Paus Fransiskus Meninggal

Prabowo Utus Jokowi dan 3 Tokoh Lain Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan

Presiden Prabowo tunjuk 4 tokoh untuk hadiri pemakaman pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus, di Vatikan.

Tribunnews.com/Irwan Rismawan
JOKOWI DIUTUS PRABOWO - Presiden Prabowo Subianto bersama Presiden ke-7 RI Joko Widodo memberikan keterangan usai melakukan pertemuan di Kediaman Presiden Prabowo Subianto, Jakarta, Jumat (6/12/2024) malam. Prabowo tak bisa hadir, utus Jokowi dan 3 tokoh lain hadiri pemakaman Paus Fransiskus (Tribunnews.com/Irwan Rismawan) 

Ia menjabat sebagai Provinsial Jesuit Argentina dan kemudian terpilih menjadi Uskup Agung Buenos Aires pada 1998, sebelum akhirnya dipilih sebagai Kardinal pada 2001.

Keberhasilannya dalam berbagai posisi gerejawi mengantarkannya menjadi kandidat yang kuat dalam Konklaf 2013, yang akhirnya memilihnya menjadi Paus Fransiskus.

Kepemimpinan Paus Fransiskus

Paus Fransiskus memulai masa jabatannya dengan berbagai reformasi dan perubahan signifikan.

Dalam kunjungan internasional pertamanya pada 2013, ia mengunjungi Brasil untuk merayakan Hari Pemuda Sedunia dan menyampaikan pesan inklusivitas, salah satunya dengan komentarnya yang terbuka tentang kaum homoseksual.

Fransiskus menegaskan bahwa gereja harus lebih menyambut mereka yang mencari Tuhan, meskipun mereka tidak sepenuhnya sesuai dengan ajaran tradisional gereja.

Sebagai Paus, Fransiskus juga dikenal dengan upayanya untuk memperbaiki citra gereja, mengatasi isu pelecehan seksual oleh oknum rohaniwan, serta mengurangi kekuasaan dan kekayaan Gereja Katolik.

Pada 2015, ia meluncurkan ensiklik "Laudato Si'," yang memperingatkan dunia tentang bahaya perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.

Pandangan Sosial dan Isu Kontemporer

Paus Fransiskus terus menyuarakan pandangannya yang progresif, terutama dalam hal sosial dan lingkungan.

Ia mendukung teori Big Bang dan evolusi, serta mengajukan perubahan dalam kebijakan gereja terkait hukuman mati dan hak-hak sipil untuk pasangan sesama jenis.

Meskipun ia mempertahankan sikap konservatif dalam beberapa hal, seperti penolakan terhadap penahbisan perempuan sebagai pendeta, ia tetap mengadvokasi kesetaraan dan penghormatan terhadap semua manusia, tanpa terkecuali.

Pada 2018, Paus Fransiskus membuat langkah berani dengan mengubah posisi Gereja Katolik mengenai hukuman mati, menyatakan bahwa hukuman mati kini dianggap tidak dapat diterima.

Selain itu, ia juga telah mengambil tindakan untuk mengatasi masalah pelecehan seksual dalam gereja, meskipun tidak lepas dari kritik.

Aktivisme Lingkungan dan Keberlanjutan

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved