Haul Guru Sekumpul 2025

Haul Guru Sekumpul 2025 Tanggal Berapa? Lengkap Syair Manaqib Abah Guru Sekumpul yang Sering Dibaca

Terjawab Haul Guru Sekumpul 2025 diselenggarakan tanggal berapa, lengkap syair manaqib Abah Guru Sekumpul yang sering dibaca.

Editor: Nisa Zakiyah
YouTube Sekumpul Tarim via TribunKalteng.com
Terjawab Haul Guru Sekumpul 2025 diselenggarakan tanggal berapa, lengkap syair manaqib Abah Guru Sekumpul yang sering dibaca. 

TRIBUNKALTIM.CO - Terjawab Haul Guru Sekumpul 2025 diselenggarakan tanggal berapa, lengkap syair manaqib Abah Guru Sekumpul yang sering dibaca.

Diketahui, Haul Guru Sekumpul diperingati setiap tanggal 5 Rajab dan dipusatkan di Musala Ar-Raudhah Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Hingga saat ini memang belum pengumuman resmi kapan pelaksanaan Haul Guru Sekumpul 2025

Namun bila merujuk pada kalender Hijriah Indonesia 2025 yang dirilis Bimas Islam Kementerian Agama RI, maka jadwal peringatan Haul ke-20 Guru Sekumpul tahun 2025 pada 5 Rajab 1446 Hijriah bertepatan dengan hari Minggu, tanggal 5 Januari 2025.

Sosok Abah Guru Sekumpul

Jelang Haul Guru Sekumpul 2025, berikut biografi Abah Guru Sekumpul atau nama aslinya Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari yang merupakan salah seorang ulama yang populer di Kalimantan.

lihat fotoMengenal sosok Abah Guru Sekumpul, ini profil Muhammad Zaini Abdul Ghani, ulama besar yang terkenal dan dihormati di Kalimantan Selatan.
Mengenal sosok Abah Guru Sekumpul, ini profil Muhammad Zaini Abdul Ghani, ulama besar yang terkenal dan dihormati di Kalimantan Selatan.

Ia lahir pada 11 Februari 1942 atau 27 Muharram 1361 H di desa Tunggul Irang, Martapura, Kabupaten Banjar.

Ayahnya bernama Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman, sedangkan ibunya bernama Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin.

Abah Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari.

Adapun silsilahnya adalah Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari.

Ketika kecil, Abah Guru Sekumpul selalu dekat dengan ayah dan neneknya, yang selalu menanamkan kedisiplinan dalam pendidikan tauhid dan akhlak serta belajar membaca Al Quran.

Semenjak kecil ia sudah digembleng orang tua untuk mengabdi kepada ilmu pengetahuan dan ditanamkan perasaan cinta kasih dan hormat kepada para ulama.

Selain nenek dan ayahnya, Abah Guru Sekumpul juga mendapat didikan dari pamannya, Syekh Seman Mulia.

Pamannya mendidik baik ketika berada di sekolah maupun di luar sekolah. Guru Seman pula yang mengajak Abah Guru Sekumpul mendatangi tokoh Islam terkenal di bidangnya baik di Kalimantan Selatan maupun di Jawa.

Salah satu contohnya, Guru Seman mengajak Abah Guru Sekumpul belajar kepada al-Alim al-Allamah Syaikh Anang Sya’rani, yang terkenal dalam bidang hadis dan tafsir.

Dalam perjalanannya, Abah Guru Sekumpul menyadari bahwa pamannya adalah seorang ahli di hampir semua bidang keilmuan Islam, tetapi tidak menampakkannya ke depan khalayak.

Sifat itulah yang ditiru Abah Guru Sekumpul, hingga dikenal sebagai pribadi yang mulia, penyabar, rida, pemurah, dan penyayang terhadap siapa saja.

Setelah melanglang buana belajar agama dan pendidikan lainnya, Abah Guru Sekumpul mendapat mandat untuk mengajar di Pondok Pesantren Darussalam Martapura.

Atas rekomendasi dari K.H. Abdul Qadir Hasan, K.H. Sya’rani Arif, dan K.H. Salim Ma’ruf, ia menjadi pengajar di pondok pesantren tersebut.

lihat fotoRibuan jemaah memadati areal induk Musala Ar-Raudhah untuk mengikuti acara Haul Guru Sekumpul 2023 di Jalan Sekumpul, Kelurahan Sekumpul, Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, Minggu (29/1/2023).
Ribuan jemaah memadati areal induk Musala Ar-Raudhah untuk mengikuti acara Haul Guru Sekumpul 2023 di Jalan Sekumpul, Kelurahan Sekumpul, Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, Minggu (29/1/2023).

Lima tahun kemudian, Abah Guru Sekumpul berhenti dan memilih melakukan kegiatan dakwah dengan membuka pengajian di rumahnya di Keraton Martapura.

Mulanya, pengajian ini diadakan hanya untuk menunjang pelajaran para santri di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, dengan diisi pengulangan kitab-kitab Ilmu Alat, seperti Nahwu dan Saraf.

Namun, pada perkembangannya, jemaah yang menghadiri pengajiannya cukup beragam, bukan hanya dari kalangan santri, tetapi juga masyarakat umum.

Pengajian pun mulai berkembang dengan kitab yang lebih bervariasi, mulai dari kitab-kitab fikih, tasawuf, tafsir, dan hadis.

Pada kesempatan itu, Abah Guru Sekumpul juga mulai menyiarkan Maulid al-Habsyi atau Simthud Durar karangan al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi.

Selain itu juga, pengajian bertambah lengkap dengan diselipkan lantunan syair atau kasidah berisi pujian-pujian terhadap Nabi Muhammad.

Karena pengajian di Keraton Martapura dirasa sudah tidak mampu lagi menampung jemaah, maka Abah Guru Sekumpul berinisiatif untuk pindah ke lokasi pengajian yang baru.

Pada sekitar 1980-an, Abah Guru Sekumpul memilih wilayah Sungai Kacang sebagai lokasi rumahnya sekaligus tempat pengajian yang baru.

Rumah baru Abah Baru Sekumpul ini kemudian dinamakan komplek Ar-Raudhah, penamaan tersebut mengacu pada nama Ar-Raudhah di Masjid Nabawi, Madinah.

Setelah mengabdikan dirinya sebagai pedakwah Islam, Abah Guru Sekumpul kemudian mengalami sakit pada ginjalnya hingga harus dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.

Setelah sepuluh hari dirawat di Singapura, pada 9 Agustus 2005, Abah Guru Sekumpul diperbolehkan pulang.

Namun, keesokan harinya, pada 10 Agustus 2005, Abah Guru Sekumpul meninggal dunia di usia 63 tahun.

Abah Guru Sekumpul dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di dekat Musala Ar Raudhah, Kalimantan Selatan.

Karya Selama hidupnya, selain menjadi pendakwah, Abah Guru Sekumpul juga aktif dalam kegiatan menulis.

Ia telah menghasilkan beberapa karya, yakni: Risalah Mubaraqah Manaqib Asy-Syekh As-Sayyid Muhammad bin Abdul Karim Al-Qadiri Al-Hasani As-Samman Al-Madani Ar-Risalatun Nuraniyah fi Syarhit Tawassulatis Sammaniyah Nubdzatun fi Manaqibil Imamil Masyhur bil Ustadzil a’zham Muhammad bin Ali Ba’alawy.

Lirik Syair Abah Guru Sekumpul

Berikut ini adalah lirik syair Abah Guru Sekumpul atau KH. Zaini bin Abdul Ghani yang sering dibaca saat peringatan haul.

Ya, KH. Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul merupakan ulama yang sangat kharismatik dan memiliki banyak karomah kewalian.

Abah Guru Sekumpul memiliki ratusan ribu bahkan jutaan jamaah yang selalhu hadir dalam majelisnya saat masih hidup. Ketika Abah Guru Sekumpul Wafat para jamaahnya selalu memadati makam dan haulnya.

Berikut ini adalah lirik syair manaqib Abah Guru Sekumpul yang sering dibaca untuk mengobati kerinduan pada Sang Guru.

Dengan Bismillah kami mulakan
Alhamdulillah kami sertakan
Sholawat salam kami haturkan
kepada Nabi,Keluarga,Shohabat ikutkan

Sekumpul komplek Raudhoh namanya
kitab dan dzikir,sholawat dibaca
Terang cahyanya nyinari majlisnya
tercurah banyak Rahmat Tuhannya

Sekumpul mengumpul banyak 'Ulama
kumpul bersama dimajlisnya
Seorang Guru lautan 'ilmunya
Syaikhona Zaini mimpin ta'limnya

Berbagai 'ilmu diajarkannya
segala 'ilmu fardhu 'ainnya
Tauhid dan fiqih juga tasawwufnya
semoga Allah balas jasanya

Duhai Guru Ayah kami
engkau mendidik bimbing ruh kami
Engakau lah pewaris Nabi-Nabi
nyebar luaskan sunnahnya Nabi

Cahya sekumpul Allah masyhurkan
berbagai 'ilmu Habaib datangan
Berbagai penjuru dunia datangan
Mekkah Hadromaut tak ketinggalan

Seorang 'ulama Allah komplitkan
suaranya merdu wajahnya tampan
Tinggi badannya indah menawan
siapa ketemu tunduk dan sopan

Musholla Raudhoh tempat ajarnya
bermacam 'ilmu serta wiridnya
Sebagai 'ulama ikutkan Nabinya
yang islam padanya amat banyaknya

