Berita Samarinda Terkini

Progres Terowongan Samarinda Hampir Rampung, Kelayakan Operasional Tunggu Rekomendasi KKJTJ

Terowongan ini dirancang untuk menghubungkan sisi inlet dan outlet dengan panjang masing-masing 13 meter, serta terowongan utama sepanjang 400 meter

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Nur Pratama
TribunKaltim.co/SINTYA ALFATIKA SARI
Proyek pembangunan terowongan Samarinda yang menghubungkan Jalan Sultan Alimuddin dan Jalan Kakap terus dikebut. Saat ini, penembusan terowongan dari sisi inlet dan outlet hampir rampung.  

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Proyek pembangunan terowongan Sultan Alimuddin-Kakap Samarinda terus menunjukkan progres signifikan.

Dengan panjang total 426 meter, terowongan ini dirancang untuk menghubungkan sisi inlet dan outlet dengan panjang masing-masing 13 meter, serta terowongan utama sepanjang 400 meter.

Jalur keseluruhan yang membentang dari Jalan Sultan Alimuddin hingga Jalan Kakap memiliki panjang sekitar 700 meter.  

Rezky Samudra Aprilyan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek ini, menargetkan penyelesaian seluruh konstruksi pada April 2025.

Baca juga: Walikota Andi Harun Kunjungi Proyek Terowongan Samarinda, Progresnya Capai Lebih dari 85 Persen

“Penembusan terowongan dilakukan hingga benar-benar terbuka dari sisi inlet dan outlet. Saat ini, kedua sisi hampir terhubung, dengan sisa penggalian sekitar lima meter. Setelah breakthrough selesai, kami akan fokus pada tahap finishing,” jelasnya hari ini, Jumat (27/12).

Rezky memastikan bahwa pembangunan terowongan ini dirancang dengan standar keamanan tinggi. Proses konstruksi dimulai dengan penggalian, pemasangan steel ribs (baja pelindung), penyemprotan beton setebal 20 cm, dan pemasangan tulangan baja pada segmen-segmen tertentu, terutama di titik-titik rawan seperti zona sesar atau retakan batuan.  

Untuk meningkatkan keamanan, penguatan tambahan berupa pemasangan angkur pada area rawan telah dilakukan. Metode grouting juga diterapkan untuk mengisi celah dan mencegah kebocoran air. 

“Kami memastikan desain ini dilengkapi dengan sistem drainase yang baik, termasuk pemasangan membran untuk mengalirkan air ke saluran yang sesuai,” ujar Rezky.  

Terowongan ini juga dilengkapi fasilitas darurat, seperti jetfan untuk memastikan sirkulasi udara dalam ruang terbatas, khususnya dalam kondisi darurat. Fungsi jetfan sebagai blower akan mengeluarkan udara dari dalam terowongan. 

Selain itu, hydrant yang terhubung ke luar juga akan dipasang untuk menangani potensi insiden. 

“Langkah mitigasi risiko telah disiapkan sejak awal, melibatkan tim perencana dan pelaksana yang berpengalaman,” tambah Rezky.  

Untuk memastikan kelayakan operasional, pihak proyek telah mengajukan rekomendasi kepada Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ).

Hingga kini, dua hingga tiga kali sidang telah dilakukan untuk membahas aspek teknis. 

“Perlu dicatat, KKJTJ memberikan rekomendasi terhadap kelayakan fungsi operasional, bukan persetujuan desain. Sidang berikutnya dijadwalkan pada Januari 2025 untuk evaluasi kelayakan akhir,” ujar Rezky.  

Meskipun tak ada kendala teknis signifikan sejauh ini, Rezky menekankan bahwa proyek ini dilakukan dengan kehati-hatian tinggi mengingat ini merupakan proyek terowongan pertama di Samarinda. 

"Kami berharap terowongan ini bisa selesai Januari, biar ada gambaran bahwa ini sudah layak. Karena proyek ini kan perdana,” pungkasnya. (*)

 

 

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved