Berita Balikpapan Terkini

Mengintip Masjid Al Munawar Balikpapan yang Ikonik, Saksi Bisu Tragedi Kecelakaan Simpang Rapak

Masjid Al Munawar merupakan salah satu masjid tertua di Kota Balikpapan, yang telah berdiri sejak tahun 1952.

Penulis: Raynaldi Paskalis | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS
MASJID MUNAWAR BALIKPAPAN - Masjid Al Munawar, dengan desain megah dan kaligrafi indah di setiap sudutnya, menjadi saksi perjalanan panjang dari sebuah mushola kecil hingga menjadi salah satu masjid ikonik di Balikpapan, Kalimantan Timur. (TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Masjid Al Munawar merupakan salah satu masjid tertua di Kota Balikpapan, yang telah berdiri sejak tahun 1952.

Masjid ini awalnya hanyalah sebuah mushola yang didirikan oleh seorang pekerja Pertamina bernama Al Munawar.

Seiring waktu, mushola tersebut berkembang menjadi masjid yang kini megah berdiri.  

Pada tahun 2013, Masjid Al Munawar mengalami renovasi besar-besaran.

Sebelumnya, pengurus telah merencanakan renovasi sebanyak tiga kali, namun terkendala berbagai faktor, terutama dana.

Baca juga: Safari Ramadhan di Masjid Besar Al-Wustho Palaran Samarinda, Pastikan Pendidikan Gratis Terealisasi

Meski telah direnovasi total, masih ada satu peninggalan dari masjid lama yang tetap dipertahankan, yaitu tiang ulin yang sengaja ditanam di bagian belakang masjid sebagai simbol sejarah.  

Kemegahan masjid ini semakin terasa dengan ukiran kaligrafi yang menghiasi berbagai sudut, mulai dari dinding, kubah, hingga beberapa bagian lainnya. 

Pintu utama berwarna emas semakin memperkuat kesan mewah. Di dalamnya, terdapat sebuah beduk berukuran besar yang menambah nuansa islami yang khas.  

Perjuangan Membangun Masjid

Aji Bajuri, pengurus seksi ibadah Masjid Al Munawar yang telah mengabdi selama 35 tahun, mengisahkan perjuangan pembangunan masjid ini.

Dengan modal awal sekitar Rp135 juta yang berasal dari infak dan sumbangan masyarakat, pengurus secara perlahan membeli material pembangunan.  

"Beli ulin, beli batu gunung, beli semen, beli bata, terus panggil tukang yang istilahnya untuk bongkar-bongkar saja dulu sambil pasang spanduk pembangunan masjid untuk mancing-mancing orang supaya mau nyumbang," ujarnya kepada TribunKaltim.co Senin (10/3/2025).

Pada tahun 2017, masjid ini akhirnya selesai. Dengan bantuan seseorang dari Ternate, Masjid Al Munawar dibangun dengan konsep yang menyerupai salah satu masjid di Ternate.

Baca juga: Gubernur Rudy Masud Salat di Masjid Raya Darussalam Samarinda: jadi Pusat Pendidikan dan Kaderisasi

"Tiga tahun lebih pengerjaannya. Habib Ali, orang Ternate, pernah membangun masjid disana, tapi di atas laut. Jadi katanya nanti kita bangun seperti di sana (Ternate)," tambahnya.  

Masjid Al Munawar memiliki dua lantai yang mampu menampung sekitar 1.000 jamaah. 

"Sekitar 1.000 orang bisa," kata Aji Bajuri.  

Setiap bulan Ramadhan, Masjid Al Munawar Balikpapan tak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan keagamaan, termasuk buka puasa bersama.  

"Buka puasa takjil, kita menerima takjil tapi kita juga menyediakan dari masjid. Dana dari masjid kita belikan kue dan minum-minuman segala macam. Ada 135-an orang tiap hari itu," jelasnya.  

Tak hanya saat Ramadhan, di hari-hari biasa pun masjid ini tetap ramai, mengingat lokasinya yang strategis dan suasana yang nyaman.

Baca juga: 2 Masjid Dibangun di Mahakam Ulu Kaltim, Bupati Bonifasius Mempersilakan Ajukan Rehab

Terlebih, letaknya berdekatan dengan proyek kilang Pertamina, sehingga banyak pekerja yang singgah untuk menunaikan salat.  

Masjid Al Munawar bukan hanya menjadi simbol keimanan masyarakat Balikpapan, tetapi juga saksi bisu berbagai peristiwa tragis. 

Salah satunya adalah kecelakaan maut di simpang Rapak Balikpapan pada tahun 2022 yang merenggut banyak korban jiwa. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved