Tahun Baru Islam 2025

Peristiwa-Peristiwa Penting Para Nabi di 10 Muharram, Amalan yang Bisa Dilakukan di Hari Asyura

Di antara hari-hari dalam bulan tersebut, tanggal 10 Muharram yang dikenal sebagai Hari Asyura memiliki makna yang sangat istimewa dalam sejarah Islam

Freepik
PERISTIWA 10 MUHARRAM - Ilustrasi ucapan selamat Tahun Baru Islam. Berikut peristiwa penting di 10 Muharram (Freepik) 

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ : يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu. (HR. Muslim no. 1162)

Amalan 10 Muharram yang baik juga antara lain:

Pertama, memperbanyak puasa sebagaimana disabdakan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW:

أَفْضَلُ الصَّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ (رواه مسلم)

Maknanya: “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa bulan Muharram dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam” (HR Muslim)

Hadits di atas secara jelas menyatakan bahwa kita disunnahkan berpuasa di bulan Muharram, terutama pada hari kesepuluh Muharram yang disebut dengan puasa Asyura. Begitu juga hari kesembilan yang disebut puasa tasu’a’.

Bahkan Imam Syafi’i menyatakan dalam kitab al-Umm bahwa disunnahkan puasa tiga hari sekaligus, yaitu 9, 10 dan 11 Muharram.

Ketika ditanya mengenai puasa Asyura, Rasulullah menjawab:

يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Maknanya: “Menghapus dosa setahun yang telah berlalu” (HR Muslim)

Kedua, kita disunnahkan untuk meluaskan belanja kepada keluarga pada hari kesepuluh Muharram. Hal itu berdasarkan Sabda Rasulullah:

مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ (رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ وَغَيْرُهُمَا)

Maknanya: “Barang siapa melapangkan nafkah belanja kepada keluarganya (istri, anak dan orang-orang yang ia tanggung nafkahnya) pada hari ‘Asyura’, maka Allah akan melapangkan rezeki baginya sepanjang tahun” (HR ath Thabarani, al-Baihaqi dan lainnya).

Setelah menyebutkan beberapa jalur periwayatan dari hadits di atas dalam kitab Syu’abul Iman, Imam al-Baihaqi berkomentar:

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved