Berita Samarinda Terkini
Makna Filosofis Logo HUT Pemkot dan Samarinda, Ada Pesut hingga Hudoq Khas Dayak
Logo HUT Kota Samarinda dan Pemkot Samarinda memiliki beragam elemen visual yang memiliki makna filosofis mendalam
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA — Tak lama lagi, rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Samarinda ke-357 dan HUT Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda ke-65 akan segera dimulai.
Untuk itu, Pemkot Samarinda telah meluncurkan logo baru yang tentunya bukan hanya sekadar simbol perayaan, namun juga menyimpan makna mendalam yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan filosofis Kota Samarinda.
Logo tersebut mengusung desain yang adaptif dengan gaya Bauhaus, yakni sebuah aliran desain yang menekankan pada perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.
Dengan mengedepankan prinsip fungsional dan praktis, desain ini menggambarkan kemajuan teknologi dan kehidupan masyarakat yang berjalan selaras dengan perubahan zaman.
Logo HUT Kota Samarinda dan Pemkot Samarinda memiliki beragam elemen visual yang memiliki makna filosofis mendalam.
Baca juga: Berikut 10 Rangkaian Kegiatan Memeriahkan HUT Samarinda ke-357 dan Pemkot Samarinda ke-65
Baca juga: Ikuti Rapat Paripurna dalam Rangka HUT Samarinda, Pemkot Fokus Tuntaskan 3 Program Pembangunan
Hal ini pun telah dipastikan oleh Dinvi Kurniadi selaku Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Kota Samarinda.
“Semua ada filosofinya," ungkapnya.
Berikut adalah filosofi yang terkandung dalam logo.
1. Pesut Mahakam
Pesut Mahakam, adalah sebagai salah satu hewan endemik atau ikan air tawar langka yang ada di Sungai Mahakam.
Sebagai simbol yang terkenal di Samarinda, kepala Pesut Mahakam tersebut dilihat sebagai metafora untuk peran pemimpin dalam suatu kelompok atau organisasi yang memimpin tubuhnya menuju arah yang benar.
Selain itu, kepala Pesut Mahakam juga menggambarkan Kota Samarinda sebagai IbuKota Kaltim.
Pada kepala Pesut yang digambarkan tersenyum memiliki banyak lapisan makna vang berkaitan dengan kebahagiaan, kekuatan, hubungan sosial, serta kesadaran diri.
Senyum bukan sekadar ekspresi fisik, tetapi juga simbol dari kedamaian batin, ketahanan, keikhlasan, dan kekuatan emosional.
2. Topeng Hudoq
Topeng Hudoq, yang merupakan simbol budaya Dayak, menggambarkan keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas. Topeng ini melambangkan keharmonisan serta budaya yang berkembang di Kota Samarinda, memberikan nuansa kedamaian dan kebersamaan.
3. Sungai Mahakam
Sungai Mahakam digambarkan dengan tiga garis aliran yang melambangkan filosofi hidup yang fleksibel, tangguh, dan seimbang. Filosofi ini menggambarkan berbagai aspek kehidupan, baik dalam konteks Taoisme, pandangan filsafat barat, atau simbolisme dalam kehidupan sehari-hari.
4. Jembatan Mahakam
Jembatan Mahakam, yang menjadi ikon penghubung dan keseimbangan menggambarkan kesatuan dan kesiapan masyarakat Samarinda dalam menghadapi perubahan.
Jembatan ini juga melambangkan perkembangan dan kemajuan yang tercipta melalui kolaborasi antar elemen masyarakat.
Di samping itu, jembatan tersebut juga bernuansa warna senja yang menggambarkan momen peralihan yang penuh makna.
Filosofi senja dalam konteks ini mengajarkan bahwa setiap perubahan dalam hidup adalah bagian dari proses menuju kebijaksanaan, keindahan, dan keharmonisan.
5. Motif Sarung Samarinda
Motif Sarung Samarinda, yang merupakan salah satu elemen budaya khas Samarinda, melambangkan kekayaan budaya lokal yang terus dilestarikan. Motif ini mencerminkan kebanggaan masyarakat Samarinda terhadap identitas dan tradisi yang ada.
Baca juga: Tradisi HUT Samarinda, Ziarah ke Makam Pendiri Kota La Mohang Daeng Mangkona, Sejarah dan Syukur
6. Garis Putus-Putus
Garis putus-putus dalam logo ini melambangkan perjalanan hidup yang penuh tantangan namun tetap menuju tujuan besar. Setiap langkah yang diambil, meskipun tidak selalu mulus, tetap berarah pada pencapaian tujuan yang lebih baik.
Dinvi menyampaikan bahwa logo ini bukan hanya sekedar untuk merayakan ulang tahun kota, tetapi juga sebagai simbol dari semangat masyarakat Samarinda untuk terus berkembang, bersatu, dan mempertahankan nilai-nilai budaya yang ada.
“Logo ini mencerminkan berbagai aspek kehidupan masyarakat Samarinda yang terus maju namun tetap menjaga keseimbangan, harmoni, dan kebudayaan lokal,” ujar Dinvi.
Dengan tema “Harmoni dalam Perubahan, Maju Bersama Budaya”, logo ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi warga Samarinda untuk menjaga kebersamaan dan berinovasi dalam rangka membangun kota yang lebih baik dan lebih inklusif. (*)
Samarinda Bergejolak, Aliansi Mahakam Undang Warga Kaltim Turun Aksi 1 September |
![]() |
---|
Warga Samarinda Keluhkan Macet Proyek Saluran Air di Jalan Kadrie Oening |
![]() |
---|
Polresta Samarinda Gelar Salat Gaib untuk Driver Ojol, Doakan Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Pustakawan dan Pengelola Perpus Antusias Ikut Workshop Jurnalistik, DPK Kaltim Undang 2 Profesional |
![]() |
---|
IRT di Samarinda Ditangkap Polisi Akibat Tipu Jual Beli Bungkil, Korban Rugi Rp235 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.