Tolak Penutupan Jalur Mahakam
Alasan Penolakan Penutupan Jalur Pelayaran di Bawah Jembatan Mahakam Samarinda
Unjuk rasa mengusung isu penolakan penutupan alur lalu-lintas di Sungai Mahakam area di bawah Jembatan Mahakam,
Penulis: Gregorius Agung Salmon | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pelabuhan Maritim Samarinda menggelar unjuk rasa mengusung isu penolakan penutupan alur lalu-lintas di Sungai Mahakam area di bawah Jembatan Mahakam, Rabu (12/3/2025).
Dari pantauan TribunKaltim.co sejak pukul 10.00 Wita hingga 12.30 Wita, pengunuk rasa berdiri di depan Kantor Kesyahbandara dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Samarinda, Jalan Yos Sudarso No 2, Karang Mumus, Kecamatan Samarinda Kota, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Mereka melakukan orasi menolak penutupan alur dan pemasangan spanduk dengan berbagai tulisan di antaranya 'Jangan Tumpah Nasi Piring Kami, Menolak Penutupan Alur Sungai Mahakam," dan 'Jangan Balik Piring Nasi Kami'.
Daeng Muchtar, selaku Korlap Aksi dari Aliansi Masyarakat Pelabuhan Maritim Samarinda tersebut menyampaikan aksi tersebut sebagai bentuk jawaban aksi yang dilakukan atas nama Barisan Oposisi Rakyat Nasional Elaborasi Organisasi yang menutup untuk meminta jalur di bawah Jembatan kembar Mahakam untuk ditutup.
Baca juga: BREAKING NEWS: Aliansi Masyarakat Pelabuhan Maritim Samarinda Tolak Penutupan Jalur Mahakam
"Jadi intinya kita menghalau aksi mereka yang menutup alur. Karena banyak yang dirugikan dari kebijakan penutupan itu," ujarnya.
Dia menilai, jika terjadi penutupan alur di bawah Jembatan tersebut, secara otomatis perputaran ekonomi, baik di Kota Samarinda maupun secara nasional akan terhambat.
Tidak hanya itu, efek lain akan berdampak pada masyarakat yang bekerja setiap hari yang melintas serta karyawan perusahaan yang bekerja di kapal alur di bawah Jembatan kembar Mahakam bakal melakukan pengurangan karyawan atau PHK.
"Kalau itu sampai ditutup, otomatis perekonomian berantakan. Dan mereka mau menutup dengan dasar apa, kan ada instansi terkait yang mengurus, baik Pelindo, KSOP, PUPR, bukan DPR lo ya," tegasnya.
"Jangan ditutup, 5 orang minta tutup tapi 5000 yang menolak. Yang menolak agen pelayaran, komura, dan teman-teman buruh, tidak ada yang setuju dengan penutupan ini," lanjutnya.
Baca juga: LIVE: Penutupan Jembatan Mahakam I Samarinda, Investigasi dan Uji Beban, Cek Jalur Alternatif
Dirinya pun meminta agar mahasiswa yang melakukan upaya untuk menutup jalur di bawah Jembatan Kembar Mahakam untuk tidak diprovokasi dan meminta untuk fokus belajar saja.
"Mahasiswa, adek-adek kita, lebih fokus ke belajar saja. Jangan mau dijadikan bahan menjadi provokator. Ini masalah piring nasi, tidak ada pernah perdamaian dan bisa menjadi pertumpahan darah. Karena kini banyak manusia yang hidup di Sungai Mahakam," katanya.
Daeng Muchtar menambahkan, usulan terkait adanya penutupan jalur di bawah Jembatan kembar Mahakam tersebut berasal dari DPRD Kaltim.
Namun dirinya tidak menyebutkan secara spesifik terkait anggota DPRD Kaltim yang dimaksud.
Baca juga: Beda Sikap BBPJN Kaltim soal Penutupan Jembatan Mahakam, Anggota Komisi II: Siap Tanggung Jawab?
"Sebelumnya ada usulan dari DPRD Kaltim terkait usulan itu. Saya tidak tahu, apakah begitu? Kami dapat info bahwa hari ini akan ada aksi menutup alur jalur Mahakam," ucapnya.
Oleh karena itu, pihaknya dari aliansi masyarakat bersatu sangat tidak setuju. "Tidak akan pernah alur ditutup, kami siap," ungkap Daeng. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.