Liputan Khusus

'Tamu Banyak dan Royal', Pengakuan Pelaku Prostitusi di IKN Kaltim, Segini Besaran Tarifnya

Tarif bervariasi antara Rp400 ribu hingga Rp700 ribu, tergantung kesepakatan antara pelanggan dan pekerja seks komersial (PSK).

TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO
LIPUTAN KHUSUS - Penampakan Istana Garuda di IKN Nusantara, Kalimantan Timur pada 26 April 2025 sore. Pengakuan pelaku prostitusi di IKN Kaltim, sebut tamu banyak dan royal (TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO) 

TRIBUNKALTIM.CO - Geliat prostitusi di kawasan IKN Kalimantan Timur ternyata secara diam-diam tumbuh subur dibalik megaproyek yang di kadang-kadang sebagai kota masa depan Indonesia.

Layanan esek-esek di IKN Kaltim ini kebanyakan bergerak di bawah radar, memanfaatkan aplikasi pesan singkat dan media sosial untuk menawarkan jasa.

Tarif bervariasi antara Rp400 ribu hingga Rp700 ribu, tergantung kesepakatan antara pelanggan dan pekerja seks komersial (PSK).

"Lumayan, di sini (IKN) peminatnya tinggi. Kebanyakan dari mereka pendatang dan jarang ada yang nawar," ujar seorang wanita muda yang mengaku PSK di kawasan IKN.

Menariknya, mayoritas PSK yang beroperasi di IKN berasal dari luar Kalimantan, seperti Makassar, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera, hingga Jawa Tengah.

Baca juga: Pengakuan Pelaku Prostitusi di IKN Kaltim, Sehari Bisa Layani 8 Pelanggan karena Permintaan Tinggi

Mereka datang dengan tujuan khusus, yakni menjajakan jasa di tengah peluang ekonomi yang menjanjikan di area yang sedang berkembang pesat ini.

"Saya dapat informasi dari teman, katanya di sini (IKN) tamu banyak dan royal. Setelah saya coba  sendiri, ternyata benar," ungkap seorang PSK lainnya.

Sebagian dari mereka bahkan direkrut melalui perantara yang mereka sebut “mami”, yang berperan sebagai koordinator.

Para mami ini mengatur segala kebutuhan, mulai dari tempat tinggal hingga mencarikan pelanggan.
"Kalau teman-teman saya banyak yang pakai mami, jadi nggak perlu repot.

Semuanya sudah diatur dari awal," tambahnya.

Meski mengakui keuntungan finansial yang besar, para pelaku prostitusi ini juga menyadari risiko  kesehatan yang mengintai.

Mereka mengklaim rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, baik secara mandiri maupun dengan dokter langganan.

"Takut sih sebenarnya, makanya kami jaga kebersihan dan rutin cek ke dokter," tutur salah satu PSK dengan nada serius. 

Menyasar Pekerja Konstruksi IKN hingga Warga Sekitar

Praktik prostitusi berkedok "open BO" yang kehadirannya ternyata sudah sejak lama terjadi melalui aplikasi daring.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved