Paskah 2025

Renungan Rabu Abu 2025: Memaknai Pertobatan dan Pendekatan Diri kepada Tuhan Melalui Amal dan Ibadah

Inilah renungan Rabu Abu 2025, memaknai pertobatan dan pendekatan diri kepada Tuhan melalui amal dan ibadah.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Christnina Maharani
TribunKaltim.co/Christnina Maharani
RABU ABU 2025 - Potret Pastor Stanislaus Cahyo Yosoutomo, MSF ketika memberikan homili dalam Misa Rabu Abu di Gereja Katolik Santo Klemens, Balikpapan, Rabu (5/3/2025). Inilah renungan Rabu Abu 2025, memaknai pertobatan dan pendekatan diri kepada Tuhan melalui amal dan ibadah. (TribunKaltim.co/Christnina Maharani) 

TRIBUNKALTIM.CO - Inilah renungan Rabu Abu 2025, memaknai pertobatan dan pendekatan diri kepada Tuhan melalui amal dan ibadah.

Hari ini, Rabu (5/3/2025), umat Kristiani di seluruh dunia merayakan Rabu Abu sebagai pertanda awal masa Prapaskah.

Melalui perayaan ini, umat diajak untuk kembali memperbaharui diri, bertobat dan melaksanakan pantang serta berpuasa.

Pada Rabu Abu, penerimaan abu dilakukan sebagai tanda bahwa umat Kristiani memahami diri dan siap menjalani masa tobat selama 40 hari.

Penerimaan abu mengingatkan kita sebagai manusia akan kefanaan hidup dan menjadi panggilan untuk kembali kepada Tuhan dengan hati yang baru.

Baca juga: Teks Misa Rabu Abu 5 Maret 2025 dengan Lagu Mazmur Tanggapan, Doa, Aturan Pantang dan Puasa Katolik

Tahun 2025 ini, Gereja Katolik secara khusus mengusung tema "Pertobatan Ekologis: Peziarahan Yubileum 2025".

Dalam tema ini, umat diajak untuk merenungkan hubungan dengan Tuhan, sesama dan seluruh ciptaannya. Menekankan pentingnya harapan dan pertobatan pada perjalanan spiritual.

Namun, pertobatan tidak hanya tentang pembenahan diri tetapi juga kepedulian terhadap bumi sebagai rumah yang kita tinggali.

Perayaan Rabu Abu di Kota Balikpapan

Menjadi salah satu Gereja Katolik di Kota Balikpapan yang melaksanakan ibadah Rabu Abu, Gereja Katolik Paroki Santo Klemens menghadirkan misa di pagi hari pada pukul 06.00 WITA.

Dipimpin oleh Pastor Stanislaus Cahyo Yosoutomo, MSF, umat Katolik se-paroki dan sekitarnya menjalani misa Rabu Abu dalam suasana tenang dan khusyuk.

20250305_Misa Rabu Abu
RABU ABU 2025 - Potret Pastor Stanislaus Cahyo Yosoutomo, MSF ketika memberikan homili dalam Misa Rabu Abu di Gereja Katolik Santo Klemens, Balikpapan, Rabu (5/3/2025). Pada masa pertobatan ini, umat diharapkan dapat mendekatkan diri kepada Tuhan dengan menjalankan puasa dan pantang serta membangun kebiasaan hidup yang lebih selaras dengan kehendak Allah. (TribunKaltim.co/Christnina Maharani)

Sebagai renungan hari ini, Bacaan Pertama diambil dari Kitab Yoel 2:12-18 yang merenungkan bagaimana manusia seringkali jauh dari Tuhan karena keinginan daging semata.

Dalam bacaan ini, Nabi Yoel ingin menegaskan bahwa Tuhan adalah maha pengasih dan penyayang serta berlimpah kasih-Nya. 

Baca juga: Jadwal Misa Rabu Abu 2025 Kota Balikpapan, Lengkap Alamat Lokasi Gereja dan Informasi Puasa Pantang

Tanpa kekuatan Allah, kita hanyalah debu. Kita harus rendah hati di hadapan-Nya, menyadari bahwa kita tidak bisa apa-apa tanpa mengandalkan Tuhan. 

Maka, masa pertobatan ini menjadi waktu yang tepat untuk kembali kepada jalan Tuhan.

Pada Bacaan Kedua yang mengutip dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus (2 Kor. 5:20 - 6:2), kita diajak untuk mendamaikan hati, menjalankan masa pertobatan dengan sungguh-sungguh sebab karunia yang diberikan-Nya telah kita nodai dengan dosa-dosa.

Dalam Bacaan Injil yang dikutip menurut Santo Matius (6:1-6, 16-18), Yesus mengingatkan kepada para murid-Nya, agar tidak melakukan kewajiban agama di hadapan orang lain agar terlihat mereka. 

Sebaliknya, lakukanlah sedekah dan doa secara tersembunyi. Jangan merencanakan sedekah agar dapat dipuji-puji. Masuklah ke dalam kamar, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Tuhan di tempat yang tersembunyi.

Maka, Tuhan yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepada kita.

Pada bacaan ini pula, Yesus menekankan pentingnya berpuasa dengan sungguh-sungguh. 

Baca juga: Jadwal Misa Rabu Abu 5 Maret 2025 dengan Tata Perayaan Ekaristi dan Urutan Doa yang Dibaca

Janganlah terlihat muram agar terlihat seperti orang berpuasa. Namun minyakilah kepala dan cucilah muka kita, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa kita sedang berpuasa. 

Sebab, Bapa yang ada di tempat tersembunyi akan membalasnya kepada kita.

Sebagai pengingat, sikap-sikap yang pokok dalam masa pertobatan ini ialah kembali kepada Tuhan.

Terutama berpuasa dan menjauhi hawa nafsu, berbuat baik dan menolong sesama dan membangun kerukunan dalam kehidupan.

Dalam masa pertobatan ini, umat diharapkan dapat mendekatkan diri kepada Tuhan dengan menjalankan puasa dan pantang serta membangun kebiasaan hidup yang lebih selaras dengan kehendak Allah. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved