Berita Kaltim Terkini

Pembangunan Gedung Pandurata RSUD AWS Samarinda Belum Rampung, Kontraktor Didenda Rp5 Juta Per Hari

Pembangunan Gedung Perawatan Pandurata RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarind sampai sekarang belum juga selesai

Penulis: Mir | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
MAKET - Pembangunan Gedung Perawatan Pandurata RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarind sampai sekarang belum juga selesai 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pembangunan Gedung Perawatan Pandurata RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarind sampai sekarang belum juga selesai.

Padahal Pemerintah Provinsi Kaltim telah menggelontorkan anggaran cukup besar yang mencapai Rp380 miliar.

Bahkan untuk memastikan penyelesaikan pembangunan tersebut, Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke proyek tersebut pada Rabu (8/1/2025).

"Ada laporan terjadi keterlambatan penyelesaian (pembangunan Pandurata). Makanya kita turun lapangan sekaligus mengklarifikasi jangan sampai ini tidak selesai," jelas Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Abdulloh saat dijumpai awak media usai sidak.

Abdulloh yang datang bersama 9 anggotanya di Komisi III menegaskan pembangunan harus segera terselesaikan sebab anggaran yang digelontorkan cukup besar, yaitu kurang lebih Rp 380 miliar.

Baca juga: Gedung Perawatan Pandurata RSUD AWS Samarinda Ditargetkan Beroperasi di 2026

Dari hasil sidak terungkap bahwa pengerjaan pembangunan dibagi menjadi 3 tahap.

Setelah tahap pertama selesai, saat ini proyek dilanjutkan oleh kontraktor pelaksana PT Nindya Karya dengan nilai Rp140 miliar.

Namun ungkapnya, memang terjadi keterlambatan sehingga pihak kontraktor diwajibkan menyelesaikan tahap 2 dalam waktu 50 hari dengan sistem denda Rp5 juta per harinya.

Saat ini ungkapnya, pengerjaan tahap dua sudah nyaris rampung dengan sisa pengerjaan 3,85 persen atau senilai Rp5 miliar lebih.

"Mereka (kontraktor) berjanji tahap dua ini bisa selesai dalam 30 hari, atau 30 Januari 2025. Kami mendorong itu harus selesai dan jangan terlambat lagi," tegas Abdulloh.

Membahas mengenai keterlambatan, Abdulloh menjelaskan setiap tahap harus dilelang sehingga berpotensi dikerjakan oleh kontraktor yang berbeda.

Sehingga setiap pengerjaan tahap sebelumnya selesai dan proses selanjutnya dikerjakan oleh kontraktor yang berbeda, perlu proses panjang lagi untuk penyesuaian dan memahami struktur bangunan.

"Makanya harapan kita tahap ketiga bisa dikerjakan kontraktor saat ini. Supaya enggak perlu penyesuaian panjang lagi," pungkasnya.

Sidak ini diikuti oleh 9 anggota Komisi III DPRD Kaltim.

Salah satunya Syarifatul Sya'diah yang turut memberikan masukan.

Selain untuk pihak kontraktor, Syarifatul juga menekankan kepada PUPR Kaltim agar meskipun pembangunan cukup dikebut, namun Gedung Pandurata tidak boleh asal jadi.

Ia meminta agar sedari pembangunan, Pandurata RSUD AW. Sjahranie dipersiapkan secara matang agar bisa menjadi rumah sakit rujukan terbaik di Kaltim. 

"Kita sebenarnya punya fasilitas mumpuni di Kaltim. Tapi kenapa masih banyak warga memilih berobat ke luar negeri? Pertanyaan itu yang harus menjadi perhatian khusus. Jika faskes kita dipercaya, tentu itu bisa meningkatkan PAD," tegas Syarifatul.

Dijumpai di lokasi yang sama, Kepala Bidang Cipta Karya PUPR Kaltim, Rahmat Hidayat menjelaskan pembangunan memang dibagi menjadi 3 tahap.

Baca juga: Luncurkan Program Tepis Lara, Cara Jitu RSUD AWS Samarinda Intensif Mendampingi Pasien Kanker

Tahap pertama untuk pondasi dan struktur dimulai pada 2023 dengan nilai Rp110 miliar.

Kemudian tahap kedua untuk arsitek, kelistrikan dan penyelesaian gedung yang dimulai pada 2024 dengan nilai Rp 140 miliar dan seharusnya selesai pada awal Januari 2025.

"Tahap ketiga direncanakan dimulai pada Maret-Desember 2025 untuk arsitek, plafon dan pengecatan dengan nilai Rp124 miliar," ungkapnya.

R. Hidayat menjelaskan, penentuan siapa kontraktor yang akan mengerjakan setiap tahapnya dilelang oleh Biro Pengadaan Barang dan Jasa (Barjas).

"Karena ini lingkungan rumah sakit atau perawatan, jadi pengerjaan cukup terhambat. Misal jangan terlalu banyak menimbulkan kebisingan, polusi udara.

Jadi harus sabar, Belum lagi aksesnya yang sempat jadi perdebatan warga juga. Tapi kita upayakan semua selesai di 2025 ini," pungkas Hidayat.(Rita Lavenia)

 

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved