Berita Samarinda Terkini

Fresh Graduate hingga IRT di Samarinda Berharap Perbanyak Lowongan Kerja yang Minim Pengalaman

Tak sedikit mereka menaruh harap agar mendapat pekerjaan, serta perluasan pasar kerja

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Nur Pratama
TribunKaltim.co/Mohammad Fairoussaniy
LOWONGAN KERJA -  Ilustrasi Job Fair di Kota Samarinda 25–26 Juni 2025 lalu, banyak para pencari kerja berharap ada perluasan pasar kerja, salah satunya fresh graduate hingga ibu rumah tangga. (TribunKaltim.co/Mohammad Fairoussaniy) 

"Kalau dikatakan susah, ya susah, pertama sudah punya anak, sementara perusahaan, misal pertambangan butuhnya kita ada di lokasi, pertama jauh dari rumah, karena harus masuk site, jadi jauh dari anak kan,” terangnya.

"Diizinkan saja bekerja, keluarga juga mengizinkan, tetapi kasihan anak-anak, nggak bisa main sama ibunya" sambung Nurul.

BPS Kaltim: Pasar Kerja Kaltim Didominasi Pekerja Formal

Sementara itu, kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Timur (Kaltim) sendiri dari Badan Pusat Statistik (BPS)  per Februari 2025 masih menunjukkan dominasi pekerja formal. 

49,16 persen penduduk bekerja di Kaltim tercatat sebagai buruh, karyawan, atau pegawai.

Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana menjelaskan secara umum, status pekerjaan di Kaltim terbagi dalam 2 kategori besar: formal dan informal. 

Pekerja formal meliputi mereka yang bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai dan pelaku usaha yang dibantu buruh tetap. 

Sedangkan pekerja informal mencakup pelaku usaha mandiri, pekerja dibantu buruh tidak tetap atau tidak dibayar, pekerja bebas non-pertanian, serta pekerja keluarga.

“Pada Februari 2025, sektor informal menyerap 943.098 pekerja atau 46,92 persen dari total tenaga kerja. Kemudian pekerja formal masih mendominasi dengan jumlah 1.066.892 orang atau 53,08 persen,” terangnya.

Dibandingkan Februari tahun 2024 lalu, proporsi pekerja informal mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen poin.

Sedangkan pekerja formal mengalami penurunan dalam proporsi yang sama. 

Meski selisihnya kecil, dinamika ini patut dicermati sebagai sinyal perubahan struktur pasar kerja di daerah.

Peningkatan pekerja informal bisa mencerminkan adaptasi masyarakat terhadap tantangan ekonomi.

Namun, dapat menunjukkan peluang usaha baru yang muncul di luar sistem formal. 

“Walaupun pekerja formal masih mendominasi, sektor informal tetap perlu jadi perhatian dalam perumusan kebijakan ketenagakerjaan ke depan,” tegas Yusniar.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved