Berita Nasional Terkini

Hari Kartini Apakah Libur? Status Tanggal 21 April 2025 sesuai Aturan SKB 3 Menteri dan Sejarahnya

Hari Kartini apakah libur? Status tanggal 21 April 2025 sesuai aturan SKB 3 Menteri dan sejarah penetapan Hari Kartini

Editor: Amalia Husnul A
Grafis TribunKaltim.co via Canva
HARI KARTINI - Ilustrasi. Hari Kartini apakah libur? Status tanggal 21 April 2025 sesuai aturan SKB 3 Menteri dan sejarah penetapan Hari Kartini. Grafis (TribunKaltim.co via Canva) 

Pada saat itu masih ada tradisi yang mewajibkan anak perempuan yang berusia 12 tahun hari menjalani masa pingitan, yang membatasi kebebasan fisik dan sosialnya.

Kartini dipersiapkan untuk menikah.

Walaupun begitu, ia diizinkan membaca buku, surat kabar dan majalah dari Belanda yang diberikan kakaknya.

Bacaannya pun beragam yang semakin membuka wawasannya.

Ia terutama tertarik dengan hak-hak perempuan di negara lain, yang juga menginspirasinya untuk memperjuangkan kesetaraan bagi kaum perempuan bangsanya.

Kartini memiliki kebiasaan berkorespondensi.

Ia sering menulis surat kepada sahabat-sahabatnya di Belanda, seperti Estelle (Stella) Zeehandelaar dan Nellie van Kol, dan isinya berupa cita-cita dan semangatnya akan hidup para perempuan. 

Ia mulai menulis surat kepada sahabat-sahabatnya sejak umur 20 tahun (1899).

Baca juga: Kalender April 2025, Daftar Tanggal Merah Nasional Libur Sekolah dan Cuti Bersama April 2025

Dalam surat-suratnya dijelaskan tentang pergaulan lingkungan, keadaan rakyat yang terbelakang, minimnya pendidikan dan pengajaran bagi para gadis.

Ia membahas isu-isu sosial, budaya, pendidikan, dan kebebasan perempuan.

Gagasan-gagasan itu ditulis dengan keberanian dan kecerdasan luar biasa.

Memasuki usia 24 tahun, Kartini sepertinya menyadari bahwa usahanya bersekolah lagi, baik di Semarang, Batavia, maupun di Belanda, tak akan pernah terlaksana.

Saat Kartini menunggu keputusan beasiswa dari Batavia, tiba-tiba Bupati Sosroningrat menerima utusan Bupati Djojo Adiningrat dari Rembang yang membawa surat lamaran untuk Kartini.

Ia kemudian menikah dengan Bupati Rembang pada 8 November 1903. Pernikahan bersama Bupati Rembang, dikaruniai satu anak saja.

Kartini meninggal 4 hari setelah melahirkan anak pertamanya pada 17 September 1904.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved