Berita Nasional Terkini

Ramai di Medsos, Kader PSI sebut Jokowi Sudah Memenuhi Syarat sebagai Nabi, Jhon Sitorus: Hati-hati

Ramai di medsos, kader PSI sebut Jokowi sudah memenuhi syarat sebagai nabi. Pegiat Media Sosial, Jhon Sitorus mengingatkan agar berhati-hati

|
Editor: Amalia Husnul A
KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati
PUJI JOKOWI - Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) saat ditemui di rumahnya di Solo, Rabu (28/5/2025). Ramai di medsos, kader PSI sebut Jokowi sudah memenuhi syarat sebagai nabi. Pegiat Media Sosial, Jhon Sitorus mengingatkan agar berhati-hati. (KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati). 

Sebelumnya, Dedy menuliskan bahwa Jokowi sudah memenuhi syarat sebagai seorang nabi saat membalas komentar miring warganet yang menyindir kedekatan Jokowi dengan rakyat

"Jadi nabi pun sebenarnya beliau ini sudah memenuhi syarat, cuman sepertinya beliau menikmati menjadi manusia biasa dengan senyum selalu lebar ketika bertemu dengan rakyat.

Sementara di dunia lain masih ada saja yang tidak siap dengan realitas bahwa tugas kenegaraan beliau sudah selesai dengan paripurna," tulisnya

Pernyataan Dedy tersebut menjadi perhatian luas warganet

Dedy dianggap berlebihan dalam memberikan pujian kepada Jokowi

Dia kemudian membuat penjelasan terkait pernyataannya tersebut.

Menurutnya, tidak semua penyebutan "nabi" berarti secara literal menerima wahyu dari Tuhan seperti yang dipahami dalam Islam atau Kristen.

Dia juga tak sepakat dengan persepsi bahwa seorang nabi harus menerima wahyu secara langsung dari Tuhan

"Orang yang menerima wahyu dari Tuhan untuk disampaikan kepada umat manusia.

Namun, dalam perbincangan filsafat, sastra, dan tafsir sosial, kata nabi juga sering digunakan secara kiasan atau simbolik," ujarnya

Dia pun merasa pernyataannya tersebut tidak salah dan tidak harus disalahkan

"Tidak perlu banyak orang untuk mengawali pemikiran. Banyak ide besar dalam sejarah justru berangkat dari satu orang yang melihat sesuatu yang orang lain belum lihat.

Dulu orang menganggap Nelson Mandela pengacau, sebelum akhirnya disebut pembawa cahaya rekonsiliasi.

Mahatma Gandhi dulu dianggap aneh dengan strategi ahimsa, sebelum dunia menyebutnya nabi tanpa senjata.

Sifat kenabian tidak harus selalu disematkan oleh massa. Kadang, satu orang yang mampu menjaga integritas, sabar dalam difitnah, tidak membalas kebencian dengan kebencian, dan tetap memimpin dengan ketenangan, jauh lebih mencerminkan karakter kenabian daripada mereka yang sibuk mengaku-ngaku “paling religius.”

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved