Berita Nasional Terkini
Nadiem Makarim, Eks Menteri Pendidikan yang Berpeluang Diperiksa Kejagung soal Korupsi Kemendikbud
Sosok Nadiem Makarim, mantan Menteri Pendidikan yang berpeluang diperiksa Kejagung soal korupsi Kemendikbud.
TRIBUNKALTIM.CO - Sosok Nadiem Makarim, mantan Menteri Pendidikan yang berpeluang diperiksa Kejagung soal korupsi Kemendikbud.
Kejaksaan Agung (Kejagung) masih mendalami kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbudristek periode 2019-2023.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar menyebut, pihaknya belum menetapkan satu orang pun tersangka dalam perkara ini.
"Penyidik sedang fokus untuk mengumpulkan bukti-bukti dari berbagai alat bukti yang membuat terang tindak pidana ini dan tentunya melalui penyidikan ini dapat ditemukan siapa tersangkanya," kata Harli saat ditemui di Gedung Puspenkum Kejagung, Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Baca juga: Kejagung Ungkap Dugaan Korupsi Rp9,9 Triliun Pengadaan Laptop Chromebook di Kemendikbud 2019-2023
Adapun dalam kasus ini, Kejagung telah melakukan penggeledahan di dua apartemen berbeda milik Staf Khusus Mendikbudristek Bidang Isu-isu Strategis Fiona Handayani (FH) dan Staf Khusus Mendikbudristek Bidang Pemerintahan, Jurist Tan (JT).
Kedua sosok tersebut merupakan staf khusus Mendikbudristek Nadiem Makarim, saat masih menjabat.
Harli menjawab soal kemungkinan Nadiem Makarim akan ikut diperiksa terkait kasus ini.
Menurutnya, soal pihak-pihak mana saja yang akan diperiksa merupakan kewenangan penyidik dan tergantung kebutuhannya.
"Siapa pun yang membuat terang tindak pidana ini bisa saja dilakukan pemanggilan dan pemeriksaan," jelasnya.
Dia menuturkan, soal tugas-tugas para Staf Khusus tersebut di lingkungan Kemendikbudristek tentu akan menjadi substansi penyidikan.
"Tentu nanti akan, itu juga menjadi subtansi penyidikan, pemeriksaan. Jadi apa yang menjadi tugas-tugas yang bersangkutan, apa yang dia lakukan, apakah tugas itu dilakukan sendiri atau karena atas perintah, baik perintah jabatan atau orang misalnya, ini semua akan diungkap dalam proses penyidikan," tutur Harli.
Awal Mula Kasus
Harli Siregar mengungkap penyidik Kejagung telah meningkatkan status perkara dugaan korupsi pengadaan laptop berbasis Chromebook ke tahap penyidikan.
"Penyidik pada Jampidsus telah menaikkan status ke tahap penyidikan terkait penanganan perkara dugaan korupsi pada Kemendikbudristek dalam program digitalisasi pendidikan tahun 2019-2022," kata Harli dalam keteranganya, Senin (26/5/2025).
Lebih jauh Hari pun menjelaskan bahwa pengusutan kasus itu bermula pada tahun 2020 ketika Kemendikbudristek menyusun rencana pengadaan bantuan peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi satuan pendidikan mulai dari dasar hingga atas.
Hal itu bertujuan untuk pelaksanaan asesmen Kompetensi Minimal (AKM).
Padahal saat pengalaman uji coba pengadaan peralatan TIK berupa chromebook 2018-2019 hal itu tidak berjalan efektif karena kendala jaringan internet.
"Bahwa kondisi jaringan internet di Indonesia sampai saat ini diketahui belum merata, akibatnya penggunaan Chromebook sebagai sarana untuk melaksanakan kegiatan Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) pada satuan pendidikan berjalan tidak efektif," katanya.
Berdasarkan pengalaman uji coba tersebut dan perbandingan beberapa operating system (OS), tim teknis yang mengurus pengadaan itu pun membuat kajian pertama dengan merekomendasikan penggunaan spesifikasi OS Windows.
Akan tetapi saat itu Kemendikbudristek justru malah mengganti spesifikasi pada kajian pertama itu dengan kajian baru dengan spesifikasi OS berbasis Chromebook.
"Diduga penggantian spesifikasi tersebut bukan berdasarkan atas kebutuhan yang sebenarnya," katanya.
Lebih jauh Harli menuturkan, bahwa diketahui Kemendikbudristek mendapat anggaran pendidikan total sebesar Rp Rp 9.982.485.541.000 atau Rp 9,9 triliun 2019-2022.
Di mana jumlah tersebut di antaranya dialokasikan sebesar Rp3.582.607.852.000 atau Rp 3,5 triliun untuk pengadaan peralatan TIK atau chromebook tersebut dan untuk dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp 6.399.877.689.000 atau Rp 6,3 triliun.
Atas dasar uraian peristiwa yang diperoleh dari keterangan saksi-saksi dan alat bukti lainnya, ditemukan adanya tindakan persekongkolan atau permufakatan jahat.
Di mana kata Harli hal itu dilakukan dengan cara mengarahkan kepada tim teknis yang baru agar dalam pengadaan TIK untuk menggunakan laptop dengan Operating System Chromebook dalam proses pengadaan barang dan jasa.
"Dan bukan atas dasar kebutuhan ketersediaan peralatan TIK yang akan digunakan dalam rangka pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) serta kegiatan belajar mengajar," jelasnya.
Sosok Nadiem Makarim
Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. merupakan sosok yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi periode 2019-2024.
Pria yang akrab disapa Nadiem Makarim itu dikenal sebagai seorang pengusaha.
Ia juga merupakan pendiri Gojek, yakni perusahaan jasa ojek berbasis daring yang beroperasi di Indonesia dan sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Singapura, Vietnam, dan Thailand.
Berikut profil Nadiem Makarim.
Kehidupan Pribadi
Dilansir dari situs Wikipedia, Nadiem Makarim lahir di Singapura pada 4 Juli 1984. Saat ini, ia telah berusia 40 tahun.
Nadiem Makarim telah memiliki istri yang bernama Franka Franklin.
Kedua pasangan itu juga telah dikaruniai tiga buah hati.
Pendidikan
Nadiem Makarim menjalani proses pendidikan dasar hingga SMA secara berpindah-pindah dari Jakarta ke Singapura.
Pada saat SD ia menimba ilmu di SD Al Izhar, Pondok Labu, Jakarta.
Kemudian selepas menyelesaikan pendidikan SMA-nya di Singapura, pada 2002 ia mengambil jurusan Hubungan Internasional di Universitas Brown, Amerika Serikat.
Nadiem sempat mengikuti pertukaran pelajar di London School of Economics.
Setelah memperoleh gelar sarjana pada tahun 2006, tiga tahun kemudian ia mengambil pascasarjana dan meraih gelar Master of Business Administration di Harvard Business School.
Karier
Nadiem Makarim memulai karier sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company pada 2006.
Setelah memperoleh gelar Magister, ia terjun sebagai pengusaha dengan mendirikan Zalora Indonesia.
Di perusahaan tersebut ia juga menjabat sebagai Managing Editor.
Setelah keluar dari Zalora, ia kemudian menjabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus mengembangkan Gojek yang telah ia rintis sejak tahun 2011.
Berkat kinerjanya yang luar biasa, Nadiem pun ditunjuk untuk menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di era Pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo (2019-2024).
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kejagung Tak Tutup Kemungkinan Periksa Nadiem Makarim di Kasus Korupsi Pengadaan Laptop Kemendikbud
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.