Ibu Kota Negara
Banjir di Sekitar Tol Balikpapan-IKN Nusantara Diduga Akibat Minimnya Infrastruktur Pendukung
Persoalan banjir di sekitar proyek strategis Jalan Tol Balikpapan menuju Ibu Kota Nusantara (IKN) mendapat sorotan.
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Persoalan banjir di sekitar proyek strategis Jalan Tol Balikpapan menuju Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara mendapat sorotan dari Komisi III DPRD Balikpapan.
Kondisi ini terutama dirasakan oleh warga di Jalan Tepo Km 10, meliputi RT 5, 6, dan 62 Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Balikpapan, Halili Adinegara, menyampaikan pandangannya bahwa akar permasalahan banjir ini terletak pada minimnya infrastruktur penunjang yang memadai di area pembangunan jalan tol.
Ia secara spesifik menyoroti ketiadaan drainase yang optimal dan bozem sebagai penampung air.
Baca juga: 11 Ribu Kendaraan Lintasi Tol Balikpapan-IKN Nusantara Kaltim Kala Mudik Lebaran Idul Fitri
Menurut Halili, keberadaan bozem atau kolam retensi di sekitar jalur tol memiliki peran krusial dalam menahan limpasan air hujan.
Dengan adanya bozem, diharapkan aliran air tidak langsung membanjiri permukiman penduduk.
Dirinya memberikan saran, agar bozem dibangun di sisi jalan tol, dan akses jalan bagi warga yang terdampak sebaiknya dialihkan ke luar area pagar tol.
"Kalau di samping tol dibuatkan bozem dan jalan akses dipindah ke luar pagar, insyaallah akan aman," ujar Halili, Selasa (15/4/2025).
Tak hanya itu, Halili juga menyoroti desain jalan tol yang melintasi terowongan.
Ia menilai bahwa area tersebut memerlukan sistem drainase tambahan di bagian atas jalan.
Tujuannya adalah untuk mencegah air mengalir ke bawah dan menyebabkan banjir di lingkungan sekitarnya.
Baca juga: Penyebab 10 Titik Rawan Banjir di IKN Kaltim, OIKN Beber Teknologi Pencegah Banjir di IKN Nusantara
Keprihatinannya semakin mendalam mengingat adanya sebuah Sekolah Dasar (SD) di wilayah tersebut yang kerap kali menjadi korban banjir.
Sebagai solusi jangka pendek, Halili mendesak Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan untuk segera melakukan pengerukan drainase di sisi kiri dan kanan jalan.
Hasil tinjauan di lapangan menunjukkan bahwa saluran drainase yang ada telah dipenuhi oleh endapan sedimen dan lumpur.
"Pengerukan ini mungkin belum bisa menyelesaikan masalah sepenuhnya, tapi setidaknya bisa mengurangi dampaknya sambil menunggu pembangunan permanen," ujarnya.
Lebih jauh, Halili mempertanyakan proses perencanaan awal proyek jalan tol, terutama terkait keberadaan tiang pancang yang didirikan di atas sungai.
Ia menyoroti potensi dampak lingkungan dan kelancaran aliran air akibat konstruksi tersebut.
Baca juga: Dampak IKN Nusantara pada Properti Balikpapan, Marketing Berpengalaman Beri Tips Membeli
"Pertanyaan saya, apakah saat pancang pertama itu tidak ada pengawasan, nah ini yang perlu kami pertanyakan saat melakukan pertemuan dengan semua pihak," ungkapnya.
Sebagai langkah progresif, Halili berharap agar Detail Engineering Design (DED) untuk perbaikan sistem drainase, yang menjadi tanggung jawab pemerintah kota, dapat disusun pada tahun ini. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.