Berita Balikpapan Terkini
Kisah Perjuangan Dafa Zaidan Elfikri dari Balikpapan ke Timnas U-17, Mimpi yang Jadi Nyata
Kisah perjuangan Dafa Zaidan Elfikri dari Balikpapan ke Timnas U-17, mimpi yang jadi nyata.
Penulis: Dwi Ardianto | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Namanya mungkin belum setenar bintang sepak bola nasional lainnya, tapi semangat dan dedikasinya sudah mencuri perhatian.
Dia adalah Dafa Zaidan Elfikri, bek kanan Timnas U-17 asal Balikpapan.
Ia baru saja kembali dari Jakarta usai mengikuti agenda bersama tim nasional.
Perjalanannya dari Jeddah ke ibu kota, lalu pulang ke kampung halaman, tak sekadar perjalanan fisik tapi juga perjalanan mimpi yang mulai menjadi nyata.
"Alhamdulillah, kabar baik, sehat. Tadi malam baru sampai Balikpapan dari Jakarta, sebelumnya nginap dua hari di sana sepulang dari Jeddah," kata Dafa saat ditemui di rumahnya, Minggu (20/04).
Baca juga: Persiba Balikpapan Lirik Bek Timnas U17 Dafa Zaidan Elfikri, Putra Daerah yang Bersinar
Setahun belakangan ini, Dafa mengenakan seragam merah putih kebanggaan Timnas U-17.
Sebelumnya, ia sempat menjadi skuad Timnas U-16 selama tiga bulan.
Perjalanan menuju skuad inti bukan jalan pintas, ribuan pemain dari seluruh Indonesia mengikuti proses seleksi yang panjang dan ketat selama dua bulan.
Dari ribuan peserta hanya 30 pemain terpilih, lalu dikerucutkan lagi menjadi 23 pemain untuk laga resmi.
"Bangga, nggak percaya juga saya bisa sampai sejauh ini. Masuk timnas rasanya seperti mimpi jadi nyata," ujar Dafa dengan mata berbinar.
Di tengah rutinitas latihan dan pertandingan, Dafa membangun chemistry dengan rekan setim lewat hal-hal sederhana, seperti bertukar tempat tidur agar lebih akrab.
Ia mengaku sering ngobrol dengan Fandi Ahmad, pemain yang kini jadi salah satu teman akrabnya di tim.
Persiapan menuju Piala Dunia U-17 begitu intens, dari taktik hingga kekuatan fisik dan mental digembleng.
Kekalahan menyakitkan 6-0 dari Korea Utara di semifinal Piala Asia jadi tamparan keras yang membuka mata seluruh tim.
"Kita semua kecewa. Tapi dari pelatih disuruh evaluasi. Semoga bisa lebih baik lagi. Mental harus lebih siap karena saat lihat postur lawan kita udah down duluan."
Baca juga: Inilah Tiga Film yang Angkat Kisah Perjuangan Kartini, Apa Bedanya? Simak Sinopsis Lengkapnya!
Pelatih Kepala Timnas U-17, Nova Arianto, menjadi sosok yang tegas dan disiplin.
"Coach Nova bilang segera lupakan pertandingan itu. Kita ini negara besar, jangan mau direndahkan. Sepak bola Indonesia harus bangkit," ujar Dafa.
Para pemain kini diberi waktu istirahat dua bulan sebelum kembali ke pelatnas.
Dafa berencana menjaga kondisi tubuhnya dengan berlatih bersama klub Borneo FC di Balikpapan.
Waktu luangnya dihabiskan untuk bersantai bersama teman-teman ke mal atau pantai sambil menyerap energi positif untuk kembali lebih kuat.
Dafa juga mengenang masa kecilnya yang sudah terbiasa hidup mandiri dan disiplin.
Ia mulai bermain bola sejak kelas 3 SD, mulai serius saat duduk di bangku kelas 1 SMP bersama PFA Sukoharjo.
Ayahnya yang juga mantan pemain bola menjadi sosok inspiratif sekaligus pendorong semangat terbesar.
"Ayah selalu bilang harus fokus dan semangat. Kalau lagi tanding jangan mikir apa-apa, main lepas aja."
Dafa bahkan sempat merasakan insting tajamnya ingin mencetak gol saat melakukan serangan balik melawan Vietnam.
Musik-musik upbeat jadi teman latihan, sementara film-film Netflix jadi hiburan di sela padatnya jadwal.
"Saya pengin teman-teman di Balikpapan juga bisa main di timnas. Yang penting semangat, fokus, percaya diri, dan yakin."
Dafa Zaidan Elfikri, bocah dari Balikpapan yang mengorbankan sebagian masa remajanya untuk mimpi besar.
Mimpinya tak selesai di sini, ia sedang menapaki jalan panjang menuju panggung dunia dengan kepala tegak dan semangat yang tak pernah surut.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.