Ramadhan 2025

25 Puisi Ramadhan 2025 yang Sedih, Cocok untuk Kata-kata Ucapan Sambut Puasa di Medsos

Simak contoh puisi Ramadhan singkat yang sedih,bisa untuk kata-kata ucapan sambut puasa di media sosial.

Canva
PUISI RAMADHAN 2025 - Desain Ramadhan 2025 yang diolah melalui aplikasi Canva, Sabtu (1/2/2025). Berikut contoh puisi Ramadhan 2025 yang cocok jadi caption Instagram (Canva, 2025). 

Bulan mulia pelipur nestapa,
Menghapus gelap dosa manusia,
Namun akankah cukup waktu tersisa,
Untuk kembali bersujud sepenuh jiwa?

Langit malam mulai bersaksi,
Kala hilal melambai pelan,
Kuterpuruk dalam harapan sunyi,
Rahmat-Mu bimbing aku dalam iman.

Ramadhan, pintu pengampunan terbuka,
Namun hati kecil berbisik duka,
Mampukah aku menjaga semua,
Hingga Syawal tiba menyapa jiwa?

7. Cahaya di Tengah Kelam
Di gelap hidup yang hampir padam,
Ramadhan hadir bagaikan lentera,
Membimbing langkah pada jalan selamat,
Menghapus jejak kelalaian lama.

Tangis dosa mengalir di sajadah,
Saat fajar terbit membawa berkah,
Dalam setiap tarawih yang aku pasrah,
Kuterasa damai meski hati gundah.

Al-Quran bergema dalam malam sepi,
Menggugah jiwa yang lama mati,
Ramadhan, bulan penuh janji suci,
Kupasrahkan hidup, bersandar pada Ilahi.

Ketika akhirnya Syawal memanggil,
Hati penuh haru tak ingin berpisah,
Namun aku tahu tugas ini tak akan usai,
Ramadhan mengajarkan cinta yang abadi.

8. Lembaran Luka yang Terbuka
Ramadhan mengetuk pintu jiwa,
Menyibak luka yang lama tersembunyi,
Hati yang letih, penuh dosa,
Menjerit lirih mencari ridha Ilahi.

Puasa ini bukan sekadar lapar,
Namun penebusan dosa-dosa besar,
Air mata malam menjadi saksi,
Doa-doa panjang tak kunjung henti.

Ketika dunia memanggil diri,
Ramadhan memintaku kembali,
Tinggalkan godaan fana duniawi,
Menyatu dalam kedamaian hakiki.

Ya Allah, berilah aku kekuatan,
Menjalani Ramadhan dengan penuh iman,
Ampuni aku yang selalu lemah,
Agar kelak Kau sambut dengan kasih.

 9. Pelukan Terakhir Ramadhan
Ramadhan, bulan yang begitu istimewa,
Namun setiap tahun ia datang dan pergi,
Seolah berkata, "Aku hanya sementara,"
Meninggalkan luka di hati yang sepi.

Bulan penuh doa dan keikhlasan,
Namun mengapa aku masih terlena?
Kala ia berlalu, aku hanya merasakan,
Betapa aku tak cukup bersyukur padanya.

Langit menangis di akhir Ramadhan,
Seiring hati ini yang penuh penyesalan,
Sajadah basah oleh air mata malam,
Mencari ampunan yang tiada batasan.

Ramadhan, jangan tinggalkan aku sendiri,
Tanpamu, hidupku hanya bayangan hampa,
Ajarkan aku menjaga iman ini,
Hingga Syawal membawa sinar bahagia.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved