Berita Samarinda Terkini
Ziarah Makam La Mohang Daeng Mangkona, Jajaran Pemkot Kenakan Sarung Samarinda, Ini Alasannya
Ziarah makam La Mohang Daeng Mangkona, jajaran pemkot kenakan sarung Samarinda, ini alasannya.
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Setiap momentum hari jadi Kota Samarinda, jajaran pemerintah kota (pemkot) melaksanakan ziarah ke Makam La Mohang Daeng Mangkona, tokoh penting di balik terbentuknya Kota Tepian pada 357 tahun silam.
Rombongan Pemkot Samarinda yang biasanya mengenakan pakaian PSL, kali ini sedikit berbeda.
Wali Kota Samarinda Andi Harun bersama jajaran memilih mengenakan sarung Samarinda.
"Pesan yang ingin kita sampaikan adalah di tahun sebelumnya kita pakai PSL, namun kemarin saya lakukan perubahan agar kita menggunakan sarung Samarinda. Lebih unik, menarik, dan searah dengan pesan kesejarahannya," tutur Andi Harun yang tampil memukau dengan jas dan kemeja putih dipadukan dengan sarung Samarinda berwarna merah terang yang khas, Jumat (24/1/2025).
Baca juga: Gratis! Link Download Logo HUT Samarinda 2025 Lengkap Tema yang Diusung Tahun Ini
Selain busana khas, suasana ziarah tahun ini juga semakin istimewa dengan sajian makanan tradisional khas Samarinda Seberang, yaitu bubur peca.
Hidangan bercita rasa gurih ini merupakan makanan khas yang biasa ditemukan di lingkungan Masjid Tua Shiratal Mustaqim selama bulan Ramadan.
Syahrir, perwakilan dari Pasukan Jokkaje - Barisan Bugis Besi Banranga Setia Mahkota menjelaskan, bubur peca memiliki keunikan tersendiri karena tidak mudah ditemui.
“Makanan khas Samarinda Seberang ini hanya tersedia di bulan Ramadan dan biasanya disajikan untuk buka puasa bersama di Masjid Shiratal Mustaqim. Bubur ini memang hanya ada di lingkungan masjid tua saja, belum diperjualbelikan,” ujar Syahrir.
Baca juga: 25 Link Twibbon HUT Samarinda 2025 Lengkap Arti, Logo hingga Tema yang Diusung Tahun Ini
Camat Samarinda Seberang, Aditya Koesprayogi yang juga turut hadir mengatakan, sajian bubur peca dalam momentum ziarah Hari Jadi Samarinda kali ini merupakan hal baru. Ia berharap dengan nuansa lokal tersebut semakin memperkuat identitas budaya dan sejarah Kota Samarinda.
"Dan ternyata antusiasnya sangat luar biasa. Hari ini kami menyiapkan 100 porsi saja karena baru coba-coba, dan ternyata semua suka sampai hidangannya habis," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.