Cerita Brigjen TNI Adek Chandra saat Pimpin Korem 092/Maharajalila, Semua Berawal dari Elai

 TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Brigjen TNI Adek Chandra Kurniawan resmi dimutasi. Adek Chandra saat ini menjabat sebagai Kasetum TNI menggantikan Brigjen TNI Mohammad Sjahroni.

Usai melepaskan jabatannya sebagai Danrem 092/Maharajalila, Brigjen TNI Adek Chandra Kurniawan menceritakan bahwa sebelum memimpin Korem 092/Maharajalila, dia sempat memakan buah khas Kalimantan yakni buah Elai saat berkunjung ke Kalimantan Utara.

Beberapa waktu dari kejadian tersebut akhirnya Brigjen TNI Adek Chandra Kurniawan ditugaskan sebagai Danrem 092/Maharajalila.

Sehingga dia percaya bahwa energi dari buah Khas Kalimantan Utara tersebut telah membawanya bertugas di bumi benuanta selama 1 tahun 9 bulan. Bahkan buah Lai menjadi salah satu makanan favoritnya saat ini.

Baca juga: Habis Jutaan Rupiah dari Tarakan Kaltara demi Nonton Timnas Indonesia, Nyaris Nangis saat War Tiket

“Kalau makanan favorit saya sangat suka buah durian kuning khas Kalimantan (Lai). Karena itu makanan yang belum pernah saya makan sebelumnya dan saya makan saat saya berkunjung ke Kaltara dan pada akhirnya saya bertugas kesini (Kaltara),” cerita Brigjen TNI Adek Chandra Kurniawan, usai melakukan serah terima jabatan kemarin sore, Senin (17/6).

Saat ini dia harus meninggalkan Kaltara untuk menempati jabatan baru sebagai Kasetum TNI. Sayang, pada hari terakhir pamitan dirinya belum berkesempatan memakan buah Lai kembali karena sedang tidak musim.

“Tapi sayangnya pas mau pamitan ini Lai nya kok tidak ada. Jadi nanti kalau musim teman-teman bisa kirimkan saya ya,” celetuknya bersama awak media sambil tertawa.

Selain makanan favorit, selama bertugas 1 tahun 9 bulan, Brigjen TNI Adek Chandra Kurniawan juga memiliki beberapa tempat favorit yang pernah dikunjungi saat sedang bertugas. Salah satunya yakni Sungai Boh Kabupaten Malinau.

Menurutnya, selain pemandangan sungai yang indah dengan air jernih mengalir deras di antara bebatuan. Sungai Boh juga memiliki surga emas yang sangat potensial untuk Kaltara.

Pengalamannya saat mendampingi Gubernur Kaltara dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) melakukan Kunjungan Kerja di daerah perbatasan ini ternyata membekas cukup dalam untuk prajurit lulusan Akademi Militer tahun 1997 ini.

“Kalau tempat berkesan dan favorit mungkin Sungai Boh di Malinau ya, waktu kita kunjungan kerja dan mencoba untuk mendulang emas,” tuturnya.

Meskipun dengan berat hati harus meninggalkan Kaltara, rotasi jabatan telah menjadi momen lumrah dalam tubuh organisasi. Oleh sebab itu, dia hanya berpesan kepada pejabat baru dalam hal ini Brigjen TNI Mohammad Sjahroni untuk menitipkan Kaltara dibawah tongkat komandonya.

“Titip Kaltara karena masih banyak program-program yang masih berjalan,” tandasnya. (*)