Aplikasi
Hati-hati Vishing, Ini 4 Tanda Modus Penipuan via Telepon dan Cara Menghindarinya
Di era digital yang serba cepat, penipuan tidak lagi hanya datang melalui pesan singkat atau e-mail, tapi kini juga terjadi lewat panggilan telepon
TRIBUNKALTIM.CO - Di era digital yang serba cepat, penipuan tidak lagi hanya datang melalui pesan singkat atau e-mail, tapi kini juga marak terjadi lewat panggilan telepon.
Modus ini dikenal dengan nama vishing atau voice phishing, yaitu upaya penipuan dengan menyamar sebagai pihak yang tampak resmi dan terpercaya demi mendapatkan informasi pribadi atau akses ke sistem digital korban.
Serangan ini tidak mengenal perangkat—baik pengguna Android maupun iPhone sama-sama bisa menjadi targetnya.
Pelaku vishing sering kali menggunakan teknik manipulasi psikologis yang membuat korban merasa cemas, terdesak, atau percaya bahwa panggilan tersebut benar-benar penting.
Mereka bisa mengaku sebagai petugas bank, tim IT perusahaan, bahkan pejabat pemerintah.
Baca juga: Tanda Titik 3 Bergaris di Grup WhatsApp, Benarkah Ada Hacker dan Bisa Sedot Dana? Ini Penjelasannya
Padahal, semua itu hanyalah cara licik untuk menjebak korban agar mengungkapkan data sensitif, seperti password, kode OTP, atau bahkan untuk menginstal aplikasi berbahaya.
Google lewat tim analisis sibernya, Google Threat Intelligence, mengeluarkan peringatan penting terkait maraknya serangan siber lewat panggilan telepon.
Teknik ini merupakan rekayasa sosial di mana pelaku menelepon target dengan berpura-pura menjadi pihak terpercaya.
Tujuannya adalah mengelabui korban agar memberikan akses ke perangkat atau data sensitif seperti informasi login atau password.
Pengguna diimbau untuk tetap waspada dan segera menutup telepon dari nomor tak dikenal yang mencurigakan.
Agar lebih waspada, berikut pola umum dari serangan vishing yang sering dilaporkan:
1 . Penelpon mengaku dari tim IT perusahaan, terutama Salesforce atau platform kerja lainnya.
2. Mereka meminta korban untuk menginstal aplikasi tertentu atau mengakses tautan yang dikirim lewat e-mail atau SMS.
3. Nada pembicaraan terdengar meyakinkan, sering kali mendesak dan menciptakan rasa darurat.
4. Penelpon bisa menyebut nama kolega atau informasi internal untuk terlihat kredibel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.