Tahun Baru Islam 2025
Ini Jenis-jenis Bid'ah di Bulan Muharram yang Wajib Dihindari Umat Muslim, Jangan Sampai Salah!
Bulan Muharram sering kali diwarnai oleh berbagai amalan bid'ah yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
TRIBUNKALTIM.CO - Salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam adalah bulan Muharram .
Namun, ironisnya, bulan Muharram sering kali diwarnai oleh berbagai amalan bid'ah (inovasi dalam ibadah yang tidak ada dasarnya dari syariat Islam) yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu.
Nah, dalam artikel ini kita akan mengulas dua jenis bid'ah utama yang berkaitan dengan bulan Muharram .
Dua jenis bid'ah di bulan Muharram ini khususnya hari Asyura (10 Muharram), yaitu bid'ah kesedihan dari kelompok Rafidhah (Syi'ah) dan bid'ah kebahagiaan dari kelompok Nawashib.
Dikutip dari almanhaj.or.id, berikut ulasannya:
1. Bid'ah Kesedihan pada Rafidhah (Syi'ah) di Hari Asyura
Pada tanggal 10 Muharram, yang dikenal sebagai Hari Asyura , cucu Nabi Muhammad , Al-Husain bin Ali bin Abu Thalib, gugur syahid pada tahun 61 H.
Kesyahidan ini merupakan peristiwa besar yang meningkatkan derajat Al-Husain di sisi Allah.
Ia dan saudaranya, Al-Hasan, adalah pemimpin pemuda penghuni surga, dan cobaan yang menimpa mereka adalah bagian dari takdir Allah untuk meningkatkan kedudukan.
Namun, peristiwa syahidnya Al-Husain ini disalahgunakan oleh kelompok Rafidhah (Syi'ah) untuk memunculkan bid'ah kesedihan dan ratapan.
Kelompok ini, yang juga dicirikan dengan kebencian dan celaan terhadap para sahabat Nabi seperti Abu Bakar dan Umar, menjadikan Hari Asyura sebagai hari berkabung, sedih, dan ratapan yang berlebihan.
Amalan Bid'ah Kesedihan yang Mereka Lakukan:
- Menampakkan Syi'ar Jahiliah: Seperti menampar-nampar wajah, menjerit-jerit, menangis, mencabik pakaian, dan mengadakan acara belasungkawa ala Jahiliah.
- Mencela Generasi Salaf: Mereka menjadikan momen ini untuk mencela dan melaknat para sahabat Nabi serta generasi pertama Islam, seringkali dengan kisah-kisah yang banyak mengandung dusta.
- Tradisi Khusus di Muharram: Di beberapa negara, mereka membuat keranda "kubur Al-Husain", mengadakan pawai "Ya Husain, Ya Husain", menyalakan api, melarang berhias, tidak makan daging, dan tidak mengadakan perayaan nikah selama bulan ini.
Beberapa tradisi ekstrem bahkan mencakup memukuli diri sendiri hingga berdarah.
- Penyebaran Berita Dusta: Mereka melantunkan qasidah dan riwayat yang penuh kedustaan untuk membangkitkan kesedihan dan kefanatikan, serta menanamkan kebencian dan permusuhan di kalangan umat Islam.
- Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dengan kematian Al-Husain, setan menciptakan dua bid'ah besar: bid'ah kesedihan dan ratapan.
Ia menegaskan bahwa perbuatan tersebut bertentangan dengan syariat Islam, yang mengajarkan kesabaran dan harapan pahala saat ditimpa musibah.
Nabi Muhammad sendiri melarang tindakan seperti menampar wajah, mencabik pakaian, dan meratapi jenazah.
2. Bid'ah Kebahagiaan pada An-Nawashib
Berseberangan dengan Rafidhah, terdapat kelompok yang disebut Nawashib.
Mereka adalah golongan yang membenci Al-Husain dan ahlulbait Nabi.
Sebagai reaksi terhadap bid'ah kesedihan Syi'ah, mereka justru menjadikan Hari Asyura sebagai momen kebahagiaan dan kegembiraan.
Amalan Bid'ah Kebahagiaan yang Mereka Lakukan:
- Menampakkan Syi'ar Kegembiraan: Seperti bercelak, mengecat kuku, melebihkan uang belanja keluarga, dan memasak makanan khusus yang tidak biasa dilakukan, seolah-olah merayakan hari raya.
Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa perilaku Nawashib ini juga merupakan bid'ah.
Mereka adalah orang-orang yang bodoh, menghadapi kerusakan dengan kerusakan, dan kedustaan dengan kedustaan.
Tindakan mereka ini juga tidak memiliki dasar dalam syariat Islam.
Menjaga Kemurnian Ajaran Islam
Baik bid'ah kesedihan maupun bid'ah kebahagiaan di bulan Muharram adalah bentuk penyimpangan dari ajaran Islam yang murni.
Islam mengajarkan jalan tengah, yaitu bersabar saat ditimpa musibah dan bersyukur atas nikmat Allah, tanpa mengada-adakan amalan atau perayaan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya.
Penting bagi umat Muslim untuk memahami bahwa setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan dapat menjauhkan dari rahmat Allah.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:
"Maka Apakah orang-orang yang dijadikan (setan) menganggap pekerjaannya baik yang buruk lalu Dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh setan) ? Maka Sesungguhnya Allah melemparkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; Maka janganlah dirimu binasa karena bersedih terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. Faathir/35: 8)
Dan firman-Nya: "Katakanlah: “Apakah Kami akan memberitahukan kepada Anda tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yakni orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka mengira bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." (QS. Al-Kahfi/18: 103-104)
Umat Islam hendaknya senantiasa berpegang teguh pada Al-Qur'an dan As-Sunnah, serta merujuk pada pemahaman para ulama yang terpercaya, agar ibadah dan amalan yang dilakukan di bulan Muharram senantiasa diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. (*)
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
Bacaan Niat Puasa Asyura Tanggal 10 Muharram 2025 dalam Bahasa Indonesia Lengkap Keutamaannya |
![]() |
---|
Inilah Niat Puasa Tasua dan Asyura 1447 H/2025 M Lengkap Keutamaannya |
![]() |
---|
Bacaan Niat Puasa Tasua Tanggal 9 Muharram 2025 dalam Bahasa Indonesia Lengkap Keutamaannya |
![]() |
---|
Terjawab Besok Puasa Apa, Ini Jadwal dan Niat Puasa Tasua dan Asyura 1447 H/2025 M |
![]() |
---|
Besok Puasa Tasua 2025, Ini Niat dan Keutamaannya Lengkap Jadwal Puasa Asyura |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.