikan kita upayakan tidak dikotomi negeri dan swasta, cakupan pelayanan pendidikan harus menjangkau semua, kalau negeri gratis, swasta tertentu muridnya musti digratiskan juga kecuali swasta yang orang-orang kaya.
Karena swasta itu mereka terpaksa sebab negeri tidak mampu menampung masa dia harus dibebani juga bayar, kita bantu tapi jangan lupa gurunya harus kita tingkatkan juga kesejahteraannya.
Jadi dari guru PAUD, guru TK, guru SD, guru SMP itu akan kita tingkatkan karena mereka ngeluh, guru negeri juga mengeluh karena apalagi katanya P3K berbeda, nah saya bilang P3K itu kan ASN jadi ASN itu ada dua PNS dan P3K, harusnya haknya sama.
Artinya Anda punya cita-cita, punya keinginan menyamakan hak P3K dan PNS?
Betul, dalam pendapatan sesuai dengan golongan dan punya kesempatan yang sama untuk meniti karier karena dia (P3K itu ASN juga dan undang-undang ASN, sudah jelas disebutkan haknya sama. Nah kita tingkatkan itu kesejahteraan.
Termasuk guru-guru honor?
Iya, karena guru-guru honor ini sebagian besar diserap menjadi P3K. Kemudian murid-murid tadi tetap saja misalnya mendapat seragam gratis tetap saja kita berikan tetapi akan kita upayakan produk lokal Balikpapan.
Bagaimana dengan keluhan banyak orang soal LPG di Balikpapan?
Banyak juga yang mengeluh soal LPG, saya bilang gini, selain kuotanya akan kita hitung ulang, tetapi saya juga akan optimalkan Perusda, kita menjadi salah satu distributor atau agen LPG.
Jadi pemerintah turun tangan berbisnis dalam itu tetapi bukan untuk keuntungan pemerintah, melainkan bagaimana agar masyarakat mendapatkan pelayanan sesuai harga sesuai dengan peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah karena itu subsidi.
Selama ini pemerintah tidak bisa cawe-cawe, hanya Pertamina yang punya hak untuk mengatur elpiji ini?
Iya, tetapi kita bisa mendapat hak untuk menjadi distributor atau agen, selama ini banyak swasta-swasta, mereka yang mengelola itu kenapa tidak Perusda kita.
Karena Perusda itu kan didirikan untuk membantu.
Dua misinya, untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dan juga berkontribusi untuk pendapatan kalau memungkinkan.
Jadi tidak harus untung terus Perusda itu, tetapi bisa memberikan sepenuhnya kepada masyarakat.
Bagaimana dengan program anak muda?
Saya itu ingin sisi kreatif kita berkembang, dalam benak saya kami itu punya konsep untuk membuat wadah.
Wadah di mana orang bisa mengekspresikan bisa mendapatkan pelatihan di berbagai kegiatan industri kreatif sehingga ada efek ekonomi kreatif yang berkembang di situ, tidak hanya bicara tentang seni rupa, tidak hanya bicara tentang UMKM makanan, tapi kita harus integratif jadi dalam wadah itu Kota Balikpapan, kita mau ke mana ini, di situ ada berbagai aktivitas, ada seni rupa, ada anak muda mengekspresikan gagasannya dalam bentuk seni apa.
UMKM tentu kita fasilitasi bagaimana membuat kemasan yang baik, pasarnya ke mana, kemudian kalau jenis makanan sertifikasi halalnya.
Nah itu akan berkembang dengan berbagai isu-isu dan gagasan anak-anak muda akan kita serap.
Ada yang suka musik, ada yang suka tari, suka lukis, suka ukir bahkan saya pernah mengadakan pameran waktu saya Plt Kadisdik bagaimana kombinasi seni dan fisika.
Jadi seni dan fisika itu ada semacam ukiran yang dibentuk kayak perahu, kalau kita melintas perahunya bergerak.
Bagaimana dengan penataan hingga tingkat RT?
Saya ingin kita akan memberikan kesempatan RT itu menata lingkungannya dengan baik.
Sekarang itu RT saya dengar dari info yang mereka sampaikan kalau ada kerusakan kecil aja harus lapor untuk memperbaiki, dan itu belum tentu langsung diperbaiki.
Kita alokasikan dana untuk mereka, misalnya parit, semenisasi. Kita ingin memerankan RT merespons cepat keluhan masyarakat.
Jangan sampai keluhan masyarakat ini didiamkan malah makin parah tidak ada respon dari pemerintah kota.
Terkait birokrasi bagaimana?
Selama ini banyak pegawai atau ASN ini yang merasa sepertinya tidak ada sistem promosi yang jalurnya bagus.
Kita akan real system, jadi jenjang karier itu jelas berdasarkan kinerja.
Tidak main 'oh ini golongannya masih rendah lalu kemudian dilewatinya', belum tentu kapasitasnya memadai nah kita tidak ingin seperti itu.
Yang kedua, saya tidak ingin ada lagi pemerintahan kota itu yang suka meminta fee dari perizinan, dari proyek.
Saya buat perjanjian kalau ditemukan, laporan ditemukan terbukti silahkan berhenti, tanda tangan perjanjian.
Kalau kita tidak dimulai sekarang kapan lagi, tetap aja terus.
Ini pekerjaan besar Pak, istilahnya bapak mencuci piring sebenarnya. Apakah bapak yakin bisa menjalankan itu semua?
Harus bisa supaya ada perubahan, kalau tidak segelintir orang saja yang menikmati. Nanti kalau tidak dapat tidak fokus kerja, minta itu minta ini, kasihan kan orang.
Apa sebenarnya mimpi besar bapak untuk kota Balikpapan ini?
Kita ingin sekali Balikpapan ini menjadi salah satu kota terdepan dalam memberikan berbagai pelayanan yang nyaman.
Karena bagaimanapun dengan adanya pengembangan ibukota, Balikpapan ini akan semakin padat makanya kita harus review betul-betul tata ruangnya, jangan dibiarkan, kita harus bisa mengatur mana yang di Balikpapan mana yang harus di luar Balikpapan.
Jadi kita harus agak ketat dengan tata ruang, kita akan review rencana detail tata ruang kota, tata ruang wilayah kota itu harus di review baik-baik supaya kita pengembangannya terarah jangan developer main hajar aja.
Kita harus review baik-baik, kita ingin Balikpapan kembali nyaman lagi.
Saya bukan businessman, saya murni birokrat, jadi tidak ada dalam benak saya itu mencari keuntungan untuk berbisnis.
Kalau saya ingin berbisnis tentu saat lagi menjabat segala jabatan dulu akan saya manfaatkan, tetapi kan tidak.
Saya alhamdulillah bisa di jalan yang lurus.
Indonesia punya jargon Indonesia emas di tahun 2045 mendatang, seperti apa mimpi bapak Balikpapan di tahun 2045 nanti ?
Kita punya manusia-manusia untuk dicetak menjadi orang yang berakhlak dan berilmu pengetahuan, tidak sekedar kita membagi pakaian untuk siswa-siswa, tetapi kita ingin membentuk jiwanya.
Makanya nanti pendidikan anti korupsi kita akan gaungkan, dan orang-orang anak-anak muda sudah memahami teknologi itu kita manfaatkan betul, sehingga pada saatnya orang Balikpapan itu kapasitasnya mampu bersaing dengan yang lain.
Kita akan serap mereka maunya jadi apa, kita berikan sesuai dengan keinginannya.
Makanya kita perlu melakukan pelatihan keterampilan dan pendidikan yang tepat.
Sehingga 2045 itu ibukota negara mungkin sudah establish, Balikpapan mungkin juga akan menjadi kota metropolitan yang mapan yang nyaman dan ramah bagi warga.
(TribunKaltim.co/Zainul)
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.