Beliau terkenal murah hatinya
murah hartanya sosial hatinya
Setiap tamu dan yang muallafnya
diberinya duit dengan kasihnya

Mesjid Martapura dan pesantrennya
ikut menaruh celengan 'amalnya
Hasilnya puas banyak dapatnya
berkah 'ilmunya berkah Gurunya

Sekumpul masyhur banyak muridnya
lebih sepuluh ribu orangnya
Terlebih-lebih waktu maulidnya
komplek sekumpul tak memuatnya

Beliau keturunan Syekh Arsyadnya
Datu kelampayan itu masyhurnya
Betapa senang hati Datunya
lihat cucunya dengan suksesnya

Pengajian sekumpul membawa berkah
akhirat berkah dunia pun berkah
Ojek dan taksi beca pun berkah
inilah majlis pembawa Rahmat

Beliau 'Ulama bukan 'Umaro
bahkan 'Umaro datang padanya
Duduk bersimpuh dengan ta'limnya
bersih politik melulu agama

Beliau terkenal kharismatiknya
pejabat negara bahkan presidennya
Semuanya datang minta do'anya
ngambil berkahnya dengar nasehatnya

Tugas 'Ulama amat beratnya
bermacami rintangan dihadapinya
Segala fitnahan dengkian padanya
diterima dengan lapang dadanya

Hidup didunia jangan herannya
negrinya bala negrinya fana
Setiap orang cinta padanya
ada juga orang benci padanya

Rosulullah pun yang paling mulia
ada yang beriman ada yang kafirnya
Dari Nabi Adam hingga kiamatnya
ada yang suka ada yang bencinya

Sebelum tiba waktu wafatnya
komplikasi penyakit Allah ngujinya
Hatinya sobar terus berobatnya
sakit menambah tinggi pangkatnya

Didalam sakit terus ngajarnya
seolah penyakit tak dirasanya
Inilah hamba Allah mencintainya
Tanda Allah cinta disakitkannya

Kini tibalah waktu wafatnya
rabu malamnya subuh waktunya
Tanggal 5 bulan Rojabnya
samping musholla raudhoh makamnya

Orang yang sholeh banyak tandanya
terlebih-lebih waktu wafatnya
Manusia banyak datang melawatnya
Allah yang gerakkan geretek hatinya

Guru sekumpul lebih dahsyatnya
jalanan macet dgn totalnya
Jalanan penuh dgn manusia
hadir mensholatkan sampai pemakamannya

Semua musuh yang dengki padanya
dihari itu terbelalak matanya
Lihat manusia begitu banyaknya
karna Allahlah yang Maha Tahunya

Dipagi rabu hari wafatnya
seperti kilat masyhur khobarnya
Langitpun mendung sedih berduka
hujan gerimis nangis padanya

Didalam hadits Nabi sabdakan
munafiklah orang Nabi sifatkan
Jika tak sedih 'Ulama wafatan
sejahat manusia Ya Allah jauhkan

Wahai muslimin dan muslimatnya
paling besar musibah pada agama
Wafatnya Nabi penutup Rosulnya
dan wafat 'Ulama penggantinya

Duhai Ayah Guru Sekumpul
sungguh do'amu Allah qobul
Engkaulah sebab kami berkumpul
disini berkumpul di syurga berkumpul

Kini Engkau telah tiada
pandanglah kami senantiasa
Dulu Engkau pernah berkata
pandangan Guru yang wafat lebih tajamnya

Namamu terus dikenang-kenang
semua org cinta dan sayang
Seorang Guru lucu periang
pikiran yang kusut menjadi hilang

Engkau figur yang Nabi gambarkan
berikan 'ilmu berikan 'amalan
Pastilah Engkau dikubur nyaman
terima balasan jaza'ul ihsan

Sebelum wafat engkau sempatkan
berikan kami terbaik 'amalan
Paket 'Al Qur'an yang kau pilihkan
semoga kami di istiqomahkan

Ya Allah lapangkan Beliau didalam kuburnya
Turunkan rahmat MUya Robb banyak banyak padanya
Ciumkan Beliau bau surganya
Semua dosanya hilang dan sirna

Ya Allah kami pun mohon ampunan
Dunia akhirat mohon diselamatkan
Sekeluargaan jiran dan teman
Husnul khotimah mohon sudahkan

Demikian informasi seputar Haul Guru Sekumpul 2025. Semoga bermanfaat! (*) 

 

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunkalteng.com dengan judul Haul Guru Sekumpul 2024, Persiapan Haul KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani di Martapura Kalsel

Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Prakiraan Cuaca Kalsel saat Haul Guru Sekumpul 2025, Ada Potensi Hujan, Persiapkan Hal ini

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved