Daur Ulang Plastik PET, Mesin Serat Polyester Rancangan ITK Balikpapan untuk UMKM Tekstil 

Limbah plastik jenis Polyethylene Terephthalate (PET) menjadi salah satu permasalahan utama dalam  pencemaran lingkungan di kawasan pesisir Indonesia

Penulis: Iklan Tribun Kaltim | Editor: Budi Susilo
HO/ITK
MESIN INOVATIF ITK - Teknik Mesin Institut Teknologi Kalimantan (ITK) merancang sebuah mesin inovatif yang mampu mengolah limbah sampah plastik PET menjadi serat polyester sintetis, yang merupakan bahan baku potensial bagi industri tekstil rumahan. (HO/ITK) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Limbah plastik jenis Polyethylene Terephthalate (PET) menjadi salah satu permasalahan utama dalam pencemaran lingkungan di kawasan pesisir Indonesia dikarenakan sifatnya yang sulit untuk terurai, termasuk di Pantai Nelayan Balikpapan, Kalimantan Timur.

Dengan potensi sampah yang diperoleh sebanyak 30 kg per minggunya, dibutuhkan pendekatan tepat guna yang tidak hanya mampu mengurangi jumlah limbah, tetapi juga mengubahnya menjadi bahan yang lebih bernilai.

Untuk menjawab tantangan ini, sekelompok mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi Kalimantan (ITK) merancang sebuah mesin inovatif yang mampu mengolah limbah sampah plastik PET menjadi serat polyester sintetis, yang merupakan bahan baku potensial bagi industri tekstil rumahan.

20250630_ITKPET2
Solusi Inovatif Daur Ulang Plastik PET: Mesin Serat Polyester untuk UMKM Tekstil

Mesin ini dirancang dengan sistem pemanas berbahan bakar LPG dan mekanisme gaya sentrifugal yang didukung motor listrik.

Daya dari motor ditransmisikan ke sistem putaran cawan melalui kombinasi pulley dan sabuk-V (V-belt).

Dengan kapasitas pengolahan 1,5 kg per batch atau 4–5 kg per hari, mesin ini cocok untuk kebutuhan komunitas atau pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor tekstil.

Baca juga: BREAKING NEWS: Wamendikti Saintek Fauzan Resmikan Gedung Laboratorium di ITK Balikpapan Hari Ini

Berbeda dengan metode daur ulang skala besar, inovasi ini berfokus pada efisiensi, dan kemudahan pengoperasian. Mesin ini dilengkapi dengan cawan berbahan aluminium 6061 yang ringan dan tahan panas, serta poros diameter 15 mm yang dirancang aman secara mekanik.

Selain mengurangi pencemaran lingkungan, mesin ini membuka peluang usaha baru berbasis limbah plastik. Serat polyester hasil olahan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kain, bantal, isian boneka, dan berbagai kerajinan tekstil.

''Proyek ini membuktikan bahwa teknologi tepat guna dapat menyelesaikan masalah lingkungan sekaligus mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal,'' ujar Chaerul Qalbi AM, S.T., M.Sc., dosen pembimbing tim mahasiswa Rancang Bangun Mesin ITK.

Tim ini terdiri dari lima mahasiswa Teknik Mesin ITK, antara lain yaitu Hanif Tri Yuriardi, Iqsa Arada Wd, Dhiky Irvana, Fikry Rayhan Haryudhanto, dan Taufik Qurrohman. Dengan bimbingan dosen Teknik Mesin ITK, tim ini merancang seluruh aspek mesin, dimulai dari pemilihan material, perhitungan mekanis, desain rangka, sampai ke pengujian simulasi kekuatan strukturnya.

Ketua RT 52 Kampung Nelayan, yaitu Bapak Abdul Rahman, sangat menyambut positif inovasi ini. Ia pun menyampaikan harapannya.

"Dengan adanya inovasi dari mahasiswa Teknik Mesin ITK ini, saya berharap masalah limbah plastik PET di wilayah Balikpapan akan dapat tertangani dengan lebih baik melalui proses pengolahan langsung. Alat yang dibuat ini sangat berguna bagi para pengepul limbah PET, yang sebelumnya hanya dapat menjual plastik dalam bentuk mentah, kini bisa meningkatkan nilai jualnya dalam bentuk serat polyester. Kami juga berharap semoga kedepannya alat ini dapat dikembangkan dan diproduksi secara massal. Jika pemerintah setempat dapat memfasilitasi alat ini khususnya di daerah-daerah di balikpapan, maka bukan hanya sekedar menjadi sumber ekonomi baru bagi warga, tetapi akan tumbuh juga kesadaran bagi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah plastik, khususnya di daerah pesisir balikpapan,” ujar pak rahman.

Baca juga: ITK Balikpapan Hadirkan Last Child Semarakkan Malam Puncak Dies Natalis 8

Dengan adanya kegiatan Rancang Bangun Mesin (RBM) di kampus ITK, tim RBM mahasiswa ITK berhasil merancang sebuah alat yang tidak hanya bekerja secara teknis, tetapi juga memiliki manfaat bagi masyarakat.

Rancangan mesin ini telah direview bersama dengan tim dosen teknik mesin ITK untuk memastikan bahwa desain yang telah dibuat tersebut aman, efisien, dan sesuai dengan standar. 

Prototipe yang telah diuji secara teknis dan juga dianalisis secara menyeluruh ini, diharapkan dapat terus dikembangkan sebagai mesin daur ulang yang dapat diterapkan di berbagai wilayah Indonesia, khususnya daerah pesisir pantai. Inovasi ini menjadi bukti bahwa solusi untuk masa depan dapat dimulai dari lingkungan kampus mulai hari ini. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved