Kebakaran di Karang Jati Balikpapan Lahap Dua Rumah, Diduga Akibat Korsleting Listrik

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kebakaran yang terjadi di RT 04, Kelurahan Karang Jati, Kecamatan Balikpapan Tengah, berhasil dikendalikan tim gabungan pada Kamis (26/12/2024) sore.

Peristiwa tersebut membakar dua rumah dan diperkirakan berdampak pada 2-3 rumah lainnya.  

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Balikpapan, Bambang Subagya menjelaskan, laporan kebakaran diterima dari masyarakat sekitar pukul 15.00 Wita.

“Di TKP, kami temukan ada dua rumah yang terbakar dan diperkirakan ada 2-3 rumah yang terdampak,” katanya.  

Baca juga: Kronologi Kebakaran di Karang Jati Balikpapan, Api Langsung Membesar Sasar 2 Rumah Warga

Bambang menambahkan bahwa pemadaman berjalan lancar meskipun menghadapi beberapa kendala di lapangan. 

“Kesulitannya ini kan kebetulan lokasinya berada di kawasan padat penduduk dan medannya berbukit ya. Akses masuk juga agak sempit begitu,” jelasnya. 

BPBD Balikpapan mengerahkan total 10 unit pemadam kebakaran dari lima pos berbeda, dengan bantuan tambahan dari PHM dan Brimob Polda Kaltim. 

Setelah beberapa jam berupaya, api berhasil dipadamkan sepenuhnya dan proses pendinginan dilakukan.

“Sampai saat ini sudah bisa kita kuasai dan sudah bisa dilakukan pendinginan,” lanjut Bambang.  

Baca juga: Kebakaran Terjadi di Karang Jati Balikpapan, Seorang Pria Jatuh Pingsan

Beruntung, tidak ada laporan korban jiwa dalam insiden ini.

Bambang juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam penanganan kebakaran.

“Terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu sehingga kejadian tidak membesar,” pungkasnya.  

Sementara itu, Ketua RT 04, Namrani, mengungkapkan dugaan awal penyebab kebakaran berasal dari korsleting listrik di rumah tingkat dua.

“Kebakaran di atas, orangnya yang di bawah nggak tahu. Entah ada korslet atau gimana, terus api langsung besar,” ujarnya.  

Proses pemadaman selesai pada pukul 17.00 Wita.

Lokasi kebakaran yang berada di area padat penduduk dan dekat jalur pipa gas memerlukan penanganan ekstra hati-hati untuk mencegah potensi bahaya lebih besar.  (*)