Berita Nasional Terkini

Gibran sebut Bonus Demografi adalah Kesempatan Emas, Anies Ungkap 2 Ujian Bagi Indonesia

Wapres Gibran sebut bonus demografi adalah kesempatan emas. Sementara, Anies mengungkap 2 ujian bagi Indonesia dengan adanya bonus demografi ini.

|
Editor: Amalia Husnul A
Kompas.com/Firda Janati/Dinda Aulia Ramadhanty
BONUS DEMOGRAFI - Wapres Gibran Rakabuming Raka saat melayat dan ikut shalat jenazah penyanyi senior Titiek Puspa di Masjid An-Nur, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (11/4/2025). Kanan: Mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, Kamis (20/2/2025). Beda pendapat Gibran dan Anies soal bonus demografi. (Kompas.com/Firda Janati/Dinda Aulia Ramadhanty). 

TRIBUNKALTIM.CO - Baru-baru ini, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyampaikan monolog terkait sejumlah hal termasuk bonus demografi. 

Dalam monolognya, Wapres Gibran menyebut Indonesia akan mendapatkan momen langka pada 2030-2045 yang disebut sebagai bonus demografi. 

Berbeda dengan Wapres Gibran, Anies Baswedan ketika ditanya soal bonus demografi menyebut dua ujian yang akan dihadapi Indonesia. 

Wapres Gibran menyebut bonus demografi adalah ketika sebanyak 208 juta penduduk Indonesia pada kurun 2030-2045 akan berada pada usia produktif. 

Baca juga: Video Monolog Gibran yang Bahas Bonus Demografi dan Film Jumbo Tuai Respons Negatif, Dislike 27 Ribu

Gibran mengatakan, Indonesia saat ini dalam berada momen yang sangat menentukan di tengah tantangan global.

Baik itu perang dagang, geopolitik, hingga perubahan iklim.

Namun, ia yakin Indonesia dapat melalui semua itu karena generasi muda yang produktif akan mendominasi untuk mewujudkan Indonesia Emas.

"Teman-teman, tantangan ini memang ada. Bahkan begitu besar, tapi yakinlah peluang kita juga jauh lebih besar," kata Gibran di kanal YouTube pribadinya yang diunggah pada Sabtu (19/4/2025).

Lanjut Gibran, lebih dari separuh penduduk Indonesia akan berada pada usia produktif pada momen tersebut.

Kesempatan Emas

Menurutnya, momentum bonus demografi tersebut merupakan jawaban sekaligus kesempatan emas untuk masa depan Indonesia.

"Ini adalah peluang besar kita, ini adalah kesempatan emas kita untuk mengelola bonus demografi agar bukan menjadi sekedar bonus, bukan menjadi sekedar angka statistik yang fantastis, tapi sebagai jawaban untuk masa depan Indonesia," ujar Gibran.

BONUS DEMOGRAFI - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka tiba-tiba berbicara mengenai bonus demografi yang sedang terjadi di Indonesia, Sabtu (19/4/2025). Peneliti BRIN Lili Romli mengomentari soal video monolog yang dibuat oleh Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka yang membahas soal bonus demografi.
MONOLOG WAPRES GIBRAN - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka tiba-tiba berbicara mengenai bonus demografi yang sedang terjadi di Indonesia, Sabtu (19/4/2025). Gibran sebut bonus demografi adalah kesempatan emas. Sementara, Anies mengungkap 2 ujian yang menantang dari bonus demografi.  (Tangkapan Layar YouTube Gibran Rakabuming)

Putra sulung Joko Widodo (Jokowi) itu mendorong generasi muda untuk menyiapkan diri, memiliki mimpi besar, dan keberanian untuk membuat terobosan.

Gibran juga mengingatkan bahwa generasi muda harus bisa beradaptasi dan menjadi tonggak kemajuan.

Baca juga: Video Monolog Gibran Soal Bonus Demografi Dinilai Cari Perhatian Publik, Memperjelas Motif Politik

"Karena penentu di era kompetisi saat ini bukan siapa yang paling kuat, tapi siapa yang paling cepat belajar, cepat beradaptasi, dan cepat memanfaatkan peluang," ujar Gibran.

Ujian bagi Indonesia

Berbeda dengan Gibran, mantan gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan justru melihat bonus demografi sebagai ujian bagi Indonesia.

Sebab, bonus demografi tetap memiliki batas waktu ketika masyarakat dengan usia produktif semakin menua.

Hal tersebut disampaikannya dalam sebuah utas yang diunggahnya di akun X-nya, @aniesbaswedan.

"Bonus demografi bukan hadiah, tapi ujian yang menantang kita untuk menyiapkan manusia dan tidak sekadar mengagungkan angka," tulis Anies, dikutip Selasa (22/4/2025).

Anies mengatakan, ujian pertama dari bonus demografi adalah menghadirkan sistem yang mendukung generasi muda untuk berkembang dan produktif.

Namun yang terjadi justru sebaliknya, generasi muda hidup dalam tekanan berlapis dan tak ditopang oleh sistem yang memadai.

"Di balik narasi anak muda pekerja keras, tersembunyi kenyataan yang lebih pahit. Mereka bertahan hidup, bukan bertumbuh.

Mereka sibuk, tapi tak selalu sejahtera. Dan bila sistem tetap diam, maka yang muncul adalah generasi pekerja yang kelelahan dalam senyap," ujar Anies seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.

Ujian kedua adalah ketika masyarakat dengan usia produktif itu semakin tua.

Baca juga: Respons BRIN Soal Monolog Wapres Gibran Angkat Tema Dekat sama Anak Muda, Lili: Bermotif Politik

Negara tentu harus memikirkan jaminan pensiun, layanan kesehatan, dan keberlangsungan fiskal pada masa tersebut.

Calon presiden nomor urut 1 pada Pilpres 2024 itu mengatakan bahwa jika sistem tak disiapkan segera, maka Indonesia berpotensi menyambut krisis yang lebih dalam ketika bonus demografi selesai.

"Ujian yang mendesak kita menegakkan keadilan, bukan sekadar mengada-adakan pertumbuhan.

Dan seperti janji kemerdekaan, ini pun harus dilunasi," ujar Anies.

3 Kunci Hadapi Bonus Demografi

Mantan gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan bahwa bonus demografi dapat dimanfaatkan jika pihak yang berkepentingan tidak melakukan tiga hal.

Pertama adalah yang paling penting, yakni pendidikan untuk para generasi muda yang disebut-sebut sebagai jawaban terhadap tantangan masa depan.

Hal tersebut disampaikannya dalam sebuah utas yang diunggahnya di akun X-nya, @aniesbaswedan.

"Pertama, pendidikan selalu jadi kunci. Bukan sekadar soal kurikulum, tapi tentang keberdayaan.

Pendidikan harus membekali anak muda dengan literasi, kreativitas, kecakapan yang relevan, pikiran kritis, serta keberanian untuk ambil peran," tulis Anies, dikutip Selasa (22/4/2025).

Kedua adalah membangun sistem ekonomi yang memberi ruang bagi yang kecil dan baru merintis.

Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, Anies mengatakan, akses terhadap kredit, pelatihan, dan pasar tak boleh jadi kemewahan. 

Lalu, masyarakat yang memiliki keinginan untuk bekerja, harus diberi landasan untuk naik kelas.

"Ketiga, beri ruang bagi partisipasi anak muda dalam pengambilan keputusan.

Mereka bukan sekadar pewaris masa depan tapi juga penentu hari ini.

Jangan hanya libatkan dalam diskusi formalitas, tapi berikan peran dan posisi.

Tentu atas dasar meritokrasi, bukan koneksi," kata Anies

Baca juga: Prabowo Didesak Ganti Wapres Gibran oleh Sejumlah Purnawirawan TNI, PSI Pasang Badan

(*)

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved