Berita Samarinda Terkini
2 Profesor Periksa Kondisi Jembatan Mahakam Samarinda, Pengujian Beban hingga 5 Jam
Dua anggota Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan Kementerian PU yakni Prof. Priyo Suprobo dan Prof. Hidajat
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Dua anggota Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian PU yakni Prof. Priyo Suprobo dan Prof. Hidajat mendatangi ibukota Provinsi Kalimantan Timur Selasa (4/3/2025).
Dua profesor ahli dalam bidang teknik sipil dari kampus kenamaan ini datang langsung ke Kota Samarinda, menguji ketahanan Jembatan Mahakam 1 pasca-ditabrak kapal tongkang bermuatan kayu, Minggu 16 Februari 2025 lalu.
Terik matahari menyengat, dalam kondisi sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan 1446 Hijriah, tim melanjutkan investigasi pemeriksaan pada Jembatan tertua di Kalimantan Timur ini.
Kurang lebih 5 jam lamanya, ia bersama jajaran tim Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN), Dinas PUPR, jajaran Dishub Kaltim dan kepolisian mengawal jalannya pengujian beban.
Baca juga: Jembatan Mahakam I Samarinda Ditutup hingga 6 Maret, Kurangi Kemacetan Lalu-lintas
Truk roda 6 seberat 10 ton didatangkan dan dicoba melintas, serta dihentakkan di lantai jembatan Mahakam 1 Samarinda untuk diuji ketahanannya.
“Kami dari KKJT Kementerian PU bersama BBPJN Kaltim melakukan pengujian di atas Jembatan. Kita berikan beban dinamis ke Jembatan Mahakam I Samarinda yang mana beberapa hari yang lalu ditabrak tongkang,” ungkap Prof. Priyo, usai pemeriksaan.
Dalam pengukuran, sebagai gambaran, ada jarak antara 5 pilar yang menopang Jembatan Mahakam.
Jembatan rangka baja sepanjang 400 meter, lebar 10 meter, dan tinggi 5 meter ini dibangun mulai 1983 hingga 1986 di atas alur Sungai Mahakam yang menghubungkan kawasan Samarinda kota dengan wilayah Kecamatan Samarinda Seberang.
Peresmiannya sendiri, oleh Presiden kedua Indonesia, Soeharto pada 2 Agustus 1986
Pilar jembatan sendiri, dari pilar 1 ke 2 berjarak 60 meter, kemudian pilar 2 ke 3 juga berjarak 60 meter.
Kolong jembatan yang mestinya dilalui kapal dibantu pandu assist di pilar 3 ke 4 yang berjarak 100 meter, kemudian di pilar 4 ke 5 berjarak 60 meter.
Namun, pada kejadian di tanggal 16 Februari lalu, kapal bernama lambung TB Indo sukses 28 mengolong di pilar 2 ke 3 yang punya jarak 60 meter.
Baca juga: Investigasi Keselamatan Navigasi, KSOP Samarinda Hentikan Sementara Pelayaran di Jembatan Mahakam
Kali ini fender (pelindung) jembatan memang terdapat di antara pilar 3.
Disini, KKJTJ melakukan pengujian di bentang jembatan 100 dan 60 meter yang beberapa kali terkena insiden.
Catatan yang didapat DPRD Kaltim, diamini pihak KKJTJ bahwa sudah 22 kali insiden kapal tongkang menabrak pilar Jembatan.
Hasil pengukuran tidak dibeberkan detail, karena menunggu evaluasi yang akan dilakukan bersama usai kegiatan.
“Insya Allah malam ini setelah semua data terkumpul, baik hasil dari pengukuran dinamis maupun geometris Jembatan, akan kami evaluasi. Usia jembatan ini sudah 39 tahun lebih, saya melihat usianya, sejarah pemeliharaannya, menurut sejarahnya sudah tertabrak tongkang 22 kali, Alhamdulillah kondisinya masih cukup baik. Tapi hasil final, evaluasi pemeriksaan yang dilakukan akan kita rapatkan bersama,” terangnya.
Prof. Priyo juga mengatakan, kenapa Jembatan Mahakam 1 mesti diuji dinamis.
Dengan nada serius, ia menekankan bahwa pihaknya ingin mengetahui tingkat kekakuan dan ketegaran jembatan.
KKJTJ mengukur frekuensi dari jembatan ini dan frekuensinya jika masih bagus seperti jembatan baru, berarti jembatan ini cukup kaku dan tegar meski usianya 39 tahun.
“Melihat fisiknya (saat ini) dan pernah ditabrak berkali-kali atau 22 kali dengan tongkang, ya Alhamdulillah pemeliharan dari Kementerian PU cukup baik, evaluasi akan disampaikan oleh pak Kepala Balai nanti,” ucapnya.
Ahli teknik sipil lain, Prof Hidajat juga menambahkan, bahwa daya tahan Jembatan Mahakam diakui mengalami penurunan sebagai dampak pertambahan usia konstruksi.
Kerentanan konstruksi tentu mulai disadari setelah akumulasi tabrakan tongkang yang menimpa jembatan ini mencapai 22 kali.
Tetapi, keputusan akhir tetap akan disampaikan setelah adanya rapat bersama tim yang menggelar pemeriksaan pada hari keempat bulan Ramadhan 1446 hijriyah ini.
“Jadi, ada tim lain yang mengukur geometri jembatan setelah kena tabrak tongkang, apakah ada kemiringan atau jembatan tetap seperti sedia kala, usia juga sudah lama, sehingga jika ada penurunan atau degradasi kekuatan wajar saja, nanti akan disampaikan setelah ada rapat,” imbuhnya.
Kepala BBPJN Kaltim, Hendro Satrio M.K turut menyampaikan terkait hasil pemeriksaan.
Seperti yang sudah–sudah, ia kembali bicara bahwa hasil keseluruhan akan dilaporkan dalam bentuk laporan lengkap terkait nasib Jembatan Mahakam 1.
Dan ia juga tak ingin berandai–andai dulu sebelum ada laporan lengkap.
“Hari Kamis 6 Maret akan kami sampaikan laporannya, kami analisa dalam rapat nantinya. Jika melihat umur jembatan kata kedua profesor cukup baik. Untuk penutupan jalan kami sudah selesai memeriksa, dan cukup 1 hari saja menutup, Dishub dan kepolisian silahkan untuk skema penutupan jalan besok seperti apa,” pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.