Berita Nasional Terkini
Prasetyo Hadi, Mensesneg yang jadi Juru Bicara Presiden Prabowo, Nasib Hasan Nasbi
Menteri Sekretaris Negara atau Mensesneg, Prasetyo Hadi ditunjuk menjadi juru bicara Presiden Prabowo.
Prabowo sebelumnya mengakui bahwa kesalahan dalam strategi komunikasi menjadi salah satu kelemahan utama pemerintah dalam 150 hari pertama pemerintahan.
Hal ini disampaikan Prabowo saat disinggung tentang buruknya komunikasi pemerintah saat dirinya melakukan wawancara dengan tujuh jurnalis senior di kediamannya di Hambalang, Bogor, Minggu (6/4/2025).
"Benar sekali, saya akui bahwa 150 hari menurut pendapat saya, saya yang bertanggung jawab, saya yang salah," kata Prabowo dalam wawancara yang tayang di YouTube Harian Kompas, Senin (7/4/2025).
Prabowo menuturkan, sejak awal masa transisi, fokus utamanya adalah bekerja cepat untuk memenuhi kebutuhan rakyat, terutama dalam hal pangan dan pengendalian harga.
Namun, pendekatan yang terlalu menitikberatkan pada kerja teknis membuat komunikasi dengan publik kurang maksimal.
"Saya tidak terlalu (perhatikan komunikasi), kalau Anda perhatikan, ke mana-mana saya pergi tidak ada wartawan yang embedded sama saya. Karena pendekatan saya waktu itu adalah kerja," tutur Prabowo.
Prabowo Dinilai Kecewa dengan Hasan Nasbi
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, tugas baru Menteri Sekretaris Negara Praseyo Hadi sebagai juru bicara presiden menandakan kekecewaan Presiden Prabowo Subianto terhadap Kepala Kantor Kepresidenan Hasan Nasbi (PCO).
Adi menilai, langkah Prabowo menunjuk Prasetyo Hadi sebagai juru bicara merupakan upaya Prabowo untuk memperbaiki komunikasi politik pemerintah dan istana kepada masyarakat.
"For all ini sebagai bentuk bagaimana kekecewaan Presiden sebenarnya kepada PCO yang memang kinerjanya itu tidak sesuai dengan ekspektasi," ujar Adi kepada Kompas.com, Jumat (18/4/2025).
Menurut Adi, kekecewaan terlihat ketika Prabowo mengakui bahwa komunikasi politik anak buahnya tidak baik-baik saja saat wawancara dengan sejumlah pemimpin redaksi.
"Beberapa waktu yang lalu, Prabowo Subianto secara terbuka memang sempat mengakui bahwa komunikasi politik Istana itu memang sangat mengecewakan dan tidak sesuai dengan harapan, itu yang pertama," kata dia.
Adi berpandangan, Hasan Nasbi yang selama ini dianggap sebagai juru bicara Istana justru sering menimbulkan blunder dan kontroversi yang tidak berkesudahan.
Ia mencontohkan komentar Hasan Nasbi mengenai teror pengiriman kepala babi ke jurnalis Tempo yang dianggap meremehkan teror terhadap jurnalis.
"Yang teranyar tentu ketika ada pernyataan terkait dengan teror kepada jurnalis Tempo, misalnya terkait dengan kepala babi, alih-alih memberikan pernyataan yang sifatnya simpatik, PCO justru menganggap bahwa persoalan kepala babi itu ya sebaiknya dimasak saja," kata Adi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.