Berita Nasional Terkini
10 Poin Penjelasan UGM Terkait Polemik Ijazah Jokowi yang Dituding Palsu
UGM kembali menegaskan keabsahan ijazah Presiden Joko Widodo setelah muncul kembali tudingan yang menyebut dokumen akademiknya palsu.
TRIBUNKALTIM.CO - Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menegaskan keabsahan ijazah Presiden Joko Widodo setelah muncul kembali tudingan yang menyebut dokumen akademiknya palsu.
Polemik ijazah Jokowi disebut palsu ini bukan kali pertama mencuat.
Klarifikasi UGM ini diunggah melalui laman resminya, ugm.ac.id.
Sebagai salah satu universitas ternama di Indonesia, UGM menegaskan bahwa data akademik setiap mahasiswa terdokumentasi dengan baik. Pihak kampus memastikan bahwa proses perkuliahan, skripsi, hingga kelulusan Jokowi tercatat secara resmi.
Baca juga: Trisal Tahir, Satu-satunya Kepala Daerah Terpilih Sulsel Batal jadi Wali Kota Imbas Ijazah Palsu
Fakta-Fakta Terkait Polemik Ijazah dan Skripsi Joko Widodo

Dilansir laman ugm.ac.id, berikut poin-poin penjelasan UGM soal polemik ijazah Jokowi dan skripsinya yang dituding palsu.
1. Klaim Mantan Dosen yang Menimbulkan Polemik
Rismon Hasiholan Sianipar, mantan dosen Universitas Mataram, menyangsikan keaslian ijazah dan skripsi Joko Widodo.
Tuduhan ini didasarkan pada penggunaan font Times New Roman di lembar pengesahan dan sampul skripsi, yang menurutnya belum ada pada era 1980-an hingga 1990-an.
Hal ini membuat polemik dan perdebatan di kalangan warga net.
2. Pernyataan Pihak UGM: Ijazah dan Skripsi Jokowi Asli
Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menyesalkant tuduhan Rismon lewat konten videonya yang meragukan ijazah serta skripsi Jokowi.
Disebutkan, Joko Widodo memang pernah kuliah di UGM, aktif dalam kegiatan mahasiswa, menyusun skripsi, dan memperoleh ijazah yang sah.
“Perlu diketahui ijazah dan skripsi dari Joko Widodo adalah asli.
Ia pernah kuliah di sini, teman satu angkatan beliau mengenal baik beliau, beliau aktif di kegiatan mahasiswa (Silvagama), beliau tercatat menempuh banyak mata kuliah, mengerjakan skripsi, sehingga ijazahnya pun dikeluarkan oleh UGM adalah asli,” tegasnya.
3. Font Times New Roman Sudah Digunakan Saat Itu
Sigit Sunarta menjelaskan bahwa di tahun 1980-an, mahasiswa sudah menggunakan font yang mirip Times New Roman untuk sampul skripsi dan lembar pengesahan.
Pihak UGM menegaskan bahwa percetakan di sekitar kampus memang sudah menyediakan layanan cetak dengan font tersebut.
“Fakta adanya mesin percetakan di sanur dan prima juga seharusnya diketahui yang bersangkutan karena yang bersangkutan juga kuliah di UGM,” tegasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.